Chapter 30: In Between

10.3K 1K 56
                                    

(Song by Kim Bum Soo - Sad Inflection)

Entah mengapa hari spesial ini lekas datang, yang pasti Lisa kini merasa berada dilangit ketujuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa hari spesial ini lekas datang, yang pasti Lisa kini merasa berada dilangit ketujuh. Dirinya kini berdiri di altar, semua kerabat dekat berdiri dengan senyuman manisnya. Terdengar bunyi piano pernikahan mengiringi. Detik-detik Lisa melihat Jennie berjalan menuju kearahnya. Jennie terlihat bercahaya dengan balutan gaun pernikahannya. Membuat Lisa merasakan detak jantung yang tak teratur. Ketika Lisa ingin menyambut tangan Jennie, tatapan cinta itu bukan tertuju padanya. Melainkan seorang lelaki dengan jas hitam pernikahan senada yang membelakanginya. Lisa mencoba memanggil nama Jennie namun tidak sedikit pun ada suara yang keluar dari mulutnya. Lalu tatapan manis dari tamu undangan tertuju padanya dengan tatapan jijik. Akhirnya Jennie serta mempelai laki-laki melihat kearahnya. Betapa kagetnya. Bahwa lelaki itu adalah Kim Jong In. Lisa tidak bisa menahan air matanya.

Jennie menatapnya tajam.

"Apa yang kau lakukan disini, Lisa? Bukankah kau telah lama pergi. Kini aku mencintai Jong In. Kau hanya menganggu hari spesial kami? Pergilah!" kata Jennie tajam.

"Jennie..." kata Lisa lirih, air mata sudah membasahi wajah cantiknya itu.

"Kau hanya seorang pencundang, Manoban. Jennie tidak ingin bersamamu. Berhenti menganggunya. Kau hanya memberatkannya saja" ucap Jong In tiba-tiba.

"Tidak, katakan ini hanya mimpi" ucap Lisa sebari memundurkan langkahnya.

Jennie dan Jong In menertawai Lisa, begitu pula dengan tamu undangan.

"Jennie..." panggil Lisa.

"Jennie!"

"Lisa!"

Lisa terbangun dengan keringat melumuri tubuhnya, wajah yang basah karena air mata.

"It's okay, honey. It was just a dream. You'll be fine" Jennie kini memeluknya erat. Ia juga menciumi kening Lisa. Sungguh tersiksa melihat kekasihnya seperti itu. Dirinya tidak tahu apa yang Lisa mimpikan namun ia mendengar Lisa terus memanggil namanya dalam tidurnya sambil menangis.

Lisa menangis dalam diam, entah dia harus bersyukur karena itu hanya mimpi atau dia harus menjadikan itu sebuah tanda. Ia tidak bisa membayangkan jika suatu saat harus kehilangan Jennie. Dan kini ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Jangan tinggalkan aku, Jennie" Lisa mengatakannya dengan lirihan tangisannya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Bahkan saat kau menyuruhku untuk melakukan itu. Namun berjanjilah padaku jika kau juga tidak akan meninggalkan ku, Lisa" Kondisi Lisa kini sangat lemah, namun Jennie berusaha menguatkannya.

"Aku janji" balas Lisa lemah dengan lengan yang masih bertautan erat ditubuh Jennie.

...

"Jennie?"

My Heart Belongs To You (JENLISA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang