Tembus 200 komen gue double up
ⓝⓝⓝ
Letha berjalan gontai memasuki lingkungan rumahnya. Ini sudah malam, harusnya tadi siang Letha menjemput Jaehan di tempat biasa. Tapi Hoobin menawarkan diri untuk menjemput adik iparnya itu, kebetulan anak itu juga sedang libur sekolah.
Tubuh Letha rasanya sudah tidak kuasa menahan segalanya, mulai dari kepalanya yang pusing sampai hatinya yang hancur. Kenyataan seolah mempermainkan dirinya hari ini, atau barangkali memang dari dulu wanita itu sudah dipermainkan oleh takdir.
Begitu langkahnya sampai beberapa meter di depan gerbang menuju rumah atapnya, Letha tertegun karena melihat Jaemin yang berjalan dari arah rumahnya. Mata mereka saling bertemu, lalu Jaemin tersenyum.
"Eoh? Ternyata kau baru pulang?" Jaemin berkata dengan tangan yang dimasukkan ke dalam mantel hitamnya. "Aku baru saja mau kembali ke kantor."
Letha menjawab dengan sapaan. "Hai."
ⓝⓝⓝ
Jaemin dan Letha akhirnya mendudukan diri mereka di kursi taman dekat halte bus. Keduanya masih anteng dengan sunyi yang ada, yang satu memang tidak ingin bicara, yang satu malah ingin mengobrol sampai besok pagi.
"Jadi," kata Letha. "Ada apa malam-malam kau mengunjungiku?"
Jaemin menelan ludah gugup. "Begini, aku tadinya mau menawarimu pekerjaan."
Letha menoleh semangat, wajahnya yang semula mendung kini menjadi cerah bagai awan di langit Yunani. "Benarkah?!"
Jaemin mengangguk. "Begini, perusahaanku bekerja di bidang periklanan. Kebetulan kami sedang ada kerja sama dengan sebuah agensi model. Aku menyarankan orang dalam di agensi itu untuk merekrutmu menjadi bagian di tim pemasaran, gajinya mungkin tidak seberapa karena kau pemula. Tapi kalau kau bekerja keras, aku yakin kau akan mendapatkan promosi."
Letha terdiam, sejenak ia berpikir mungkin saja agensi model yang dimaksud Jaemin adalah agensi si keparat Jaehyon. Tapi hey, memangnya di Korea hanya ada satu agensi? Yang benar saja.
Penuh semangat Letha mengangguk. "Boleh, aku harus ke mana besok?"
Jaemin lantas memberikan sebuah kartu nama. "Besok datang saja ke kafe dekat kantorku. Orangnya akan kusuruh menunggumu di sana."
Sigap Letha menyambar kartu nama pemberian Jaemin, kesempatan dari Ethan sudah hilang, dan ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, benar kata Hoobin, semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Bahkan orang paling berdosa sekalipun.
Jaemin lalu beranjak. "Segitu saja ya, aku harus kembali ke kantor. Masih ada banyak pekerjaan."
Letha tersenyum ramah. "Kau tidak mau minum teh dulu? Jae–"
KAMU SEDANG MEMBACA
NUMINOUS
RomanceLetha selalu menanti saat di mana dia menjadi pengantin wanita, memakai gaun putih gading dan berjalan anggun di atas panggung dengan tepuk tangan tamu undangan sebagai sambutan. Ya, dia pernah merasakannya. Dan kini dia benci mendapati fakta kalau...