ⓝⓝⓝ
Jaehyon membuka ruangannya lalu membanting tubuhnya pada kursi kerja dengan keras. Ia melempar ponselnya kencang ke atas meja, Jaehyon masih tidak percaya melakukan hal konyol seperti tadi di depan banyak orang, oh ayolah, itu bukan dia yang sebenarnya.
Jaehyon yang sebenarnya itu adalah pribadi yang dingin dan kalem. Berpikir jernih dan cenderung tidak peduli terhadap sekitar. Ia hanya memedulikan apa yang menurutnya harus ia pedulikan saja.
Tapi kejadian tadi membuat matanya gelap dan pikirannya keruh bak air selokan yang diaduk oleh tangan petugas kebersihan.
"AISH!!!" serunya menahan kesal. "Kenapa aku bisa bodoh seperti tadi?"
Otaknya lalu memutar ulang kejadian di lobi utama tadi. Betapa ia bodoh, betapa emosinya menjadi konyol. Namun yang satu hal yang dapat Jaehyon simpulkan.
Dadanya panas saat melihat Letha dekat-dekat dengan pria lain seperti tadi.
"Tunggu, apa itu suaminya?" Jaehyon bertanya sendiri sembari memutar kursi kerjanya, berusaha mencari jawaban lain yang mungkin cocok.
"Tapi kalau dipikir lagi," katanya pelan. "Jaehan berkata kalau ia punya ayah yang tampan. Letha adalah ibu dari bocah itu. jadi ya bisa jadi pria kurang ajar itu suaminya Letha."
Kepala Jaehyon semakin mendidih, bukan karena ia melihat suami Letha. Tapi menyadari kalau ternyata Jaehyon masih lebih tampan dari ayah Jaehan. Pria Jung itu lalu tersenyum puas penuh makna.
"Setidaknya aku masih lebih tampan dari suaminya." Jaehyon berkata sembari senyum-senyum sendiri. Ia merasa menang karena tampangnya masih lebih berlian dari suaminya Letha. "Aku hanya harus membuktikan kalau sikapku bisa lebih baik dari suaminya. Setelah itu sudah, ceritanya tamat."
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk pelan.
"Ya?"
Letha kemudian masuk ke dalam ruangan Jaehyon dengan wajah ditekuk. Sejenak Jaehyon tidak bisa membaca ekspersi wajahnya.
"Apa ada yang mau kau bicarakan?" Jaehyon bertanya dengan maksud agar Letha menyadari kesalahannya. "Kau sadar apa kesalahanmu?"
Letha menggeleng. "Tidak tahu."
"Perlu aku beritahu apa kesalahanmu?" tanya Jaehyon pura-pura marah. "Kau menyalahgunakan tempat."
Alis Letha berkedut manja. "Permisi? Apa maksud Daepyo-nim?"
"Aku tahu ada banyak sekali wanita yang bersuami bekerja di agensi ini. Aku juga tidak melarang kalau suami mereka mengantar istrinya berangkat kerja," jelas Jaehyon mengada-ada sembari menggaruk wajahnya tidak gatal. "Tapi aku tidak suka saat agensi yang kakekku bangun dijadikan tempat bermesraan seolah halaman agensi ini adalah taman remaja."
KAMU SEDANG MEMBACA
NUMINOUS
Любовные романыLetha selalu menanti saat di mana dia menjadi pengantin wanita, memakai gaun putih gading dan berjalan anggun di atas panggung dengan tepuk tangan tamu undangan sebagai sambutan. Ya, dia pernah merasakannya. Dan kini dia benci mendapati fakta kalau...