Haiiii haiii
Maafkan daku baru update yaa😥😥
So sibuk sangat soalnya😆Well gaiss.. Aku baca semua komen kalian, kalau sempat aku balas, kalau belum aku balas, ya maafkan yaa😇
Yukk vote and coment nya aku tunggu yeesss!!! Nggak ada target tapi kalo kalian semangat vote, malam ini aku dobel up😆
Heheh.. Yuk cus lah..
Happy reading all😙
Koreksi typo okay.Secha tersenyum lega memandang hasil kue buatannya, bentuk yang cantik dan rasa yang tentunya memanjakan lidah.
Wanita hamil itu sudah nampak rapih dengan balutan daster bernuansa pink dengan model elegan, berbalutkan cardigan abu-abu berlengan panjang dengan rambut sebahu yang baru saja ia potong.
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore, Secha segera bergegas menuju rumah Bu RT untuk mengantar pesanan kue Bu RT sekaligus mengikuti acara arisan bulanan.
****
"Assalamualaikum.."
Secha tersenyum ramah memasuki rumah Bu Rt yang sudah digelari beberapa tikar dan air mineral yang tersusun rapih diatasnya, masih terlihat lenggang, karena memang arisan dimulai jam 4 sore.
"Waalaikumsalam.. Masuk mbak Cha.." sambut Bu RT ramah.
Para ibu-ibu anggota arisan tersebut nampak menyukai Secha, karena pribadinya yang supel dan mudah bergaul, Secha pun begitu, ia merasa nyaman berbincang dengan para ibu-ibu disana, baik tua maupun muda.
"Kue buatan mbak echa ini enak banget loh... Saya nggak pernah makan ke lumpur enak begini.", puji seorang ibu-ibu yang nampak sudah berumur.
"Alhamdulillah budhe, kebetulan mertua saya di jogja dulu sempet punya usaha kue tradisional. Jadi saya belajar sedikit-sedikit dari beliau.", terang Secha penuh senyum.
"Wah.. Beruntung suaminya mbak Echa ini yo, wis bojone ayu, koyo londo, pinter masak, sopan, alus.. wes mesti betah ning ngomah." (beruntung ya suaminya mbak Echa ini, sudah istrinya cantik, kaya bule, pinter masak, sopan, halus, sudah pasti betah dirumah suaminya.) goda salah seorang ibu-ibu dengan penampilan heboh, namun sangat supel dan ramah.
Secha tersenyum menunduk, "Aamin mbak.", ucap Secha tulus. Meski batinnya berkecamuk, bangga? Beruntung? Ah yang benar saja.
"Pokoknya besok kalo dirumah saya ada hajatan, pokoknya harus pesen ketempat Mbak Echa. Wis puass banget karo rasane.", ucap Bu RT dengan senyuman mengembang, dan diangguki oleh semua ibu-ibu disana.
"Saya juga.. Mbak Echa pokoknya minggu depan saya pesen ya. Nanti saya mampir kerumah mbak Echa.", timbrung salah satu ibu-ibu itu.
Secha tersenyum ramah "Nggih buk, nanti mampir saja."
***
Hari silih berganti, Secha nampak semakin betah dengan kehidupan barunya, dengan para tetangga yang super ramah dan jarang bergosip, meski kadang,Secha pun terlibat obrolan gosip tersebut.
Hari ini, adalah hari minggu, jatah untuk Wisnu mengunjungi Secha.
"Pak dokter daritadi kok ngelamun melulu?", tanya Secha pada Wisnu yang nampak melamun sambil mengaduk-aduk kopinya.
Wisnu menghela nafas panjang, bingung rasa hatinya harus memulai ceritanya darimana. Ia takut Secha terbebani.
"Aku cuma kepikiran masalah kerjaan.", elak Wisnu.
Secha mengangguk kecil, "harusnya pak dokter nggak harus setiap minggu kesini, pasti capek kan? Ditambah masalah kerjaan.. Saya jadi nggak enak.", ucap Secha tak enak hati.
