Chapter 20: Who Are You?

12.7K 1.3K 103
                                    

Jennie terbangun dipagi hari di rumah orang tuanya, melihat kamar lamanya yang tidak banyak berubah membawa beberapa kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie terbangun dipagi hari di rumah orang tuanya, melihat kamar lamanya yang tidak banyak berubah membawa beberapa kenangan.

Ketika dirinya keluar dari kamarnya dia menjumpai Ibunya lagi didapur menyiapkan sarapan. Jennie pun menyapa ibunya.

"Morning, Mom"

"Morning, honey. Apa kamu mau roti bakar atau bacon?"

"Aku akan minum kopi saja dulu, Mom. Aku tidak terlalu biasa sarapan belakangan ini"

Ibunya pun menggelengkan kepalanya.

"No...No kamu harus sarapan, jika kamu terus begitu nanti akan menjadi kebiasaan yang buruk, honey" Ibunya langsung meletakan piring yang sudah berisi roti bakar dihadapan Jennie.

Jennie tidak bisa berbuat banyak, dia pun menuruti perkataan Ibunya itu.

Jennie pun menyadari sesuatu.

"Mom?"

"Hmm?"

"Dimana Ayah?" Sebenarnya Jennie sendiri malas sekali menanyakan tentang Ayahnya.

"Ayahmu tadi pagi sekali langsung terbang ke Taiwan"

Jennie pun terdiam sebentar. Dia merasa kasihan dengan Ibunya, baginya Ibunya tidak pantas menerima semua penderitaan ini.

"Mengapa tidak berpisah saja dengan Ayah, Mom?"

Ibunya pun terdiam, dan menatap kebawah.

"Tidak semudah itu, Jennie"

"Mom, aku hanya tidak tahan lagi dengan perlakuan Ayah seperti ini. Dia selalu saja pergi meninggal Ibu sendiri dirumah. Percayalah, Mom. Aku sudah merasa kehilangan Ayah semenjak beberapa tahun yang lalu. Aku merasa dia bukan Ayahku lagi, dan dia tidak pantas mendapat peran itu lagi. Dan aku yakin Mom juga merasakan hal yang sama terhadap Ayah"

"Anakku, Dia adalah tetap Ayahmu walau bagaimana pun. Dia berbisnis demi kita semua" Ibunya menjawab dengan lesu.

"Mom, selalu saja membela Ayah. Dan itu bukan alasan untuk meninggalkan kita semua begini. Jika keluarga adalah prioritasnya seharusnya dia tahu siapa dan apa yang harus di utamakan. Mom, aku hanya ingin Mommy bahagia. Aku tidak bisa melihat Mom begini terus. Dan belum lagi dia memiliki simpanan diluar sana yang tidak tahu ada berapa. Dan disini Mommy, sendiri, menunggu Ayah. Aku sangat membenci Ayah, Mom. Aku sangat membencinya karena dia melakukan ini terhadap Mommy"

Tanpa sadar Jennie mulai menangis, dan melihat Jennie seperti itu, Ibunya pun mulai menitikan air matanya.

Jennie pun mulai memeluk Ibunya.

"Maaf kan, Mommy. Honey"

...

Jennie hari ini tidak kekantor, dia memutuskan untuk mengerjakan berkas-berkasnya dikamarnya. Dia ingin menemani Ibunya dirumah besar itu.

My Heart Belongs To You (JENLISA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang