King telah membeli 2 tiket untuk menonton film horror Kuntilanak 2. Niat awal mereka adalah menonton film action, tapi ternyata jadwalnya malam.
Wendy menyeruput Coca Cola, "kabarin dulu gih anak kelas, ini berita baik loh." Ucapnya.
King menghela napas pelan, dan mulai membuka aplikasi chat nya.
"Gue deg-degan, alay banget ya anjir." Ucap King setelah membuka grup chat kelasnya.
Wendy terkikik geli, "sini gue yang send." Ucapnya sembari langsung merebut ponsel King dari genggaman lelaki itu.
King hanya pasrah, dan melihat Wendy mengetikkan sesuatu di grup chat kelasnya.
Kebetulan, grup chat kelasnya sedang sepi. Mungkin mereka sedang sibuk dengan aktivitas nya masing-masing? Entahlah.
Sepuluh 9 (22)
King: gue gak jadi pindah.
Setelahnya, Wendy langsung memberikan ponsel King kepada pemiliknya. Mereka tidak sempat membaca respon anggota kelasnya bagaimana, karena sudah ada pengumuman untuk memasuki cinema.
King sengaja memilih kursi pojok paling atas, karena ia akan pusing jika berada terlalu depan.
Padahal mah modus.
"Siapa yang di pojok?" Tanya King kepada Wendy yang mengekori dirinya.
"Lo aja, ini kan film hantu. Kalo hantunya dateng di pojok, lo kena duluan." Ucap Wendy dengan tertawa pelan.
King mendengus dan segera duduk disana, setelahnya Wendy duduk di samping dirinya.
King dan Wendy sudah mematikan ponselnya, mereka sengaja tidak membukanya lantaran itu pasti berisik dari grup chat kelasnya.
Film baru saja di mulai, tapi Wendy sudah tegang duluan dan siap-siap menutup matanya agar tidak melihat hantu atau pun jump scare yang terkadang di buat.
King menoleh, melihat Wendy sudah tegang padahal belum ada apa-apa. "Wen," ucap King.
Wendy fokus dengan film yang ada di hadapannya, dan hanya bergumam untuk me-respon panggilan dari King.
"Lo takut?" Tanya King membuat Wendy sepenuhnya menoleh dan mengernyit.
"Apaan?" Tanya Wendy.
"Lo takut?" Tanya King sekali lagi membuat Wendy menggeleng kecil dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah layar di hadapannya.
"Enggak." Jawabnya.
Mereka sama-sama larut dengan suasana bioskop. Wendy fokus dengan film, sedangkan King fokus dengan wajah Wendy yang tepat berada di samping kirinya.
Ketika sudah hampir pertengahan film, dan King masih fokus memerhatikan wajah serius Wendy. Tiba-tiba Wendy memekik pelan, ia langsung menggenggam lengan King dengan erat dan mengalihkan pandangan sepenuhnya ke samping kanan nya, atau mengalihkannya ke arah King.
Jarak mereka dekat, wajah mereka juga dekat. King dapat merasakan hembusan napas tidak teratur akibat Wendy yang kaget, itu malah membuat degup jantungnya berpacu lebih cepat.
King tidak dapat mengalihkan pandangannya, ia juga terpaku oleh suasana mereka sekarang.
Seakan-akan, riuh dari suara teriakan yang histeris dari penonton lain membuatnya menuli seketika.
Fokusnya hanya kepada Wendy, bukan kepada film yang sedari tadi berputar.
Wendy yang tadi menundukkan kepalanya, jadi mendongak ketika sudah mulai mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Klasik [Re-publish] | END ✓
Teen FictionTentang aku, kamu dan kisah kita. Bukan, bukan hanya kisah kita berdua, tapi semuanya, sains sembilan. "Drama yang gue tonton bentar lagi selese, udah ada paslon baru, kapan kalian resmi? Alfred? Jean?" -Sofia "Masih belum cukup umur ikutan pilpres...