Chapter 15: Regret

12.7K 1.3K 93
                                    

(Song By Huh Gak - Cosmos)

Mentari pagi yang cerah menyinari langit Seoul, terlihat pusat kota Korea itu penuh dengan aktivitas keseharian para penduduk yang menjalankan perkerjaannya masing-masing. Tidak terkecuali dengan Jennie yang tengah sibuk didalam kantornya bersiap untuk sidangnya besok. Walaupun disela kesibukan itu, pikiran nya tidak bisa meninggalkan kenangan semalam.

"Jennie! Tunggu!" Teriak Lisa.

Jennie semakin mempercepat langkahnya. Dia tidak ingin menjumpai Lisa, tidak disaat wajahnya telah basah oleh air matanya. Entah mengapa melihat Tiffany dan Lisa berciuman membuat dadanya sesak.

Tanpa diduga Lisa dapat menyusul langkah Jennie kemudian memegang gagang pintu mobilnya, Lisa dengan sigap tangan Jennie.

Damn that long legs pikir Jennie.

"Lepaskan Lisa!" Ucap Jennie dengan menepis sentuhan Lisa.

"Jennie, tadi itu tidak seperti yang apa kamu lihat" Walau dipikir Lisa aneh mengatakan ini, ia tetap merasa harus menjelaskan.

Jennie masih tak ingin menatap mata wanita dihadapannya itu.

"Jennie... ku mohon" pinta Lisa.

Jennie dongakkan pandangannya. Sungguh kaget Lisa saat melihat wajah cantik itu dihiasi oleh air mata. Pemandangan itu membuat Lisa merasakan perih.

"Untuk apa kamu menjelaskannya, Lisa? Aku tidak peduli, kita tidak memiliki hubungan apa-apa. Dirimu memperjelas hubungan kita hanyalah antara klien dan pengacara" Benar. Dan kenyataan itu menghantam keras Lisa.

"Tapi mengapa kamu lari dan menangis?" pertanyaan Lisa membuat Jennie kehabisan akal.

Bibir Jennie bak dijahit.

"Mengapa, Jennie?" Lisa masih mengulang pertanyaanya.

Seketika Jennie memasang wajah dinginnya, dan dengan perlahan melepas genggaman tangan Lisa dilengan nya.

"Ini semua tidak benar, Lisa. Kau mencium Tiffany unnie, dari segi apapun itu tidak benar. Dan aku tidak peduli, aku tidak berasumsi seperti apa yang kamu pikirkan karena aku telah bertunangan. Kurasa kamu benar, sebaiknya kita tetap profesional dengan relasi kita, hanya antara klien dan pengacara. Sampai jumpa di persidangan Bambam" Jennie perlahan masuk kedalam mobilnya, dan mulai melaju.

Lisa terdiam, heran dengan perkataan Jennie. Tahu rasanya dicampakan Tiffany menyakitkan? Bagi Lisa perkataan Jennie lebih menyakitkan dari itu. Lisa sendiri tidak percaya akan itu, tidak sampai setetes air mata telah membasahi pipinya.

Disisi lain Jennie menangis sejadi-jadinya, ia langsung pulang kembali apartementnya. Ketika ia membuka pintu, hal yang diharapkan adalah Jisoo sudah tidur, tapi Jisoo tetaplah Jisoo, ia tidak akan tidur sampai drama favoritenya selesai. Ketika melihat Jennie dengan mata sembapnya itu, tidak pikir panjang Jisoo segera memeluknya.

"Apa yang terjadi, Jennie?" Jisoo benar-benar khawatir, dia tidak pernah melihat Jennie begitu.

"Rasanya sakit, Unnie..." Jennie menangis tersedu-sedu.

"Sttttt... tenang" Diselipkannya elusan lembut dipundak Jennie.

Jisoo tidak ingin menanyakan lebih detailnya kali ini, ia akan menunggu Jennie tenang.

My Heart Belongs To You (JENLISA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang