Malam itu Chaeng memaksa untuk tetap tinggal disisi Lisa. Dia tidak akan meninggalkan Lisa dalam keadaan lemah seperti itu. Walaupun esok harinya Chaeng akan shift pagi, dirinya tidak peduli. Seolah-olah ia lebih memperhatikan Lisa dibandingkan dirinya sendiri. Dia hanya ingin berada disamping Lisa dan merawatnya. Karena ada Chaeng disisinya, Lisa pun lebih manja dari biasanya. Itu sudah menjadi kebiasaan Lisa. Apabila ia sakit, dirinya hanya ingin lebih diperhatikan. Chaeng yang sudah menjadi teman Lisa selama bertahun-tahun, sudah sangat hapal akan itu, karena itu mengapa ia sangat menyukainya saat Lisa sakit sebab ia bisa memberikan afeksi lebih ke wanita itu. Lisa seperti bayi yang rapuh. Namun bukan berarti ia mengharapkan keburukan kepada Lisa.
Lisa mengajak Chaeng tidur disampingnya, walaupun dikediamannya ia masih memiliki satu kamar yang kosong, Lisa melarang Chaeng tidur sendiri.
Saat ini Lisa tertidur lelap disamping Chaeng. Dokter anak itu sedari tadi tidak dapat tidur, itu karena dirinya sibuk memperhatikan wajah Lisa. Dirinya mengecek tiap elemen yang berada pada paras Lisa. Bagaimana bulu mata lentik Lisa melengkung indah, hidung yang mancung, alis yang rapi, poni yang lucu, dan tidak lupa bibir Lisa yang terlihat penuh nan indah. Chaeng segera menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan apa yang baru saja ia pikirkan. Chaeng selalu merasa nyaman ketika berada didekatnya, seandainya Lisa tahu bagaimana perasaan yang sudah lama ia pendam. Namun, sayangnya pertemanan mereka terlalu kuat untuk itu, Chaeng tidak ingin merusak hubungan mereka, walaupun hatinya menderita karena terus menyimpan benih cinta kepada Lisa, ia lebih bersyukur bisa memiliki Lisa sebagai sahabatnya, dia bisa melakukan apa saja bersama Lisa. Walaupun Lisa tidak pernah menyadari keberadaan perasaan Chaeng.
Awalnya Chaeng memiliki perasaan kepada Lisa ketika masih saat magang, waktu itu Chaeng masih menjadi dokter muda. Dan Lisa menjadi pembimbingnya dibidang medikal bedah. Dimana disaat teman-teman Chaeng diperlakukan oleh pembimbing mereka bagaikan selayaknya murid, lain dengan Lisa. Karena kebetulan mereka seumuran, Lisa memperlakukan Chaeng layaknya teman, dan tentu saja Chaeng sangat bersyukur dan dia tidak menyia-yiakan kesempatan itu. Dan dia tetap tahu batasan-batasannya sebagai murid bimbingan Lisa. Jika Lisa mampu membuat kagum semua dokter dan hal itu pun tidak terlewatkan oleh Chaeng. Diluar jam bimbingan, Lisa terkadang mengajaknya jalan-jalan, dan pada saat itu Lisa meminta nya untuk menjadi sahabatnya. Hari makin hari Chaeng makin mengagumi Lisa, dan akhirnya menjadi perasaan yang sulit Chaeng gambarkan sendiri. Awalnya Chaeng berpikir itu hanya perasaan kagum, namun lain ceritanya saat Chaeng menyadari dirinya selalu menatap Lisa. Bahkan pada saat makan bersama, Chaeng selalu kedapatan melamun menatap wajah Lisa, sedangkan Lisa sibuk bercerita kepadanya tentang hari-harinya. Chaeng ingin Lisa untuk selalu bahagia. Karena dia tahu ikatan Lisa dengan keluarganya kurang baik. Chaeng juga awalnya tidak percaya dia merasakan hal itu terhadap sahabatnya sendiri, dan yang notaben nya juga seorang perempuan. Maka dari itu Chaeng tidak pernah ingin mengungkapkan perasaan nya ke Lisa. Menurutnya ia takut Lisa akan menjauhinya. Tapi satu hal yang pasti bagi Chaeng, Lisa adalah rumahnya. Karena rumah bukan tempat, namun perasaan nyaman yang dimilikinya terhadap Lisa. Kenyamanan ini cukup bagi Chaeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Belongs To You (JENLISA) ✔
Fanfic[COMPLETED] Ketika seorang Jennie yang keras kepala bertemu dengan perempuan bernama Lisa. Pertemuan mereka dipenuhi perseteruan satu sama lain. Jennie yang seorang pengacara tidak menyangka, ternyata Lisa adalah seorang dokter yang menyelamatkan so...