NUMINOUS: 02

1.4K 322 68
                                    

Jangan lupa vote dan komennya biar aku tambah semangat update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya biar aku tambah semangat update. Tembus 200 komen gue double up, kalo gak tembus ya selamat bertemu 2 hari lagi hehehe.

ⓝⓝⓝ

Jaehan sudah tertidur sejak setengah jam yang lalu. Kini hanya ada Jaemin dan Letha di ruang tengah, masing-masing dari mereka memegang kaleng bir berwarna biru. Jika Jaemin ingin sekali bertanya, maka Letha ingin sekali menutup mulut.

Namun, Jaemin perlu tahu yang sesungguhnya. Secara tidak langsung Jaemin sudah terlibat ke dalam permasalahan yang entah apa akarnya.

"Sekarang jelaskan," ucap Jaemin dengan nada mengintrogasi. "Jelaskan semuanya."

Dengan pandangan kosong Letha menoleh. "Eoh"

"Apa yang terjadi?" Jaemin bertanya. "Ke mana Jaehyon?"

Letha tersenyum kikuk. "Jaehyon? Ah! Dia ada."

"Letha," panggil Jaemin dengan nada serius. "Aku sungguh-sungguh bertanya."

"Jaemin-ah." Letha berkata.

"Apa?" Jaemin menjawab.

"Bisa tidak jangan kita bahas dulu masalah itu? Aku butuh waktu," keluh Letha dengan mata memerah.

Jaemin paham keadaannya, pasti tidak mudah menceritakan masala sebesar ini pada orang yang baru saja kau temui. Apalagi Jaemin dan Letha baru saja bertemu setelah bertahun-tahun lamanya, astaga, betapa tidak sopannya dia. Tetapi, Jaemin tidak ingin Letha terpuruk sendirian, setidaknya dia harus bercerita, karena sebisa mungkin Jaemin akan membantu.

Walau ia tidak tahu, apa yang harus Jaemin lakukan saat ini selain diam dan mengerti.

"Baiklah, aku pulang ya. Kau bisa cerita kalau kau sudah siap." Jaemin berkata sebelum berpamitan

"E-eoh, maaf ya," ucap Letha terdengar bersalah.

Begitu pintu menuju luar rumah terbuka, bersamaan dengan itu juga pintu kamar ikut terbuka. Jaehan menangis melihat Jaemin yang akan pergi.

"Appa," rengeknya sembari berlari menghampiri Jaemin lalu memeluk paha Jaemin. "Jangan pergi Appa, Jaehan tidak mau sendirian lagi."

Melihat anaknya yang seperti itu, mendadak jantung Letha seakan berhenti berdetak.

Penuh ketabahan Jaemin berjongkok lalu mencengkram bahu Jaehan lembut. "Han-ah, ingat tidak obrolan kita di toko mainan?"

Jaehan mengangguk dengan mata dan wajah yang memerah ketakutan. "Ingat."

Jaemin kembali tersenyum. "Appa sudah bilang, kalau appa sedang mencari uang yang banyak. Supaya Jaehan bisa membeli mainan yang banyak, saat appa pergi, jangan nakal dan turuti semua perintah eomma, arraseo?"

NUMINOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang