NUMINOUS: 03

1.1K 300 60
                                    

Maaf telat ya gaes, tadinya mau update jam 4 sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf telat ya gaes, tadinya mau update jam 4 sore. Tapi karena aku baru beres UTBK jam 5 dan nungguin bus di terminal hampir 3 jam. Akhirnya update jam segini 😭😭

Jangan lupa vote sama komen kalian ya. Karena itu semangat buat aku dalam nulis cerita ini. 💚💚💚

ⓝⓝⓝ

Letha terbangun di atas ranjang kecing berkapasitas 1 orang, kepalanya masih pening dan nyeri. Selagi berusaha bangun, Letha meringis kecil. Tunggu di mana ini? Sedetik kemudian, gendang telinganya mendengar sayup suara di balik tirai. Letha tahu siapa dia.

"Dia hanya mengalami syok berat, tubuhnya terlalu terguncang." Suara pria yang terdengar sudah berumur berusaha menjelaskan tentang kondisi Letha pada Ethan.

"Apa harus dirawat?" Ethan bertanya khawatir.

"Tidak perlu, dia hanya harus istirahat dan menenangkan diri." Dokter memberi saran.

Pembicaraan mereka selesai, dan Ethan beringsut masuk ke dalam tirai untuk menemui Letha.

"Sudah bangun rupanya?" Ethan bertanya pelan lalu duduk di samping brankar. "Bagaimana? Apa yang kau rasakan sekarang?"

"Aku ingin membunuh orang," ucap Letha pelan sambil meremas selimut biru muda yang menutupi sebagian tubuhnya.

"Kau ini sebenarnya kenapa, sih?" Ethan bertanya penasaran sembari membuka kulit jeruk.

Letha memejamkan matanya sebentar, perlu waktu untuk dirinya mengendalikan diri setelah melihat sesuatu yang menijikan.

"Aku bertemu si keparat itu." Letha bertanya dengan mata memerah.

"Eh?" ucap Ethan hampir saja tersedak. "Siapa?"

"Jae–"

Ucapan Letha terpaksa harus ditahan karena tepat pada saat itu. Tirai terbuka, membuat Letha mau tidak mau harus melihat wajahnya lagi. Siapa pun, tolong bawa Letha pergi dari sini.

"Ethan? Bagaimana kondisi–"

Baik Letha maupun Jaehyon. Perkataan keduanya sama-sama terpotong tepat ketika mata mereka bertemu. Hati Letha bergemuruh semakin panas, dada Letha berdebar kencang bukan main. Tangannya mengepal kencang hingga mungkin telapak tangan Letha lecet oleh tekanan dari kuku miliknya.

"Syukurlah kau baik-baik saja." Jaehyon berkata tenang dan santai. "Aku tidak tahu kalau ada peserta wawancara di acara pembukaan."

"Ah benar," ucap Ethan terdengar seperti teringat sesuatu. "Dia wanita yang kemarin aku bicarakan, namanya Letha Park."

Jaehyon menoleh ke arah Letha. "Ah, senang bisa bertemu denganmu, Letha–"

Secepat kilat Letha bangkit dari tidurnya, dan meninju wajah Jaehyon tepat di hidungnya. "PERGI DARI SINI, BERENGSEK!!!"

NUMINOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang