Tiga

190 10 1
                                    

Aku mengerjapkan mataku. Pikiranku masih kosong, seolah kejadian yang baru saja menimpaku ini membuat otakku tak berfungsi. Ketika realitas menghantamku, kusadari aku kini sedang tersungkur di lantai kafetaria ini. Kepalaku sangat sakit, sepertinya tadi sempat membentur meja konter sebelum jatuh ke lantai. 

Belum sempat aku betul-betul pulih, kudengar seruan marah seorang laki-laki membahana di seluruh ruangan. Siapapun dia aku rasanya ingin mengutuknya karena terlambat memarahi perempuan ini. Coba dia datang lebih cepat, mungkin ia bisa mencegah perempuan ini menamparku. Terlambat, aku sudah terjatuh. 

"JIN SO HEE!" 

Perempuan bang*** itu, yang belakangan kuketahui bernama Jin So Hee, menatap ke arah sumber suara. Ekspresi wajahnya tiba-tiba melunak, tidak lagi seperti iblis yang hendak membakar manusia dengan api neraka. Kurang ajar. 

"Apa yang baru saja kau lakukan?!" seru lelaki itu. 

Bodoh, tentu saja ia baru saja menamparku. Tapi entah kenapa, suara lelaki ini seolah tidak asing. 

"Di... Direktur Won?" So Hee membisik takut. Kulihat ia bahkan mengambil langkah mundur. Aku menegakkan dudukku, lalu melihat ke sekeliling kafetaria. Aku yakin peristiwa ini telah menjadi begitu asyik untuk para penonton itu. 

Tapi sebentar... Direktur Won? Memangnya ada berapa direktur di tempat ini? Aku cepat-cepat menoleh ke arah lelaki yang membuat perempuan bedebah ini ketakutan. Dan seketika itu juga hatiku mencelos ketika aku menyadari siapa lelaki itu. 

Song Ji Won. 

"Direktur... kau harus tahu bahwa ini sama sekali bukan salahku. Trainee kurang ajar ini menabrakku, dan malah menghinaku!" So Hee buru-buru membela diri. Kulihat ia menunjuk-nunjukku.

Aku kembali naik pitam. Rupanya emosi ini memberiku energi untuk mampu berdiri. "Apa katamu? Ini semua salahku? Dan apa... aku menghinamu? Wah, hebat banget ya aktingmu. Kamu aktris ya? Oh bukan, apakah kau penulis drama? Hebat banget kemampuanmu mengarang cerita!" 

So Hee memelototiku. "Dengar itu, Direktur! Seorang trainee yang menghormati sunbae-nya nggak akan berbicara seperti itu!" 

"Cukup!" seru Song Ji Won. Ia bergantian menatapku dan So Hee. "Jin So Hee, entah siapapun yang salah tetap saja tidak memberimu hak untuk menyakiti seseorang seperti itu!" 

"Apa? Kau membela trainee ini?!" seru So Hee tak percaya. 

"Tutup mulutmu," desis Ji Won tajam. Ia lalu menatapku sebentar lalu kembali mengarahkan pandangannya pada So Hee. "Kau, ikut aku sekarang." 

Dan kulihat kedua orang itu berjalan meninggalkan kafetaria. Meninggalkanku, yang adalah korban sesungguhnya. Aku menatap punggung Ji Won oppa yang pergi menjauh, diikuti si perempuan penyihir itu. Aku sebetulnya tak heran melihatnya tak berbicara denganku tadi. Tapi fakta bahwa ia tadi membelaku... membuatku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Perasaan dilindungi oleh seorang kakak laki-laki. 

Tapi... apakah tadi ia benar-benar membelaku? Entahlah, bedebah itu bahkan tidak membantuku bangkit berdiri. 

----

Sambil memegangi kepalaku yang berdenyut-denyut, aku duduk di mobil bersama Yoon Sang ahjussi menuju tempat yang akan menjadi rumahku di Seoul. Kalau tadi aku berharap tempat ini punya kolam renang, kurasa aku tidak membutuhkannya lagi. Aku hanya butuh tempat tidur yang nyaman untuk mengistirahatkan sejenak kepalaku ini. 

Aku menghela nafas. Baru beberapa jam aku berada di negara impianku ini, tapi berbagai macam peristiwa sial sudah menimpaku. Dari mulai ditolak mentah-mentah oleh keluargaku sendiri, bertemu dengan laki-laki aneh, hingga ditampar perempuan yang tampaknya adalah seorang selebriti Korea. Dan bahkan hari belum gelap tapi aku sudah mengalami itu semua. Baiklah, hal terakhir yang tidak perlu terjadi padaku adalah Yoon Sang ahjussi memilihkanku rumah yang tidak layak. 

Songs of SummerWhere stories live. Discover now