Jean tengah berada di pinggir lapangan bersama teman kelasnya yang lain, sedang menonton pertandingan futsal.
Sekarang saat nya Sains 9 yang bertanding melawan 10 Sosial 1.
Sara, Sheila, Sofia dan Carol sudah teriak teriak heboh menyemangati kelasnya.
Jean hanya menggeleng kecil, sedikit bangga dengan semangat keempat perempuan itu, sembari membawa banner buatan mereka yang tertulis Fighting Science 9!
"Duh anjir teriak teriak terus aus nih gue!" Ucap Sheila sembari memegang tenggorokan nya yang sakit.
"Ayo beli minum, sekalian buat kelas." Ucap Jean yang sudah berdiri mengajak Sheila untuk ikut bersama nya.
Sheila ikut berdiri, "eh? Minum apaan? Air putih dingin aja?" Tanya Sheila dengan bingung.
"Kasih air putih, Mizone sama Pocari. Gimana?" Tanya Jean.
Sheila menepuk pundak Jean sedikit keras, lantaran kaget. "Eh astaga!" Pekik Jean yang latah.
"Ya masa sih Je, satu orang tiga botol gitu?" Tanya Sheila yang akhirnya mengelus pelan pundak Jean yang meringis tadi.
Jean mendelik, "ya kagak Shei, kita beli nya separo-separo elah, bangkrut uang kas anjir beli tiga botol satu orang." Jelas Jean.
Sheila mengangguk paham dan segera membuka kulkas koperasi sekolah, dan mulai mengambil minuman bersama Jean sesuai dengan anggota futsal.
Sheila dan Jean kembali dari koperasi, setelah membeli minum untuk anggota futsal kelasnya.
Saat sampai disana, ternyata futsal sudah selesai dan di menangkan oleh kelasnya.
"Wahhh selamat ya abang-abangku!" Ucap Sara.
Jean memberikan mereka minum, terlihat keringat yang mengalir di dahi mereka dengan rambut yang sedikit basah membuat mereka pasti haus dan butuh minum.
Alfred mengambil minum yang Jean berikan dan langsung meneguknya dalam sekali tegukan sudah habis satu botol air mineral.
"Capek banget?" Tanya Jean pelan, terselip nada khawatir pada ucapannya membuat Alfred tersenyum.
"Senyum dulu," ucap Alfred membuat Jean bingung, apa maksudnya.
"Senyum dulu, capeknya udah ilang liat muka lo khawatir gini, apalagi kalo lo senyum." Ucap Alfred, membuat Jean mengalihkan wajahnya yang memerah.
"Apasih anjir, cheesy." Ucap Jean.
"Kok mukanya merah? Lo kepanasan? Disini gak kena sinar matahari kok," ucap Alfred membuat Jean semakin malu.
Astaga pengen tenggelem aja sekarang.
Jean berbalik ke teman kelasnya dengan salah tingkah.
"Hee? Kok gue di tinggalin?" Tanya Alfred yang tidak terima.
King menarik jersey futsal milik Alfred, "jangan dulu urusan rumah tangga, foto dulu sama panitia." Ucap King.
Alfred berdecak pelan, "langsung aja sih foto sama kelas." Ucapnya yang malas.
"Ya Allah, segitu bucinnya kau bangsat?" Tanya King yang langsung menarik Alfred pelan.
"Panitia nya lebay," gumam Alfred sembari mendengus pelan.
"Hee, lo tanpa mereka gak dapet apa-apa." Ucap King, "lagian lo segitu gak mau jauh dari Jean ya, anjir bucin gini amat." Sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Klasik [Re-publish] | END ✓
Teen FictionTentang aku, kamu dan kisah kita. Bukan, bukan hanya kisah kita berdua, tapi semuanya, sains sembilan. "Drama yang gue tonton bentar lagi selese, udah ada paslon baru, kapan kalian resmi? Alfred? Jean?" -Sofia "Masih belum cukup umur ikutan pilpres...