Wisnu tersenyum menggeleng, "Enggak, aku udah janji sama diriku sendiri, aku akan terus jagain kamu dan calon keponakanku sampai ada lelaki lain yang mampu menjaga kalian lebih baik daripada siapapun, termasuk aku.", jawab Wisnu tulus, lelaki itu benar-benar tulus menjaga Secha dan calon bayinya, bahkan ia tak segan untuk menemani dan menuruti setiap ngidam Secha saat ia berada di Solo.
"Makasih ya pak dokter. saya terharu banget..", Ucap Secha menahan getaran tangisnya, kenapa yang asing justru terasa dekat, sedangkan yang seharusnya dekat terasa begitu asing.- batin Secha.
"Jelek deh kalo mulai baperan gini.", goda Wisnu terkekeh.
"Yuk, aku temenin belanja buat keperluan pesenan, pulangnya kita mampir ke bidan yang ada di dekat supermarket.", Secha mengangguk mengiyakan ajakan Wisnu.
Ia pun tak sabar mendngar perkembangan calon buah hatinya.
****
"Bayinya sehat pak, buk. yang penting jangan kecapaian dan stres, susu dan vitaminnya juga jangan lupa diminum ya buk.", Secha mengangguk menuruti pesan bidan nan ramah itu.
"Sesekali bisa USG, untuk melihat perkembangan janinnya, usianya menginjak limabelas minggu, prediksi saya, tiga atau empat minggu lagi bayinya sudah mulai bisa bergerak, tapi belum terlalu terasa.", lagi-lagi Secha mengangguk, bahkan kali ini terlihat jelas binar kebahagiaan dimata sayunya.
"Terimakasih ya bu," bidan muda itu mengangguk ramah, "sama-sama bu, sehat selalu ya ibu dan si kecil."
"Mari bu, kami permisi dulu.", pamit Wisnu.
"Sama-sama pak dokter, dijaga ya pak Bu Sechanya.", pesan sang bidan, Wisnu mengangguk.
****
"inget loh Cha, jangan capek-capek___ inget kamu bukan wonder woman. Semua pesenan kamu embat semuanya.", pesan Wisnu melihat Secha nampak sibuk dengan blocknote yang berisikan pesanan-pesanannya.
"bukan gitu pak dok, Saya kan calon janda, harus pinter-pinter nabung, buat persiapan melahirkan besok, buat beli kebutuhan ini itu, banyak deh.", curcol Secha, tanpa sadar membuat Wisnu terkekeh.
"Yang penting kalo udah mulai kerasa capek langsung istirahat. Minum susu, minum vitaminnya.", Ujar Wisnu.
"Siap pak dokter.. Makasih ya."
"Eh pak dokter.. Ngomong-ngomong, calon keponakan pak dokter pengen makan bakso bakar nih.. Ke Alun-alun yuk."
Wisnu terkekeh, "kamu siap-siap dulu, aku pesenin taxi online sebentar."
*****
"Makasih ya pak dokter.", Ucap Secha dengab wajah cerah, secerah lampu-lampu kemerlap di alun-alun yang nampak ramai.
Wisnu mengacak rambut Secha gemas "Daritadi makasih melulu."
"Heheh.. Habis pak dokter baik."
Wisnu tersenyum.
"Saya selalu berdoa supaya pak dokter cepet ketemu sama istri dan anak pak dokter, bisa kumpul bareng utuh tanpa kurang apapun."
"Aamiin.. Terimakasih,"
Cut dehh😈
I love you all😻

KAMU SEDANG MEMBACA
(un)Loved Wife [END/COMPLETE]
ChickLit#1 on WEDDING {25.02.20} #5 on TEARS {25.02.20} #2 kn TEARS {28.07.20} "Aku akui dan sadar betul betapa sombong dan angkuhnya aku dulu, tapi bisakah kau melupakan semuanya? Bisakah kita menjalani rumah tangga kita dengan normal? Karena aku.. Mulai m...