[19]

8.1K 922 133
                                    

Kim Yohan berlari secepat yang lelaki itu bisa. Lelaki itu bahkan melewati kelas kuliahnya begitu mendengar kabar bahwa sebentar lagi (y/n) akan melahirkan.

Lelaki itu mengetuk sebuah pintu, pintu kamar dimana gadis itu di rawat. 

Yohan meneguk ludahnya, mendapati berbagai tatapan tidak suka yang di layangkan kearahnya. Terlebih dengan  ayah gadisnya yang sepertinya masih sangat membenci dirinya.

Lelaki itu sudah menyangka semua ini akan terjadi.

Kim Yohan melihat gadisnya, sedang menahan rasa sakit dengan ibunya yang senantiasa menggenggam tangannya, sementara Lee Hangyul sedang menghapus peluh yang terus membasahi dahi gadisnya.

Lee Hangyul. Tentu saja lelaki itu ada.

Mereka bilang gadisnya sedang mengalami pembukaan, sebuah peristiwa dimana seorang wanita merasakannya sebelum dirinya benar-benar siap untuk melahirkan bayi mereka.

Ingin rasanya Yohan mendekati gadis itu, berdiri di sampingnya seraya membisikkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mengatakan bahwa ia tidak akan pergi. Tidak lagi. 

Sekarang lelaki itu disini, memutuskan untuk melanjutkan kisah cintanya dengan gadis itu. Sebuah kisah cinta yang sempat tertunda karena kebodohannya sendiri.

Tidak. Lelaki itu menyadari dirinya belum pantas untuk menerima semua itu. Kim Yohan selalu tahu itu. 

Gadis itu menjerit, membuat Yohan tersentak kaget dan beranjak mendekati kasur gadis itu.

Bersamaan dengan itu seorang dokter datang ketika ayah (y/n) berhasil memanggilnya dan membawa dokter itu ke tempat ini.

"(y/n) harus melahirkan sekarang" ujar dokter itu.

Sebuah perkataan yang mampu membuat jantung Kim Yohan menggebu-gebu.

Dokter tersebut kemudian memanggil beberapa perawat untuk memindahkan kasur (y/n), membawanya menuju ruang persalinan.

"Sakit" (y/n) tidak melepaskan genggaman tangannya dari tangan ibunya, sementara wanita itu mulai terisak. Betapa sakit hatinya melihat anak perempuan satu-satunya harus merasakan kesakitan ketika harus melahirkan di umurnya yang bahkan baru saja menginjak umur 18 tahun.

Tentu saja itu masih sangat dini untuk menjadi seorang ibu.

Kim Yohan mengikuti ranjang itu, mengikuti kemana ranjang itu di bawa.

"Selain orang tuanya hanya satu orang yang boleh masuk" begitu kasur (y/n) berhasil masuk ke dalam ruang persalinan, seorang perawat kini menghadang Kim Yohan dan Lee Hangyul yang sedang berdiri di depan pintu.

Kim Yohan menatap Lee Hangyul, mereka berdua terlihat berebutan untuk memasuki ruangan itu.

"Suaminya siapa?" perawat itu bertanya.

Suami? Sebenarnya itu terdengar menggelikan di telinga kedua lelaki itu. Bahkan salah satu dari mereka kini tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis itu. Maksudku, belum.

"Saya" Kim Yohan membuka suaranya.

"Hangyul" lelaki itu membeku ketika gadisnya berusaha membuka mulutnya sementara tubuhnya berjuang melawan rasa sakit yang ia rasakan.

Bukan itu yang Kim Yohan ingin dengar. Bukan nama itu.

"I need you" ucap gadis itu, membuat Lee Hangyul segera masuk ke dalam ruangan itu bersamaan dengan tertutupnya pintu tersebut.

Kim Yohan masih terdiam di tempatnya. Pikirannya belum bisa menerima semua ini.

Jadi seperti ini rasanya? Jadi seperti ini rasanya ketika mereka tidak menganggapmu? Jadi seperti ini rasanya ketika orang yang kau sayangi tidak memilihmu? Ketika mereka memutuskan untuk memilih orang lain?

between | kim yohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang