"Eh? Siapa? Kita??" Ucap oza saat mendengar ucapan danita.
Danita sendiri hanya mengangguk untuk menjawab ucapan oza.
"Tau apaan?" Saut zaki dengan santai sambil menyenderkan punggungnya ke senderan sofa yg ada di belakangnya.
"Tau siapa yg ngirim ini minuman" ujar danita sambil menatap keduanya secara bergantian.
"Dek, dengerin mas ya. Kita berdua tuh sibuk ngurus ini cafe. Info kampus aja kita gak ada yg tau, kalo gak adek yg ngasih tau ke kita. Jangan kan info kampus deh, kabar lala sama bengbeng aja kita taunya dari adek. Apa lagi masalah beginian" ucap zaki panjang lebar.
Sekarang posisi duduknya sudah berubah. Yg tadinya bersender santai sekarang ia condongin sedikit tubuhnya ke arah danita.
"Nah, gue aja sekarang kerjaanya cuma ngampus, ke cafe, pulang terus ke kampus lagi. Gitu aja terus belakangan ini" saut oza menegaskan ucapan zaki tadi.
Bener juga. Terus siapa dong?!?! - batin danita.
Danita hanya terus menatap ke arah post it itu.
Post it yg berisikan perkataan perintah.
Memang tidak ada perkataan manis didalam post it itu. Tapi, entah kenapa hatinya menghangat setiap ia membaca post it tersebut.
Sepanjang danita menatap post it tersebut. Oza dan zaki hanya saling tatap.
Mereka seperti berkomunikasi lewat pikiran mereka.
Setelahnya danita hanya menghela nafas lelah yg panjang. Dan menidurkan kepalanya di atas meja tersebut.
Telepati oza dan zaki terputus saat mereka berdua mendengar helaan nafas lelah yg berasal dari danita.
"Lu segitu stress nya dek" ujar oza dengan pelan sambil mengelus rambut danita pelan.
"Gue gak stress kak. Gue, gue, gu- gue cuma kangen dia aja" saut danita dengan frustasi.
Lagi lagi zaki dan oza hanya saling tatap.
"Mana tadi gue ketemu sama dia" ucap danita mengambang.
"APA! KETEMU?!" Pekik keduanya dengan heboh.
Danita sendiri hanya menganggukan kepalanya. Tanpa mengubah posisinya sedikit pun. Saat ini ia tengah memandang gerbang utama kampus mereka.
"Tapi, dia dingin banget. Dari nada suara sampai tatapannya" ujarnya dengan nada seperti orang yg tengah mengingat ulang kejadian yg telah mereka lewatin.
"Emang gue ada salah sama dia ya mas? Kak?" Ujar danita lagi.
Kali ini ia menghadap oza dan zaki bergantian dengan dagunya yg menempel di meja.
Tidak hanya tentang sosok misterius perpustakan. Danita juga menceritakan semuanya ke oza dan zaki. Menceritakan semua perjalanannya bersama juno dan menceritakan perasaannya terhadap manusia dingin satu itu. Tentunya dengan syarat agar mereka berdua tetap tutup mulut. Seandaikan mereka berdua ketemu dengan juno.
Sebenarnya tidak hanya ke zaki dan oza. Ia juga menceritakannya ke bambang dan kalila.
Namun, saat ini kedua sahabatnya tengah sibuk dengan urusan masing masing.
"Yg gue denger cerita dari lu mah. Gak ada yg salah sih" ujar oza sambil menatap danita prihatin.
"Sejauh gue kenal juno. Dia emang gak bisa jauh dari sosok dinginnya itu. Jadi, menurut gue gak ada yg salah dari elu atau pun dia sih" saut zaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY!! MR. COOL?! [END]
Random"Ck, itu muka lama lama gue cakar juga nih?!" "Astaghfirullah" "YA ELU BAYANGIN AJA BANG?! KITA BERJAM JAM KEJEBAK MACET?!?!" "Emm, emangnya gue ada salah sama dia? Ko dia ngeliat gue gitu banget sih" "Hahaha, sekarang gue tau. Alasan apa supaya gue...