DIRGAHAYU INDONESIA KU!🇮🇩
Jika suka tinggalkan jejak, jika tidak silahkan beranjak.
Tiba-tiba saja kebahagiaan itu redup karena dia melihat Zach—pacarnya,sedang mengacak poni seorang perempuan yang memiliki tubuh sedikit gemuk, berkulit kusam, dan dari gayanya pun sudah bisa ditebak bahwa dia tipe perempuan yang sering menaiki motor matic bertiga atau lebih sering disebut cabe-cabean.
Belum selesai Exie memikirkan kemungkinan hubungan Zach dengan cewek yang berada di depannya, Eliza sudah datang dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Hex hah ah-duh ghue cah-phe," ucap Eliza tak jelas karena nafasnya belum teratur.
Setelah beberapa saat, nafas Eliza kembali normal dan pandangannya terhenti disatu titik yang sama dengan pandangan Exie.
"Ex!" Ujar Eliza sedikit berteriak.
"WOI!" Teriak Eliza lagi sambil mengguncang pundak Exie.
Tanpa menghiraukan Eliza, Exie pergi begitu saja menaiki tangga menuju kelasnya tanpa menoleh sedikitpun saat berpapasan dengan Zach dan cewek yang entah siapa itu.
"Anjir baru juga bentar gue nafas, dah kudu lari lagi," cerocos Eliza entah untuk yang keberapa kalinya sambil berlari menaiki tangga untuk mengejar Exie.
Sebelum Eliza sampai kelas, Exie sudah keluar membawa tas ranselnya dengan santai.
***
"Ngapain bolos kek gini coba? Kalo bonyok gue tau gimana?" Oceh Eliza tiada henti sambil berjalan membuntuti Exie yang sedang memilih pakaian anak anak.
Masih berkutat dengan tumpukan baju, Exie mendongakkan wajahnya menghadap Eliza. "Gini ya, bolos sama gua itu bakal berfaedah. Jadi, daripada lu buntutin gua mulu, mending bantu beli jajan yang banyak gih."
Wajah kusut Eliza langsung berubah menjadi antusias. "Mana duitnya sini, beli berapa?"
"Giliran makanan aja nyolot, dasar bagong. Ambil di tas gua nih, yang bagian depan ih bukan disitu."
"YA ELUNYA DIEM DONG JAN GERAK MULU!" Seluruh pengunjung dan petugas yang berada disitu memusatkan perhatiannya kearah Eliza yang barusan berteriak.
"Ehe maap." Eliza menampilkan cengiran kudanya.
Setelah mengambil 200 ribu dari tas serba ada milik Exie, dengan senang hati Eliza berlari menuju tempat yang menjual bermacam snack.
***
Sudah hampir 2 jam sejak mereka menginjakkan kakinya di mall, Exie dan Eliza memilih untuk duduk disalah satu kedai kopi favorit Exie.
Entah darimana dapatnya, Eliza mengeluarkan burger yang ukurannya cukup besar dan memakannya dengan lahap.
"Lwu ngwapwain bwel-"
"Lu bisa kaga si kalo ngomong jan sambil makan. Jijik bego," omel Exie setelah menyeruput doppio—kopi favoritnya.
"Jadi lu ngapain beli itu semua? Lagian mau dibawa kemana si? Emang bisa bawa—tu wa ga pat-err tujuh eh 8 paper bag pake motor gitu?" Tanyanya sambil menunjuk 8 paper bag yang semuanya berisi pakaian anak-anak.
"Gini ni bocah yang pikirannya dangkal kek comberan. Grab ada, go-car ada, ngapain ribet coba." Exie berkata dengan datar, lalu beranjak menuju kasir untuk membayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exie Giovanka
Teen FictionIni cerita tentang gua Exie Giovanka, jadi suka suka gua dong mau bikin deskripsi kek apa. Menurut gua, teenfiction sekarang tuh mulai kea ftv gitu. Garis besarnya gampang ditebak, 2 cowok most wanted rebutan 1 cewek yang biasa aja terus salah satu...