Ceraikan Aku

60.4K 3.7K 364
                                    

Haii haiii😳😳
Hujan pertama bulan Juli💃

Indahnya, malem2 hujan gini, dingin.. Jadi pengen..

Yuk cuss lah.. Up kali ini memenuhi permintaan para readers tercintaku, sekaligus merayakan hujan pertama ini😂😂 heleh..

Yuk lah.  Eksesusi!! Koreksi typo okey??!!😂😉

Love you all

Happy reading😘

"Puaskan aku sama seperti kamu memuaskan dokter bajingan itu!"

Secha mengerang kesakitan saat Seto mengaduk inti tubuhnya dengan kasar dan tanpa aba-aba.

Menghentak-hentakan pusaka kebanggaannya kedalam inti tubuh Secha tanpa ampun.

Semua tangis, lirihan mengiba, bahkan teriakan meminta ampun seolah hanya menjadi angin lalu untuk Seto.

"Hikss.. Sudah mas... Hentikan..."

"Mas...perutkuh___ah!"

Seto memejamkan matanya, tak ada niatnya untuk menanggapi perkataan Secha. Lelaki itu hanya fokus pada satu hal. Kepuasannya! Ia hanya ingin hasrat dan emosi atas kecemburuannya dapat tersalurkan.

Tangis Secha menjadi-jadi, sekuat tenaga Secha mengapit pipi Seto dengan kedua telapak tangannya yang begitu dingin.

"Aa--nak ki-ta__mas!"

Seto diam. Tubuhnya berhenti mencari kepuasan, bak kobaran api yang disiram air es, gairah Seto lenyap seketika.

"Anak?"
"Anak kita?!"

Tanpa banyak kata ia melepas penyatuannya dengan Secha, membuat wanita yang kini lemas tak berdaya itu dapat memejamkan matanya dengan tenang, ya! Secha kelelahan.

Seto reflek mendekap tubuh Secha yang masih ada di pangkuannya dengan erat, seolah sebuah tangan tak kasat mata menampar Seto, mengingatkan kembali bagaimana hari-hari kelamnya tanpa wanita yang kini menyandarkan kepalanya di ceruk leher Seto, seolah mengingatkan Seto bagaimana hancur dan remuk hatinya saat wanita yang ia cintai ini pergi, membawa calon buah cinta mereka. Dan kini justru ia membahayakan calon buah hatinya(?) hanya karena cemburu semata(?)

Seto tercenung saat merasakan ceruk lehernya basah, disusul dengan tubuh bergetar Secha yang masih ada dipangkuannya.

Dengan kondisi tubuh sama-sama polos, Seto mengangkat tubuh Secha, dan menggendongnya memasuki kamar yang berada di dekat ruang tamu.

Tanpa ada niat menyakiti lagi, Seto menurunkan tubuh bergetar Secha dikasur sempit dikamar itu dengan perlahan seolah tubuh Secha adalah guci porselen antik nan mahal.

Seto bergabung dalam balutan selimut yang sama dengan Secha, tak ada kata yang terucap, atmosfer terasa begitu memilukan, hanya terdengar isakan Secha sesekali, Sementara Seto hanya menatapnya dengan gunungan rasa bersalah.

Sekian lama berlalu, Secha masih terdiam dengan tatapan kosong, sesekali nafasnya terdengar putus-putus karena terlalu banyak menangis.

"Look at me."

Secha acuh, hatinya terlampau sakit. ia takut pada sosok iblis bergelar suami di depannya ini.

"Cha__I'm sorry"

"Cha.. aku tau aku salah__aku khilaf Cha.. Aku terlalu marah mengetahui kamu kabur dari rumah, aku marah kamu menyembunyikan kehamilanmu dariku__ak-

"Bukankah kamu memang tidak menginginkan anak ini mas.. Bukankah kamu tidak sudi kalau anakmu terlahir dari wanita sepeti aku? Seorang wanita angkuh yang telah berhasil kamu taklukan, dan kamu injak-injak layaknya seorang jalang? Kamu pakai lalu membayarnya setelah itu kamu campakan begitu saja__aku pergi karena kau lelah mas.. Aku tak sekuat itu untuk selalu bersabar, menguras air mata dan perasaan demi bertahan pada rumah tangga kita, yang pada kenyataannya hanya aku yang berjuang..hikss.. Sementara kamu menutup mata dengan semua kesabaranku, kesetiaanku, kepatuhanku hanya karena dendam masa lalu...itu tidak adil mas..hikss.. Aku tidak sekuat itu mas..."

Tangis Secha pecah, wanita itu terlihat begitu rapuh, dengan tangis menyayat hati.

Seto tak tahan, runtuh sudah.. ia sama sekali tak menyangkal ucapan Secha.

Hep!

Seto merengkuh tubuh Secha kedalam pelukannya, Hatinya ngilu mendengar tangisan menyayat Secha, ia merasa ia adalah lelaki paling brengsek di dunia ini.

"Aku pergi bukan sebagai seorang istri yang durhaka mas...hikss.. aku pergi sebagai seorang ibu, seorang ibu yang ingin melindungi calon buah hatinya.", adu Secha dalam tangisnya.

Seto terdiam, ia menarik napas dalam-dalam, "Maafkan aku"

Secha mendongak menatap wajah Seto,wajah sendu wanita itu namapak menyiratkan betapa lemahnya ia, denhan getaran di pita suaranya,.Secha meyakinkan dirinya..

"ceraikan aku mas.."

Cuttt😉😉
Dapet nggak feelnya?😂😂

(un)Loved Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang