[10]

7.8K 847 38
                                    

Aku memicingkan mataku, berusaha memperhatikan setiap gerak gerik Kim Yohan di balik kaca kecil yang ada di depan pintu kelasnya.

Ini jam makan siang, dan tidak biasanya Kim Yohan tidak menghampiriku terlebih dahulu di kelasku.

Oh. Tidak heran.

Lelaki itu terlihat begitu antusias membicarakan sesuatu dengan beberapa teman kelasnya. (y/n)? Tentu saja ada. Informasi tambahan, aku tidak tahu bagaimana caranya mereka bisa menjadi sedekat itu sekarang.

Jangan bertanya karena ketakutan itu terus ada setiap harinya.

Bagaimana kalau Kim Yohan kembali menyukai gadis itu?

Bagaimana kalau Kim Yohan mulai jengah denganku?

Bagaimana kalau pada akhirnya Kim Yohan memutuskan untuk meninggalkanku?

Aku takut.

Maksudku, lihat dia. Gadis itu bahkan memiliki semuanya. Jika dibandingkan aku tidak ada apa-apanya dari gadis itu.

Aku tersentak kaget lantas memundurkan tubuhku ke belakang begitu seseorang membuka pintu kelas di depanku ini dari dalam.

Itu Lee Hangyul, lelaki misterius yang tidak sengaja kutemui diatas loteng sekolah waktu itu.

Lelaki itu menatapku seraya menaikkan sebelah alisnya. Tatapan lelaki itu kini beralih menatapku dari atas ke bawah. Begitu mengintimidasi.

"Yohan?" tanyanya kemudian.

"Ah iya"

"Kekasihmu?" lanjutnya.

Aku menggeleng cepat "Bukan"

Jangan melupakan fakta bahwa tidak ada seorang pun di tempat ini yang mengetahui hubunganku dengan Kim Yohan.

Hangyul kemudian tersenyum miring "Jika kau terus menutupinya seperti itu-"

"Seseorang akan merebut kekasihmu" lelaki itu kemudian menggerakkan dagunya, menunjuk kearah tempat dimana Yohan berada.

Apa-apaan itu.

Tatapan lelaki itu kini beralih menatap punggung seorang gadis yang duduk berhadapan dengan Kim Yohan.

(y/n) maksudnya?

Bersamaan dengan itu Kim Yohan pada akhirnya menyadari keberadaanku. Lelaki itu kemudian beranjak dari tempatnya dan menghampiriku. Berbeda dengan Lee Hangyul yang tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Kau sudah sangat lapar piglet?  Membawamu menghampiriku terlebih dahulu?" timpal Yohan seraya merangkul bahuku, membawaku pergi dari kelasnya saat itu juga.

"Kau lama sekali" balasku lantas menepis pelan tangannya.

"Seru?" sindirku seraya meliriknya, mengingatkannya akan betapa menyenangkannya dirinya bercengkrama dengan teman-teman kelasnya dan melupakan janjinya kepadaku.

Kim Yohan menyengir seraya menggaruk tengkuknya "Maaf"

Aku memutar kedua bola mataku jengah, berjalan mendahuluinya.

"Kamu kenapa?" timpal Yohan begitu berhasil kembali menyamai langkahku dengan langkahnya.

"Sebenarnya apa yang membuatmu menyukaiku?" aku menghentikan langkahku, tidak peduli dengan beberapa orang yang kini menatap kami aneh, mengingat saat ini kami berada di koridor sekolah.

Yohan menatapku bingung. Di detik berikutnya lelaki itu menghembuskan nafasnya.

"Kenapa kau selalu mempertanyakan itu?" jawabnya.

between | kim yohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang