Eight

19.2K 868 12
                                    

Malam ini aku terpaksa tidur satu ranjang dengan Aris. Itu karena Aris telah meminta hal tersebut pada pemilik rumah. Jujur, rumah ini cukup kecil, sebab pemiliknya tadi hanya tinggal untuk 2-3 hari perminggunya untuk mengkoordinir pekerjanya.

Suhu di sini cukup dingin, rok pendekku terasa sangat mudah ditembusi oleh angin malam. Aris dari tadi diam, tidur dengan posisi terlentang sepertiku. Aku dan dia dibatasi oleh sebuah bantal, namun masih satu selimut.

"Seharusnya kita tadi pulang!" aku menatapnya tajam.

"Tapi udah malam. Kita akan kemalaman sampai kota." Dia tetap posisi terlentang. Begitu juga denganku, meski sedikit-sedikit aku menengok ke arahnya.

"Tidak semua bisa seperti yang kamu mau. Kalau aku bilang pulang, ya pulang!" aku sedikit membentak.

"Hei! aku ini bosmu," dia memirikan badannya ke arahku.

"Hei iblis penggoda! Sekarang sudah malam. Jam kerja sudah berakhir dari tadi, kamu atau aku tidak berkaitan apa-apa sekarang." Aku ikut memeringkan badan ke arahnya.

"Apa kamu bilang! aku iblis penggoda? Sejak kapan kamu menyebut aku seperti itu. Jangan bilang kamu selalu membatin jika marah denganku dan memanggilku dengan nama itu," dia menyelidik.

"Kalau iya kenapa?"

"Ok, tadi kamu bilang kita bukan partner kerja karena sekarang di luar jam kerja kan?"

Aku pelan-pelan mengangguk setuju.

Aris langsung mengambil selimut sepenuhnya, termasuk bagianku.

"Maksud kamu apa? Aku kedinginan!" aku memekik. Suhu di sini tidak main-main.

"Tadi kamu bilang aku iblis? Dan aku bisa melapor hal tersebut ke polisi atas pelecehan nama panggilan. Dan pastinya kamu akan terkena pasal." Ucapnya sambil berposisi duduk. Dia tersenyum jahat.

Lelaki itu benar-benar membuatku berapi-api. Tapi jika aku membiarkan diriku menghantamnya, aku takut dia akan melaporkanku atas sebuah kejahatan. Lagi pula, apa ada sebuah kesalahan hanya menghina nama? Mungkin saja ada. Aku akan memilih untuk tidak berkonflik. Malam semakin lama, semakin dingin. Aku membalik arah tidur, membelakanginya.

Dua menit berlalu, lelaki itu mulai merebahkan dirinya di kasur dengan selimut tebal tersebut. Aku yang merasa kedinginan, mencoba tetap baik-baik saja di hadapannya. Aku tidak sudi berlemahan di hadapannya.

"Uh...., hangatnya...."

Aku tetap diam, mencoba tidak mendengarnya.

Kakiku tiba-tiba bergetar kedinginan, rok yang aku kenakan cukup pendek. Itu membuatku semakin kedinginan.

"Kamu mau enggak," Aris menawarkan dengan tertawa licik.

"Enggak." Aku membalas pendek.

"Yakin gak mau, nanti kalau pilek jangan salain aku ya,"

"Bisa diam gak sih!"

"Ok,"

10 menit berlalu, suhu di tubuhku cukup dingin. Aku mulai bergetar pelan karena kedinginan. Aris tiba-tiba membagikan selimutnya. Aku lalu membuang ke arahnya lagi. Aku tidak sudi menerima bantuan, meski sebenarnya selimut itu punya bagian aku setengah.

Dia kembali menutup badanku dengan selimutnya, lagi-lagi aku membuangnya dengan keras dan sedikit menjauh. Perlahan, airmataku terjatuh karena perlakuan kasarnya. Dia tega sekali mengambil selimut itu dan membiarkan aku kedinginan. Apalagi dia ingin memasukkan aku ke penjara, aku hanya kesal padanya hingga memanggilnya dengan ucapan itu. Lagi pula, iblis penggoda memang cocok untuk dia yang kasar. Aku tersedat tangis.

"Kamu menangis?" Aris bertanya dengan cepat karena mendengar aku tersedat tangis.

Aku tidak membalas, tidak perlu membalas ucapan lelaki sepertinya.

Saat dingin sangat menusuk tulang, Aris memelukku dengan selimutnya. Aku mencoba melepaskan tapi sangat sulit. Kakinya memeluk kaki. Juga tangannya menutup mulutku, seperti ingin aku tetap hangat. Tapi aku tidak menyukainya, dia telah melukaiku.

"Jangan menolak. Aku tidak ingin kamu sakit. Aku ingin kamu tetap sehat dan diam di sampingku. Tolong jangan membantah untuk kali ini." Bisiknya dengan amat pelan, namun berhasil membuat tubuhku terdiam dalam pelukannya. Beberapa menit terlewat, aku mulai lelap dalam pelukan hangatnya, dan aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

*****

Goodnight semua, pernah gak? Ingin rasanya diam di kasur dengan posisi dipeluk, Tanpa melakukan apapun. Hanya di peluk dalam-dalam. 😘😘😂😂😭😭😌😌 sorry typo guys

The Bastard Daddy For My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang