[COMPLETED]
Ketika seorang Jennie yang keras kepala bertemu dengan perempuan bernama Lisa. Pertemuan mereka dipenuhi perseteruan satu sama lain.
Jennie yang seorang pengacara tidak menyangka, ternyata Lisa adalah seorang dokter yang menyelamatkan so...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari pertama dimana mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Setelah sebulan Lisa melamarnya di Eiffel Tower, Lisa membujuk Jennie untuk pindah ke apartement barunya. Dan tentu saja Jennie langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang. Walaupun mereka sudah bertunangan mereka tidak ingin buru-buru ingin menikah, namun yang pasti Lisa maupun Jennie tidak ingin berpisah lagi. Maka dari itu tinggal satu atap sebelum menikah adalah pilihan terbaik mereka.
Lisa dan Jennie sudah memberitahu keluarga mereka masing-masing. Dan reaksi yang paling lucu datang dari Kakeknya Jennie. Kakeknya tidak menyangka cucunya Jennie akan benar-benar menikah dengan Lisa, mungkin ia adalah orang tua yang pikiran nya yang masih tradisional. Namun, ia tidak keberatan dengan semua itu. Ia bahkan sangat bahagia Jennie dan Lisa bersatu.
Mereka merencanakan akan melangsungkan pernikahan di Belanda, negeri kincir angin. Dan setelah itu mereka akan berbulan madu di Switzerland, kampung halaman Ayah Lisa. Jennie sangat ingin mengunjungi lembah-lembah hijau yang tinggi, danau bak kristal, dan udara dingin nan segar. Namun, sayang mereka harus bersabar karena pernikahan mereka tidak akan berlangsung sampai lima bulan kedepan. Mereka ingin semuanya dipersiapkan dengan matang.
Suara dapur yang menampakan kesibukan dari Jennie yang melakukan suatu aktivitas, ia menyiapkan sarapan untuk Lisa. Sang yang ditunggu belum keluar dari kamarnya. Lisa akan memenuhi panggilan rumah sakit, karena ia resmi telah kembali kerumah sakit bergengsi itu. Tentu saja tempat Lisa dulu bekerja tidak ingin melepas dokter berharga mereka begitu saja.
Lisa melangkah kan kakinya perlahan kearah dapur, ia melihat tunangannya sibuk membalik pancake. Jennie masih belum menyadari kehadiran dibelakangnya. Lisa berniat untuk mengageti Jennie. Namun, sayang Jennie langsung membalikkan tubuhnya.
"Aku tahu apa yang akan kau lakukan, Lisa" Jennie tersenyum, ia lalu melanjutkan membuat sarapan itu.
Lisa tertawa gurih.
"Bagaimana kau tahu, baby?" Lisa kini melingkarkan tanganya dipinggang Jennie dan meletakan dagunya dipundak Jennie.
"Bau tubuhmu langsung merasuk kepenciumanku ketika kau berada didekatku" jawab Jennie santai.
Dan sekali lagi Lisa tertawa.
"Entah itu adalah sebuah pujian atau apa tapi kau sungguh hebat, Jennie. Tunggu... apa tandanya aku bau?"
Jennie sudah selesai dengan memasak pancake nya. Ia langsung menghadapkan tubuhnya ke Lisa dan mengalungkan tangannya dileher Lisa.
"Aku tidak ada bilang kau bau kan? Aku hanya mengenali wangi natural tubuhmu"
Lisa tersenyum dan lalu mencium perlahan bibir Jennie. Ciuman itu menjalar ke leher Jennie, sang mata kucing begitu menikmatinya.
"Do you know, baby? you look so sexy when you're wearing that apron" Lisa berbisik disela ciumannya.
