Chapter 22: How Happy We Are

14K 1.3K 56
                                    

(Song by Paul Kim - Me After You)

"Kau ini memang sungguh aneh, Jen" tegur Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ini memang sungguh aneh, Jen" tegur Irene.

"Mengapa begitu?" Jennie yang sekarang berada dimeja kantornya duduk dan mengerjakan berkas-berkasnya.

"Kemarin-kemarin wajahmu dikantor selalu saja kusut, dan sekarang ini lebih membuatku takut karena kau sering senyum-senyum sendiri. Seperti orang hilang akal" Irene hanya mengelengkan kepalanya.

"Memangnya aku tidak boleh tersenyum?" tanya Jennie

"Tentu saja boleh, aku hanya heran saja"

Jennie hanya menggerutu.

"Ngomong-ngomong, sudah jam makan siang. Aku mau ijin keluar, Jen"

"Kemana?"

"Makan sianglah" celetus Irene.

Jennie memutar matanya jengah.

"Aku tahu, maksudnya kemana?"

"Aku akan mendatangi Seulgi, dirumah sakit"

"Hmm... baiklah"

Baru Irene ingin membalikkan badannya, Jennie memanggil lagi.

"Tunggu, Irene!"

"Apa lagi?"

"Seulgi bekerja dirumah sakit mana?"

"Hmm... dia bekerja di Seoul National  University Hospital. Kenapa memangnya?"

"Wah, itu tempat Lisa juga bekerja. Tapi sekarang dia lagi cuti, karena sakit"

"Benarkah? Kalau begitu nanti aku akan bertanya pada Seulgi tentang Lisa, siapa tahu dia kenal. Dan sampaikan salamku pada Lisa semoga cepat sembuh"

Irene pun pergi. Pada saat Irene menjauhi Jennie, Irene langsung terpikir. Mengapa tiba-tiba Jennie menyebut nama Lisa?

"Jangan-jangan..." pikir Irene

"Dia sudah sembuh, kuharap" Jennie yang berbicara pada dirinya sendiri.

Dia ingin segera bertemu dengan Lisa, apalagi semenjak kejadian malam itu membuat Jennie selalu merindukan Lisa. Sudah dua hari, dari malam itu namun mereka belum ada bertemu, tetapi komunikasi mereka tetap lancar melalui handphone mereka.

Jennie pun tersenyum dan membereskan barang-barangnya, dia ingin ke apartement Lisa.

...

Jennie sudah sampai didepan pintu Lisa, dia pun menekan bel. Jennie menunggu dengan sabar, Jennie yang sambil merapikan rambutnya. Jennie lalu menekan lagi, dan kini dia bingung.

"Apakah dia tidak ada diapartement?" Tanya Jennie.

Lalu ada wanita paruh baya yang baru saja datang, dan itu nampaknya tetangga Lisa.

My Heart Belongs To You (JENLISA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang