COOL48

19 1 0
                                    

Berminggu minggu sudah danita lewati. Dan sekarang adalah hari yg paling danita nanti nantikan.

Yaitu, hari keberangkatannya.

Ia mendapatkan penerbangan malam hari. Dan pagi ini danita udah rapih untuk berangkat ke kampusnya untuk terakhir kali.

Dirumahnya sudah ada albin yg sedang menunggu danita di ruang tv bersama kedua kakak kandung danita.

Sedangkan danita sendiri masih sibuk di kamarnya bersama silla dan sang ibu.

"Ma, jangan sedih dong. Kan tiap bulan dani bakal pulang" ucap danita sambil memeluk sang ibu.

"Dih, siapa yg sedih. Lagian kamu berangkat kan malem. Jadi sedihnya mama pending dulu" ujar sang ibu sambil membalas pelukan sang anak.

"Mama boleh bilang gitu. Tapi raut muka mama tuh beda tau" balas danita sambil memandang sang ibu.

"Sok tau kamu. Udah buruan, itu kesian si al nungguin di bawah" ucap sang ibu sambil mendorong tubuh danita yg masih memeluknya. "Iya, iya, ini juga udah selesai. Kak silla aja tuh yg rese suruh cek lagi" balas danita sambil melirik ke arah kakak iparnya.

"Ya kan lu anaknya toledor. Gak ada salahnya dong buat cek lagi" bela silla saat mendengar ucapan danita. "Iya, iya, kakak gak salah. Kakak mah benar terosss" saut danita sambil berdiri dan mengekori sang ibu yg udah keluar dari kamarnya.

"Iya dong. Kan gue tugasnya mengingatkan" ujar silla.

Dan kakak beradik iparan itu terus saja bercanda canda sepanjang jalan menuju ruang tv, yg berada di lantai satu.

"Akak!" Ujar danita bahagia saat ia melihat sosok albin yg sudah bersalaman dengan ibunya.

Dan albin hanya memberikan senyuman terbaiknya, untuk membalas sapaan danita. "Manggilnya biasa aja dong. Gak usah penuh cinta gitu" celetuk kakak pertama danita.

"Biarin aja bleeee" balas danita yg langsung kabur dan ngumpet di belakang tubuh albin. "Mentang mentang udah ada tameng. Jadi semena mena lu sama gue" balas sang kakak dengan raut wajah yg ia buat marah.

"Ayo ka, kita jalan" ucap danita sambil menatap albin. Ia tidak menanggapi ucapan terakhir kakaknya.

"Duh mama jadi gak rela ngelepas kamu dan" celetuk sang ibu tiba tiba. Seketika danita langsung melotot menatap sang ibu. Bukan melotot marah, namun ia melotot terkejut mendengar penuturan sang ibu.

"Ko gitu sih ma?" Protes danita sambil berjalan menghampiri sang ibu.

"Habis tingkah kamu masih kaya anak kecil gitu" jelas sang ibu sambil menatap danita. "Ih, nggak ko. Dani gak kaya anak kecil tau" balas danita sedikit merengek.

"Nggak dari mananya. Tanya aja sama nak al tuh, pasti dia juga bilangnya iya" ucap sang ibu sambil memandang ke arah albin.

Seketika danita langsung menatap ke arah albin, yg posisinya berada di belakangnya. "Emang ka?" Tanya danita dengan wajah menuntut.

Albin sendiri hanya terkekeh kecil. "Terkadang.." ujarnya setelah terkekeh. "Tuh kan, al aja setuju sama mama" ucap sang ibu dengan semangat. "Iihh nggak tauuu" rengek danita lagi ditambah dengan raut wajah melasnya.

"Heheh terkadang doang. Tapi terkadang dani bisa dewasa ko tante" lanjut albin, pada akhirnya dia tidak tega melihat wajah danita yg udah melas.

Sang ibu hanya tertawa kecil melihat anak gadis satu satunya itu. "Heheh mama cuma bercanda sayang. Udah sana kamu jalan, kesian dosen kamu nunggunya kelamaan" ucap sang ibu. "Lagian, yg bikin lama kan mama juga" ujar danita masih dengan nada ngerajuk.

HEY!! MR. COOL?! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang