Pagi ini seperti biasanya, aku mengantar Ariel ke sekolah lalu menuju ke perusahaan. Gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh di pinggir jalan. Memberi pemandangan indah di kota ini.
Aku yang baru sampai ke perusahaan langsung menuju ke lift. Namun, di dalam lift itu, sudah ada Aris. Pikiranku kembali teringat kejadian kemarin. Aku lalu menunduk, mengurung niat menggunakan lift. Aku memilih untuk menggunakan tangga. Demi keselamatanku dari bajingan itu.
Sekitar tiga menitan aku berjalan menaiki tangga, akhirnya aku sampai ke depan runganku. Tanpa basa-basi Aku langsung membuka pintu ruangan, dan sebuah pemandangan yang tak pantas di lihat terpampang jelas di hadapanku.
Deg!
Aris dengan Rina sedang berciuman panas di ruanganku. Aku bukannya marah melihatnya berciuman, tapi aku marah karena dia melakukannya di ruanganku.
Aku dengan cepat mengeluarkan handpone, dan memotret dua manusia yang sedang bernafsu itu.
"Naurah!" Aris menjauhkan diri dari Rina.
Aku menatap tajam mereka berdua. Lalu berjalan dengan cepat menuju ke hadapan Rina.
Plak! Aku menampar wajahnya yang full bedak itu.
"Awh!" Rina mendesis kesakitan
"Kamu tahu gak? Kamu itu bawahan aku. Dan siapapun di kantor ini gak pernah pantas ngelakuin hal yang kalian lakukan tadi." Aku benar-benar panas sekarang.
"Aku sudah bilang sama Pak Aris. Tapi dia memintaku melakukannya. Aku datang ke sini hanya ingin mengambil dokumen." Rina menunduk.
"Kamu mau memecatku?" Aris tersenyum sinis. Tidak mungkin aku memecat pemilik perusahaan ini, yang ada aku mungkin akan segera dipecat sekarang.
"Aku mungkin bukan seorang leader di perusahaan ini. Tapi, saat aku bekerja untuk perusahaan ini, tolong hargai aku! Terutama ruangan dimana aku bekerja!" Suaraku menggelegar di ruangan ini.
Aris hanya tersenyum. Meremehkan.
"Dan kamu! Murahan sekali! Mau melakukan hal itu." Aku kembali pada Rina.
"Tapi Pak Aris itu calon suamiku." Ucapan itu membuatku kaku beberapa detik. Panas-dingin di dadaku tiba-tiba terasa.
"Calon? Kamu mau sama dia! Aku kasih tahu ya, Rin. Baru kemarin dia itu ciuman panas dengan Ekal di toilet?"
Ups!
Aku membuka mulut lagi, seharusnya aku menjaga hal ini. Matilah aku!
Rina tiba-tiba menatap Aris dengan airmata. Sejenak dia terdiam, lalu berlari dari ruangan sambil membawa sebuah dokumen.
"Sebenarnya mau kamu apa sih!" Aris berjalan ke arahku dan menatapku lekat-lekat. Dia seperti ingin membunuhku atau mungkin ingin menerkamku.
"Aku akan segera memecatmu! Atau aku akan segera membunuhmu!" Dia lalu menjauhkan diri dan menuju ke pintu.
"Kalau kamu berani memecatku! Aku akan menyebar foto kalian barusan. Dan pastinya aku akan melaporkanmu ke polisi atas ketidakadilan dan ancamanmu ingin membunuhku. Aku sudah merekammu sejak tadi bodoh!"
"Kamu berani sekali!" Aris kembali ke hadapanku. Jujur saja, kakiku tiba-tiba bergetar ketakutan.
"Kalau kamu mau membunuhku! Bunuh saja, Kakekmu mungkin akan menyesal karena telah menyerahkan perusahaan ini pada seseorang pembunuh!" Aku berusaha tetap santai.
"Lihat saja!" Aris lalu meninggalkanku dengan wajahnya yang merah.
Harus aku akui, ketampanan lelaki itu sekarang seperti hal baru. Tapi kupastikan, aku tidak akan jatuh cinta padanya. Ingat itu!!!
Sorry updatenya selow. Gak ada yang ingetin soalnya
Typo nya sorry—happy reading 😂😂😂😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard Daddy For My Son
Romance(LENGKAP) Aku tidak terganggu dengan kehadiran anakku tanpa ayahnya. Namun semuanya berubah ketika anakku bertanya tentang ayahnya. Dan pada waktu selanjutnya aku harus bertemu lagi dengan ayah dari anakku di sebuah perusahaan. Namun kali ini berbed...