ⓝⓝⓝ
Now Playing
Billie Eilish - Lovely
Pastikan kalian dengerin itu pas baca chapter ini.
ⓝⓝⓝ
Jaehyon memacu kecepatan mobilnya di atas rata-rata. Jalanan Kota Seoul dilindasnya membabi buta, Jaehyon masih memegang selembar foto yang diambilnya dari kotak cokelat di rumah Letha. Emosinya masih tak menentu, satu sisi ia merasa tenang namun juga gelisah.
Setir berputar ke kiri, pedal gas ditekan maksimal. Mobil berbelok menuju pekarangan kawasan elite Seoul. Jaehyon marah bukan main.
ⓝⓝⓝ
"Selamat datang, Tu-"
"Di mana Jeno?" tanya Jaehyon memotong sapaan pelayan rumah.
"Di atas Tuan," katanya bingung. "Mau saya panggilkan?"
Tidak Jaehyon jawab, kakinya melangkah lebar untuk menaiki anak tangga. Demi Tuhan, Jaehyon ingin meninju wajah adiknya itu. Ternyata, selama ini ia dibohongi.
BRAK!!
Jaehyon membuka pintu kamar Jeno kasar, menimbulkan suara gema ke seluruh ruangan. Sedangkan Jeno, ia tidak beraksi apa pun. Yang ada, jarinya kembali menari di atas papan ketik laptopnya.
"Tidak bisakah kau mengucapkan salam? Kak?" Jeno bertanya lalu menoleh sedikit.
Tidak Jaehyon indahkan ucapan adiknya. Dengan cepat pria itu membalikan kursi yang Jeno pakai sebagai tempat duduk di meja kerjanya.
"Katakan padaku yang sebenarnya, atau demi arwah ayah. Akan kuhajar wajahmu saat ini juga." Jaehyon menggeram sembari menarik kerah kemeja Jeno.
"Kau emosi." Jeno berkata santai. "Kau mar-"
BUGH!!!
Jeno tersungkur ke samping sebab Jaehyon meninju wajahnya kencang. Ia lantas menyeka luka di wajahnya.
"KATAKAN PADAKU YANG SEBENARNYA!!!" Jeno berteriak hilang kendali. "APA YANG TERJADI PADAKU 7 TAHUN LALU?!"
Jeno mundur selangkah, hantaman di wajahnya tadi membuat ia harus meringis kecil karena menahan nyeri. Tangan besar Jaehyon ternyata bukan cuma sebagai hiasan. Saat wajah Jeno menerima tijuan dari Jaehyon, rasanya bukan bercanda.
"Aku anggap kau sudah tahu semuanya." Jeno berkata sembari membuka laci dan mengambil selembar sapu tangan. "Percuma, Kak. Kau tidak akan percaya."
"JENO!!!" Jaehyon kembali berteriak, ia lalu menormalkan intonasi suaranya dan kembali bicara. "Apa aku terlihat sedang bercanda?"
"Apa yang sebenarnya terjadi? Katakan!" Jaehyon kembali menuntut. "Kau bilang saat itu aku hanya terjatuh dari tangga, dan sama sekali tidak kenal siapa pun. Lalu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
NUMINOUS
RomansLetha selalu menanti saat di mana dia menjadi pengantin wanita, memakai gaun putih gading dan berjalan anggun di atas panggung dengan tepuk tangan tamu undangan sebagai sambutan. Ya, dia pernah merasakannya. Dan kini dia benci mendapati fakta kalau...