NUMINOUS: 14

861 196 51
                                    

ⓛⓛⓛ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ⓛⓛⓛ

Now Playing

Billie Eilish - Lovely

ⓛⓛⓛ

Persetan dengan kenapa Jaehyon bisa tersenyum. Yang jelas, hatinya menghangat sekarang, tanpa harus membuang waktu lebih lama lagi. Jaehyon lalu mengambil jas dan mantelnya di atas sofa lalu bergegas keluar ruangan.

Satu hal yang Jaehyon sadari saat pintu ruangannya terbuka, ia harus mencari tahu kenapa hatinya bisa sebegitu senang saat melihat Letha. Yang jelas-jelas, pertemuannya dengan wanita itu masih bisa dihitung jari.

ⓛⓛⓛ

Hari ini mungkin hari sial bagi Letha. Karena biasanya kedatangan bus tidak akan lama setelah jam pulang kerja. Namun ia harus menunggu lebih lama, sebab bus yang akan Letha naiki tidak kunjung datang.

Sempat ia putus asa dengan menundukan kepalanya, sampai ia menangkap sorot lampu mobil yang berhenti di depannya. Letha mendongakkan kepala dengan perasaan riang, yang kemudian harus pupus karena sumber kesakitan hatinya malah ada di hadapan mata. Ya, orang yang membuat ingatan Letha harus dikeruk ke atas permukaan, lagi dan lagi.

"Letha-ssi!" Jaehyon memanggil dari dalam mobil. "Ayo masuk."

Letha mengeratnya genggamannya pada tali tas yang ia apit. "Tidak, Daepyo-nim. Terima kasih."

"Permintaan nomor dua!" katanya saat mesin mobil mati. "Ayo masuk, biar aku antar."

Letha mengembuskan napas kesal. Lalu bergumam pelan. "Seenak hati, seperti biasanya."

ⓛⓛⓛ

"Jadi, um." Jaehyon memecah keheningan di dalam mobil. "Bagaimana kabarmu?"

Jaehyon sebenarnya pintar, terbilang cerdas. Namun itu tadi, adalah tanda bahwa kalau manusia juga bisa bodoh untuk waktu tertentu. Karena ayolah, mereka satu kantor. Apa tidak ada pertanyaan yang lebih berbobot?

"Baik," jawab Letha pelan.

Jaehyon lantas memutar setir dengan perasaan gugup. Ia tidak tahu harus berkata apa selanjutnya.

"Anu," ucap Letha akhirnya buka suara. "Daepyo-nim?"

"Ya! Ya? Apa?" Jaehyon menjawab terlalu bersemangat.

"Bukannya aku yang harusnya bertanya tentang kabar?" Letha berucap tentang perasaan yang mengganjal di hatinya.

"Maksudnya?" Jaehyon bertanya sedikit heran.

"Tentang malam itu," kata Letha setengah waspada. "Saat Daepyo-nim terlihat sangat kacau. Ada apa sebenarnya?"

Jantung Jaehyon berdegup kencang, ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan wanita ini.

NUMINOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang