Delapan Belas

120 8 1
                                    

Kalau ditanya apa bunyi-bunyian yang paling membuat Chae Young bahagia, salah satunya tentu adalah bunyi bel pulang sekolah. 

Bahkan sebelum bel itu berbunyi, Chae Young diam-diam sudah membereskan barang-barangnya sehingga saat bel berbunyi ia bisa langsung keluar kelas. Ia kini tidak peduli lagi dengan guru atau teman-teman sekelasnya. Ia ingin segera pulang, ia tidak mau lama-lama berada di kelas. Terutama jika geng Jaehyun sedang lengkap-lengkapnya. Karena ia duduk persis di depan mereka berempat, Chae Young merasa sedikit tidak nyaman. Itulah mengapa ia ingin segera pulang. 

Selesai memasukkan semua barang ke ranselnya, Chae Young buru-buru pergi meninggalkan kelas. Ia berlari kecil menyusuri koridor lantai dua, menuruni tangga, dan kembali berlari kecil menuju grand lobby HISS. Satu alasan lagi kenapa Chae Young ingin segera pulang adalah karena ia ingin segera menghabiskan akhir pekan. Ia sudah menyusun berbagai macam rencana me time dalam kepalanya. 

Sesampainya di grand lobby, kekecewaan melanda Chae Young. Ia pikir supirnya sudah datang, tapi ternyata ia belum melihat mobilnya terparkir. Ya udahlah tunggu bentar, pikir Chae Young. Padahal biasanya setengah jam sebelum pulang sekolah, supirnya sudah stand by menunggunya. 

Chae Young sedang asik melihat story Instagram followingnya ketika ia mendengar sebuah suara.

"Kupikir udah pulang." 

Chae Young mendongak ke arah sang sumber suara. Ketika ia menyadari sang pemilik suara, seketika wajahnya mencibir. Jung Jaehyun. 

"Ckck, dari tadi kamu lari-lari sepanjang koridor kupikir supirmu udah stand by. Ternyata dia terlambat," ujar Jaehyun sambil sedikit tertawa. 

"Ha, boleh gak abaikan aku aja? Aku males berinteraksi," sahut Chae Young. "Aku lagi mood introvert." 

Jaehyun tertawa mengejek. "Ya, psikolog bisa elus dada kalo denger kata-katamu tadi. Introvert itu bukan mood. Malu-maluin aja."

Kekesalan Chae Young memuncak cepat, hingga ia memutuskan untuk menyimpan ponselnya di saku seragam lalu berkacak pinggang sambil menatap Jaehyun. Sialan memang, biar bagaimanapun, tubuh mungilnya memang tidak sebanding dengan tubuh jangkung Jung Jaehyun. "Masa bodoh mau elus dada atau enggak. Pokoknya aku lagi males ngomong, apalagi sama kamu!" 

Melihat kekesalan Chae Young, Jaehyun tidak bisa menahan tawa. Astaga, anak ini mau sok galak ceritanya?, batin Jaehyun. "Ya udah maaf," ucap Jaehyun seolah mengejek. Lelaki itu lalu memasukkan kedua tangannya pada kantong celananya. "Daripada nunggu, mau pulang bareng gak? Kebetulan aku mau ke UN Village." 

"Gak." 

Jaehyun lagi-lagi berusaha menahan tawa. "Aku lagi bawa mobil kok. Rambutmu gak akan bau matahari." 

"Ih aku bilang gak mau!" sahut Chae Young jengkel. Chae Young hendak menjauh dari Jaehyun ketika kebetulan ponselnya memang sedang berbunyi. Ia meraih ponselnya tersebut dan seketika terkejut melihat nama yang muncul di layar ponsel. 

Dan, Jaehyun juga melihat nama itu. 

"Oh Sehun?" gumam Chae Young pelan, kebingungan setengah mati. Mau apa pula Sehun meneleponnya jam segini? Bukannya dia sedang sibuk-sibuknya karena mau world tour? Meski sempat bingung, akhirnya Chae Young mengangkat telepon itu juga. "Yeoboseyo?" 

Di seberang telepon tidak menjawab apa-apa, tapi kemudian perhatian Chae Young teralihkan pada sebuah mobil asing yang memasuki grand lobby HISS. Jaehyun juga memperhatikan mobil itu dengan seksama. Tidak, mobil itu bukan mobil termewah yang pernah ada di HISS. Akan tetapi Mercedes-Benz GLC Classic itu sangat menarik perhatian diantara sedan-sedan yang mendominasi kawasan HISS. 

Songs of SummerWhere stories live. Discover now