[7]

7.5K 930 78
                                    

Ini pertama kalinya aku melewati jam pelajaran biologi, mengingat biologi selalu menjadi mata pelajaran kesukaanku.

Kenapa aku melakukan itu? Sebut aku kekanakan karena aku tidak ingin memperpanjang kecanggungan yang terjadi antara aku dan Yohan, akibat kejadian di toilet wanita kemarin.

Lelaki itu bahkan tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya semenjak ia memasuki kelas dan duduk di bangkunya, di sebelahku. Sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya, begitu cerewet.

Aku takut membuatnya tidak nyaman dengan perkataanku kemarin.

Coba tebak dimana aku sekarang? Tentu saja diatas loteng sekolah.

Aku menarik nafas lantas membuangnya pelan, memejamkan kedua mataku dan menikmati lembutnya hembusan angin yang menerpa wajahku.

Terpaan angin selalu berhasil memperbaiki suasana hatiku.

Apakah kalian berpikir tindakanku terlalu berlebihan? Melewati jam pelajaran hanya karena masalah perasaan seperti ini?

Kurasa iya.

Ayolah (y/n). Kau tidak harus seperti ini. Yang harus kau lakukan hanya bertindak seperti biasanya, seakan-akan tidak terjadi sesuatu antara kalian.

Kuharap aku bisa melupakan perasaan itu. Secepatnya.

Baiklah. Kurasa aku harus kembali ke kelas.

Aku melangkahkan kakiku, beranjak menuju pintu keluar, berniat untuk turun dari sini.

Aku terdorong ke belakang begitu aku membuka pintu tersebut.

Seseorang datang bersamaan dengan aku membuka pintu, membuat kepalaku dan kepalanya tidak sengaja bertabrakan.

Aku mendongkak seraya mengusap dahiku.

Sial. Itu Kim Yohan. Sedang melakukan hal yang sama denganku, mengusap dahinya seraya mendongkak, menatapku.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku.

Dan Kim Yohan seketika kembali menjadi dirinya sendiri.

Lelaki itu mengulurkan tangannya, menyentuh dahiku dan mengusapnya lembut.

"Sakit, hmm?" timpalnya seraya tersenyum geli.

Aku berdeham. Jantungku mulai menggila lagi.

Bagaimana caranya aku melupakan perasaan itu jika Kim Yohan tidak berhenti memperlakukanku seperti ini?

Aku menepis tangannya "Aku baik-baik saja"

"Kenapa membolos?" tanyanya.

"Hanya ingin"

Yohan mengernyit "Tidak seperti biasanya. Bukankah kau sangat menyukai biologi?"

Aku kembali berdeham, berjalan ke tempatku berdiri sebelumnya, persis di dekat pagar pembatas loteng ini.

Kim Yohan mengikutiku dari belakang.

"Masalah kemarin ya?" tanyanya begitu berhasil berdiri di sebelahku.

Aku mendengus "Anggap saja aku tidak pernah berbicara seperti itu"

Kini giliran lelaki itu yang berdeham.

Seketika keheningan menyapa kami, terlarut dalam pikiran kami masing-masing.

Kim Yohan kemudian menghembuskan nafasnya pelan "Ini bukan salahmu"

Aku meliriknya "Apa yang kau bicarakan"

Lelaki itu melakukan hal yang sama denganku, ikut melirikku, tapi dengan sebuah senyuman yang menemaninya.

between | kim yohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang