•EG 4

104 31 14
                                    

Segerombolan kakak kelas yang kemarin, datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak.

'Buset dah ni mau minta jawaban atau mau demo njir. Si ketos yang sering telat bareng itu ngapain juga disini anjeng,' cerocos Exie dalam hati yang diam melihat segerombolan cowok itu datang mendekati mejanya.

Sekitar 9 anak kelas 11 itu sudah sampai dimeja Exie dan menyuruh Floy pergi dari tempat duduknya. Rasya duduk di meja yang tadi di tempati Floy.

"Gimana?" Tanya Rasya to the point

"Lah?" Tanya Exie balik yang blank seketika karena belasan pasang mata lagi lagi memusatkan perhatian ke dirinya.

Salah satu teman Rasya yang paling cerewet duduk di sebelah Exie atau tempat duduk Floy yang tadi. "Exie Giovanka, si Rasya minta kepastian jawaban dari lo. Buruan dijawab kasian anak orang digantung, dia bukan duren yang bisa di gantung terus dijual 30.000," ucap si cowok tersebut.

'Lagian cowok kek dia siapa yang mau beli njir. Gratisan aja gua ogah nerima.' lagi-lagi gumam Exie dalam hati.

"Anjway rame bat kek pasar loak," ucap Eliza yang baru sadar dari lamunannya bahwa didepannya sudah banyak kakak kelas cowok "Exie gue pinjem bentar bang. Gue mau ke WC sama dia. Ya kan? Iya lah masa kaga," sambungnya langsung menarik Exie untuk menjauh dari gerombolan itu.

Setiap orang yang mereka lewati di jalan pasti melihat Exie dengan tatapan sirik.

"Apa lu liat liat? Mau gua congkel tu mata ha?" Sewot Exie yang tidak nyaman.

Ketika sudah sampai WC, Eliza menutup pintunya dan memastikan tidak ada orang di dalam.

"Heh lu pelet dia?!" Tanya Eliza yang lebih seperti mengintrogasi.

"Apa si babi gua kaga ngarti. Mereka sawan keknya. Terutama Rasya noh si cowok bar bar ngapain bucin ke gua coba," jawab Exie ringan lalu keluar dari WC dan berniat kembali ke kelas.

Tapi ternyata jalannya sudah di blok oleh 8 orang temannya Rasya. Sedangkan Rasya yang berkepentingan dengan Exie tidak ada disitu.

"Gimana? Rasya diterima ga? Terima aja lah. Lo udah bikin dia nunggu lama kasian kalo ditolak," cerocos salah satu cowok tersebut.

"Berisik sumpah. Lu ganggu bat tau gak si?" omel Exie dan dengan PD-nya menerobos gerombolan itu dan meninggalkan Eliza yang bingung bagaimana cara melewati mereka.

***

Kini Exie sedang menunggu seseorang untuk pulang.

"Bareng?" Tanya Rasya menggunakan CB yang tampak kinclong dan warna putih coklat menambah kesan klasik orang itu.

"Ga usah nanti gua dijemput, nah itu dia. Gua pulang dulu," izin Exie sambil menaiki motor besar milik Javier.

Saat sudah sampai rumah, Exie langsung memasuki kamarnya dan membuka handphone nya yang sudah ada puluhan notice chat dari nomor tidak dikenal. Dan salah satunya Rasya.

Setelah keluar dari roomchat Rasya, Exie melihat notice chat dari yang lain.

+62 888 777 666
Sok jual mahal maneh

+62 345 678 564
80Jt jd cw w :*

+62 987 654 321
Heh cabe! Pake susuk apaan lo!

Melihat hujatan itu Exie tidak ambil pusing. Dia memutuskan mengganti seragamnya dengan hotpants jeans warna putih dan sweater oversize warna hitam yang panjangnya melebihi celana yang dipakai. Lalu Exie pergi ke rumah Eliza menggunakan mobil pribadi yang diantar supir pribadi keluarganya.

Sekarang mereka berdua berada di McD karena belum sempat makan sehabis pulang sekolah tadi.

