Aku menatap layar handphoneku dengan gelisah. Aku membuka sebuah kalender dengan tanggal yang sudah ditandai disana. Seharusnya aku mendapat menstruasiku 2 minggu yang lalu, dan bulan ini aku belum mendapat itu sama sekali.
Perkataan Dino hari itu benar-benar menghantui pikiranku.
Hamil? Ayolah. Itu tidak akan mungkin terjadi.
Aku tidak tahu aku harus senang atau tidak, tapi percayalah berat bedanku benar-benar turun drastis semenjak aku bermasalah dengan makanan.
Ini menyiksaku. Hampir setiap kali aku mencoba untuk mengisi perutku, aku selalu memuntahkan makananku.
Dan lebih parahnya lagi, belakangan ini aku selalu menginginkan sesuatu yang aneh. Contohnya seperti merajut. Aku bahkan tidak pernah tertarik dengan hal seperti itu, dan tiba-tiba aku ingin merajut. Contoh lainnya, 2 hari yang lalu aku sangat ingin memakan seafood, sementara aku tahu aku alergi terhadap itu. Bagian terburuknya, aku sangat ingin memakan seafood di tempat tertentu.
Aku tidak menuruti keinginanku yang satu itu tentu saja, karena beberapa jam kemudian keinganku mendadak berubah, beralih menginginkan sushi buatan Kim Yohan.
Tentu saja lelaki itu tidak bisa menuruti keinginanku, mengingat turnamen taekwondonya yang semakin dekat, ditambah lagi dengan fakta Kim Yohan tidak tahu apa-apa soal memasak, meskipun itu hanya untuk sebuah sushi.
Aku menggigit bibir bawahku, semakin gelisah dengan semua pemikiran aneh yang menyerang benakku.
Aku menyimpan handphone-ku ke dalam saku celanaku begitu guruku menyuruh kami untuk bersiap-siap.
Aku beralih menatap tongkat estafet yang ada digenggamanku saat ini. Iya. Jam ini adalah jam pelajaran olahraga, salah satu pelajaran yang paling aku hindari, karena aku sangat membenci olahraga.
Peluit pada akhirnya berbunyi, membuatku harus berlari dan memulai estafet ini. Teman kelasku yang berjarak beberapa meter di depanku menyuruhku untuk berlari lebih cepat, karena setelah ini adalah gilirannya.
Tidak bisa. Aku tidak bisa berlari lebih cepat lagi.
Aku menghentikan langkahku begitu rasa sakit menyerang perutku begitu saja, membuatku terduduk seraya memegangi perutku, tidak peduli dengan teriakan kesal yang teman kelasku telontarkan padaku karena berhenti di tengah jalan.
"(y/n) kau baik-baik saja?" itu guru olahragaku, kini menghampiriku seraya menyentuh pundakku.
Aku kembali menggigit bibir bawahku, berusaha menahan rasa sakit itu.
"Sakit" desisku pelan.
"Kau baik-baik saja?"
Aku mendongkak dan mendapati Lee Hangyul yang tiba-tiba datang entah dari mana. Lelaki itu berlutut, berusaha untuk menyamai tubuhnya dengan tubuhku yang sedang terduduk seraya memegangi perutku.
"Aku akan mengantarnya ke unit kesehatan, sir" timpal Hangyul kemudian, membantuku untuk berdiri.
"Sakit"
"Baiklah, tolong jaga dia" pesan guru olahragaku, membiarkan Lee Hangyul membawaku pergi dari lapangan.
"Mau aku gendong saja?"
Aku menggeleng kuat "Berat"
Hangyul mendengus lantas di detik berikutnya lelaki itu menawarkan punggungnya untukku "Berat badanmu bahkan sudah menurun drastis" timpalnya.
"Berat, Gyul" tolakku sekali lagi.
"Naik saja!" dan lelaki itu menarik tanganku, membuatku terjatuh keatas punggungnya. Dengan gerakan cepat lelaki itu berhasil memopong tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
between | kim yohan
FanfictionKarena hamil diluar nikah selalu membawamu ke dalam sebuah bencana ©2019 by deeongg