Empat

168 13 2
                                    

Matahari sudah bersinar cukup terik ketika aku perlahan-lahan membuka mata. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling kamar tidurku yang kini sudah sangat terang karena disinari lampu dan cahaya matahari. 

Semalaman aku susah tidur. Pertama, karena aku masih harus beradaptasi dengan tempat baru. Meski sebenarnya kamar ini amat sangat nyaman, tapi bagiku kamar ini terlalu luas. Rumah ini secara keseluruhan terlalu besar. Membayangkan diriku sendirian di bangunan sebesar ini membuatku bergidik ngeri. Aku takut dengan kehampaan itu. Meski dilanda takut, akhirnya aku tertidur juga sekitar jam 4 subuh. Aku melirik jam yang ada di meja samping tempat tidurku dan menemukan bahwa sekarang sudah pukul 11 siang. 

Aku berguling-guling di atas ranjang besar dan empuk ini. Haa... sepi dan sunyi sekali. Aku tinggal di mansion seharga milyaran won tapi saat ini sepertinya aku lebih memilih tinggal di kamar hotel saja. Ah, tapi kamar hotelnya minimal tipe suite lah. Jangan deluxe, terlalu sempit. 

Aku memikirkan apa yang harus kulakukan hari ini? Berenang di kolam renang rumah ini yang hampir sebesar kolam renang resort? Atau bermain golf? Atau jalan-jalan ke mall? Oh, dari kemarin aku sepertinya belum mencicipi kuliner Korea. Yah meskipun makanan yang dimasakkan Chef Choi kemarin adalah makanan Korea, tapi nyatanya tidak cukup memuaskanku. Aku mungkin termasuk segelintir orang kaya yang lebih suka makanan pinggir jalan daripada makanan restoran berbintang Michelin. 

Dalam kegalauanku, aku menelepon Yoon Sang ahjussi. Mungkin sebaiknya aku merecoki laki-laki tua itu saja. Kutunggu hingga nada dering ketiga sampai akhirnya ia mengangkat teleponku. "Yeoboseyo, Chae Young ssi. Bagaimana, kurasa tidurmu sangat pulas?" 

Aku mencibir. "Tidur pulas gimana. Aku malah nggak bisa tidur sampai subuh." 

"Oh ya? Kenapa? Apakah ranjangnya terlalu besar dan empuk?" 

Aku lagi-lagi mencibir mendengar sindiran Yoon Sang ahjussi. "Jeogiyo, ahjussi. Asyik ya ngeledekin aku?" 

Kudengar pria tua itu tertawa. "Harus kuakui memang asyik." Ia sempat diam beberapa detik sebelum akhirnya kembali berbicara. "Ada apa meneleponku, Chae Young ssi? Apa yang bisa kubantu?" 

"Aku bosan. Aku mau ikut ahjussi aja kemanapun ahjussi pergi," kataku setengah memohon setengah memerintah. 

"Kau mau ikut aku? Tapi, Chae Young ssi, aku rasa hari ini aku akan seharian berada di kantor SKY Entertainment. Kami sedang sibuk mempersiapkan comeback grup kami." 

"Grup apa?" 

"LOXE." 

Aku terkejut. "Mwo? LOXE mau comeback? Kok aku nggak dengar beritanya?" 

Lagi-lagi Yoon Sang ahjussi tertawa. "Chae Young ssi, kau adalah putri dari pendiri SKY Entertainment. Agensi yang menaungi LOXE. Masa iya informasi yang kau miliki tentang LOXE sama dengan para fans-fans biasa di luar sana?" 

Aku tertawa tak percaya dengan omongan yang keluar dari mulut Yoon Sang ahjussi. Pria ini bisa pedas juga kalau bicara. "Ah pokoknya aku mau ikut ahjussi! Tenang aja aku gak bakal ribut kok. Paling-paling aku mau jalan-jalan di sekitaran gedung kantor. Atau kalo boleh aku mau lihat LOXE latihan, ya, ahjussi?!"

"Terserah kau saja. Gedung itu dan segala isinya milikmu." 

"Yes! Ahjussi kalo gitu suruh Tae Sik ahjussi jemput aku satu jam lagi ya?" 

Yoon Sang berdeham. "Chae Young ssi, maaf sebelumnya, tapi sepertinya Tae Sik harus stand by di kantor. Semua supir kantor sedang sibuk dengan boygroup dan girlgroup kami." 

Songs of SummerWhere stories live. Discover now