"Ex lu ywang bwayar kwan gwue kwaga bwawa uwang," ucap Eliza dengan mulut yang penuh kebab.

"Telen dulu tu kebab anjir jiji gua," omel Exie sambil meminum Coca Cola nya.

Setelah kenyang makan dan Exie yang membayar tentunya, mereka memutuskan untuk bermain di Time Zone.

"Eh Ex kita beda mobil ya biar kane gitu kan kerasa boom-boom nya," ucap Eliza sambil mengeluarkan kartu Exie untuk membayar.

Setelah puas bermain yang sebagian besar Exie yang membayar, mereka ke salon rambut karena Exie ingin berganti warna rambut sedangkan hanya Eliza ingin memotong poni nya yang mulai menutupi mata.

07.33 PM. Ternyata mereka sangat cepat menghabiskan waktu hari ini dan mereka memutuskan ke Starbucks untuk penutup kegiatan main hari ini.

"Tong ngalamun we atuh, bisi kasambet ih ngeri. Maneh kumaha? Nyarios sok," ucap Exie dengan aneh karena dia mengucapkannya bukan dengan logat Sunda melainkan dengan logat Betawi yang sangat kental.

Eliza menepuk jidatnya karena dia heran mengapa bisa punya teman yang hobi berbicara dengan bahasa Sunda yang sulit dipahami bagi Eliza.

"Gue ga paham kenapa lu suka banget sama bahasa Sunda padahal lu sendiri asli Betawi dan ga ada darah Sunda," tanya Eliza.

Exie tidak langsung menjawabnya melainkan meminum coklat hangatnya dulu dan memandang Eliza dengan tatapan ingin curhat.

"Jadi gua suka bat ama bahasa Sunda gegara cowok Bandung ya kalo dah ngomong bahasa itu keknya alus bat. Nah lu tau kaga? Cowok Bandung yang ngomong pake bahasa Sunda tuh kek ada manis manisnya gitu," jawab Exie enteng sambil pergi menuju mobil untuk pulang meninggalkan Eliza yang speechless.

'anjeng padahal ekspetasi gue dia bakal ceritain masa lalunya yang kelam dan ada sangkut pautnya sama tuh bahasa Sunda kek di novel novel njir. Ternyata? Cuma gegara cowok Bandung itu tipe cowoknya. Astaghfirullah penonton kecewa,' sewot Eliza dalam hati dilanjut umpatannya yang hanya terlihat komat kamit dan menyusul Exie yang sudah di dalam mobil.

***

Kamis pagi ini seluruh siswa dikumpulkan di lapangan karena akan ada pengumuman mengenai karnaval dalam rangka HUT Indonesia.

"Ya jadi besok dalam rangka HUT Indonesia, seluruh sekolah di kabupaten ini mengadakan karnaval dan kebetulan kita mendapatkan bagian barisan 17-8-45. Itu adalah barisan yang akan memimpin seluruh barisan karnaval dari semua sekolahan. Jadi akan ada 17 siswa laki laki yang akan dipilih menjadi pasukan paling depan dan setiap 17 anak yang dipilih akan membawa bendera merah putih sepanjang jalan, 8 perempuan untuk baris ditengah dan akan membawa gambar Pancasila sepanjang jalan, 45 siswa campur yang akan baris di belakang, lalu ada pemimpin barisan yang hanya 1 orang. Jadi untuk kalian nanti yang sudah terpilih harap untuk menjaga stamina semaksimal mungkin," ucap kepala sekolah itu panjang lebar yang sama sekali tidak Exie pedulikan.

Setelah semua siswa dibubarkan Exie langsung duduk di kursi nya dan ada kakak kelas yang menghampiri nya lagi.

'kali ini apa lagi ya lord. Bosen gua urusan ama kakak kelas lagi,' gerutu Exie sembari melipat tangannya dimeja lalu menenggelamkan wajahnya untuk menghindari tatapan kakak kelas itu.

Exie merasakan tubuhnya digoncangkan oleh jari yang sangat lentik menurutnya. "Exie? Lo mau gabung pasukan 8 atau 45 gak?" Tanya pemilik jari itu.

***
See ya next part!

Exie GiovankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang