Entah, tapi hari ini Jean benar-benar badmood. Ia ingin cepat pulang tapi sebagai Majorette ia harus ikut latihan marching.
Kenapa semuanya tidak memahami situasi yang Jean alami?
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit lalu, keadaan kelas masih ramai, apalagi keadaan sekolah.
Jean yang tengah fokus dengan Hago nya, tersentak ketika Alfred tiba-tiba saja duduk di hadapannya dan mengajaknya berbincang.
"Ayo pulang, main Hago nya di rumah." Ucap Alfred.
Jean bergumam, tidak menghiraukan ucapan Alfred dan kembali fokus pada ponsel nya.
Mereka berdua diam, fokus masing-masing.
Jena menurunkan ponselnya dan berganti memandang Alfred yang tengah memandangnya dalam diam dan intens.
"Balik duluan aja, gue ada latihan marching-" ucapan Jean terpotong oleh Alfred.
"Lo tau kan ini udah sore? Latihannya gue tungguin," tegas Alfred.
"Pulang aja Al, Papa gue bisa jemput." Ucap Jean yang memandang Alfred dengan datar.
"Beneran bisa jemput ya?" Tanya Alfred.
Bohong. Jean bohong, hari senin Papa nya super sibuk, mana bisa pulang tepat waktu dan dengan lancangnya Jean meminta jemput di sekolahnya yang jarak kantor Papa nya dengan sekolah jauh.
Jean mengangguk, "udah sore, pulang gih nanti macet." Ucap Jean.
"Ayo bareng ke bawahnya." Ucap Alfred.
"Duluan aja, masih pada shalat ashar dulu." Ucap Jean memasukkan buku-buku nya yang ada di atas meja ke dalam tasnya.
"Hm, yaudah hati-hati. Kalo Papa lo gak bisa jemput, bilang gue aja." Ucap Alfred membuat Jean mengangguk pelan.
Jean menghela napas lega ketika Alfred sudah pergi dan satu-persatu temannya juga sudah pulang.
Alasannya badmood tak lain karena Alfred.
Entahlah, mengapa Jean jadi se-lemah ini jika berhubungan dengan Alfred?
Jean mengingat Alfred yang tadi sedang berbincang berdua dengan perempuan bernama Ingrid di kantin, yaa walaupun akhirnya Leo, Erwin, Indra dan Abi datang membawa makanan.
Tapi tetap saja, perbincangan mereka terlihat asik.
Letak kantin itu membelakangi toilet, jadi Jean tidak sengaja melihatnya ketika ia sehabis dari toilet, setelah memperhatikan itu semua, nafsu makan Jean hilang. Langsung saja ia pergi ke Alfamart depan untuk membeli Goodmood rasa lemon.
Mungkin Alfred tidak menyadari sikap Jean yang perlahan berubah karena melihat Alfred dengan Ingrid.
Tapi Je, lo bukan siapa-siapa Alfred jadi berhak dong deket sama siapa aja. Kayak lo ke Jidan atau lo ke Dika, kan lo sendiri yang bilang untuk positive thinking.
Jean tersentak sendiri ketika mendengar suara dari dalam dirinya yang sepertinya tengah menasehati dirinya.
Jean merutuki diri sendiri, mengapa ia menjadi bego seperti ini? Apa jangan jangan pengaruh dari Carol? Oh astaga.
Jean menggelengkan kepalanya, dan segera membawa tasnya untuk pergi ke ruang marching untuk latihan pembukaan dan penutupan porseni minggu depan.
+×÷
Jean berdecak pelan, sudah setengah enam sore, ia belum juga pulang ke rumah.
Tidak ada angkutan umum yang se-arah, tidak ada anak futsal, tidak ada anak basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Klasik [Re-publish] | END ✓
Teen FictionTentang aku, kamu dan kisah kita. Bukan, bukan hanya kisah kita berdua, tapi semuanya, sains sembilan. "Drama yang gue tonton bentar lagi selese, udah ada paslon baru, kapan kalian resmi? Alfred? Jean?" -Sofia "Masih belum cukup umur ikutan pilpres...