Porseni telah di buka dengan terpotongnya pita oleh kepala sekolah dan beberapa balon warna-warni di terbangkan.
Anggota marching sudah selesai tampil, membuat mereka berkumpul untuk kesuksesan penampilan pertama.
Mereka sibuk mengabadikan foto bersama.
Ketika hendak kembali ke ruang marching, tidak sedikit dari mereka di mintai untuk berfoto bersama. Mulai dari yang se-angkatan, bahkan sampai kakak kelas.
Jean, Dika dan Wondi yang memakai kostum berbeda, membuat mereka terlihat mencolok. Ketambah untuk anggota perempuan memakai sedikit riasan di wajah, terlihat berkilauan ketika terpapar sinar matahari. Sedangkan anggota yang lelaki hanya di bersihkan wajahnya.
Ketika Jean hendak pergi ke ruang marching bersama Scorpion, Wondi, Dika dan Dino. Banyak perempuan yang meminta foto kepada mereka, respon mereka membuat Jean terkejut.
"Sibuk," ucap Scorpion dengan wajah datar, yang mengesankan dingin.
"Maaf, gak bisa sekarang." Ucap Dino lebih sopan di banding Scorpion.
"Gak bisa, nanti cewek gue marah." Ucap Dika.
"Gak bisa foto berdua, kalo temen gue mau gue juga." Jawab Wondi.
Jean yang sedari tadi tengah meneduh di koridor sembari menunggu Dika dan kawan-kawannya yang dikira akan melakukan ajang foto bersama, namun ia malah melihat respon penolakan dari keempatnya.
Ketika tengah membuka ponselnya, tiba-tiba saja ada yang mengajaknya berfoto.
"Eum, dek." Panggil seorang lelaki dari arah belakang sembari menepuk bahu Jean pelan.
Jean terlonjak kecil, kaget. "Eh iya?" Ucap Jean dengan refleks menoleh ke belakang.
Lelaki itu meringis dan terkekeh dengan respon Jean yang juga membuat Lelaki itu dan temannya ikut terlonjak.
"Boleh minta foto bareng?" Tanya Lelaki itu, membuat Jean tercengang.
"Ah? Oh iya, gak papa." Ucap Jean menjadi keki.
Lelaki itu tertawa renyah, "kaku banget ya kayaknya?" Ucap Lelaki itu memberikan ponsel kepada temannya.
Lelaki itu bergerak mendekat ke samping Jean, dan Jean bergerak kaku di samping Lelaki itu.
"Eh eh, deketan ya? Gaya nya gini dong," pinta Lelaki itu.
Jean ikut mendekat sampai pundaknya nempel kepada dada bidang Lelaki itu dan mengikuti gaya metal yang di suruh Lelaki itu.
Di sisi lain, ada Lelaki yang tengah mengepalkan tangannya lagi.
"Samperin, cewek lo dah di sepik sama kakel karena penampilannya spektakuler." Ucap Leo mendorong bahu Alfred dengan keras.
"Astaga!" Ucap Alfred yang terkejut akibat dorongan keras dari Leo.
"Sono samper-" ucapan Leo terpotong ketika Jena sudah selesai berfoto bersama dengan Lelaki itu dan berganti berfoto bersama dengan Dika, Wondi, Dino dan Scorpion.
Jean yang dengan mudahnya berfoto bersama keempat cowok itu membuat beberapa perempuan iri dengan posisinya.
Pasalnya, disinilah Jean yang di ajak berfoto bukan Jean yang ngajak nya.
Leo menabok punggung Alfred dengan keras, membuat Sang empu nya meringis kesakitan dan menarik beberapa perhatian karena terkejut dengan suara keras itu.
"Udah di gas lagi, kan bego!" Ucap Leo, terus memaki Alfred.
"Ya gimana dong anjir, emang orangnya cepet akrab." Ucap Alfred sembari mendengus pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Klasik [Re-publish] | END ✓
Teen FictionTentang aku, kamu dan kisah kita. Bukan, bukan hanya kisah kita berdua, tapi semuanya, sains sembilan. "Drama yang gue tonton bentar lagi selese, udah ada paslon baru, kapan kalian resmi? Alfred? Jean?" -Sofia "Masih belum cukup umur ikutan pilpres...