"Karena tadi kakak sama abang dah liat karya kalian, dan semuanya bagus. Jadi kalian semua dapet hadiahnya," ucap Exie setelah satu jam lebih menunggu anak-anak kecil itu selesai mewarnai.
"Yeeey," sorak mereka bersamaan dengan wajah antusias nya.
"Ade-ade jadi biar ga lama bagi hadiahnya, yang cowok ambil hadiah ke abang sama bang Jev dulu. Nah yang cewe ke kakak-kakak nya oke? Nanti kalo udah, gantian yang cowok ke kak Exie sama ka El terus yang cewek ke bang Mostaf sama bang Jev. Langsung aja sini," perintah Mostafa sambil membagi miniatur spiderman dan hulk.
Setelah mereka selesai membagikan pakaian dan miniatur tokoh Avenger, Javier mengajak Exie, Mostafa dan Eliza untuk kerumahnya karena orangtua Javier baru saja pulang setelah 1 bulan di Jawa untuk merawat kakek Javier yang terpeleset saat jogging di jalanan yang becek.
***
Melihat teh Iyah yang sedang duduk membelakangi mereka di sofa sambil menonton sinetron, Javier, Exie, dan Mostafa saling bertatapan dan menyeringai jahil. Melihat fenomena itu, Eliza hanya diam memasang ekspresi cengonya.
"Sssh," desis Javier, Exie, dan Mostafa secara bersamaan kepada Eliza yang sudah membuka mulutnya untuk bertanya.
Mereka bertiga berjalan mengendap-endap mendekati teh Iyah dan,
"Dor!" Teriak mereka sambil menepuk pundak teh Iyah secara serentak.
"Ayam terbang! Eh ayam terbang! Astagfirullah maraneh mah baong pisan. Tong kitu deui ah! (Astagfirullah kalian mah nakal banget. Jangan gitu lagi ah!)" Omel teh Iyah sedikit kesal.
"Enya muhun teh (iya oke teh)," jawab Exie disela-sela tawanya.
"Teh Iyah, saya kok kaya denger suara Javier, Exie, sama Mostaf ya? Dimana mereka? Aduh Jev, gimana kabar kamu? Kenapa ga nyusul mamah papah kesana? Kamu ditanyain kakek loh." Pipi Javier dicium oleh mamahnya yang baru keluar dari kamar.
"Ga usah cium-cium mah ih. Iya itu ada Exie sama Mostaf," ujarnya sambil mengelap pipinya yang lembap karena lipstick mamahnya.
Exie dan Mostafa menyalami mamah Javier bergantian dan melupakan Eliza yang terdiam tanpa ekspresi. "Tante apa kabar, aduh ga ketemu sebulan serasa ga ketemu 30 hari ya tan," sapa Mostafa setelah bersalaman.
"Sa ae lu pantat panci."
Disaat yang bersamaan, pria berusia sekitar 43 tahun keluar dengan rambut berantakan, yang menandakan dia baru saja bangun tidur. Setelah bertemu anak nomor satu dan satu-satunya, kedua lelaki itu langsung berjabat tangan ala cowok.
"Eh ada Exie, Mostaf, itu yang satu kenapa diem aja? Sini, siapa namanya?" Tanya papah Javier menunjuk Eliza yang baru diingat keberadaannya.
"Namanya Elo pah," satu pukulan dari Mostafa mendarat di pundak Javier yang salah menyebut nama Eliza.
"Nama dia bukan Elo tapi Ela om," lagi-lagi pukulan mendarat, tapi kali ini pukulan milik Exie yang mendarat di punggung Mostafa.
"Mata lu berdua Elo Ela, dia Eli."
"Gimana ini? Jadi nama kamu Elo Ela atau Eli?" Tanya papah Javier kepada Eliza yang sedang mendelik kearah Exie, Javier, dan Mostafa.
"Nama saya Eliza om tante," ujarnya.
Melihat tingkah konyol 4 remaja itu, mamah Javier hanya bisa tertawa geli dan menyuruh mereka keatas untuk menghabiskan oleh-oleh yang dibawa dari Jawa.
Karena oleh-oleh yang dibawakan lebih banyak makanan daripada benda, mereka bermain challenge dan cara bermainnya adalah yang bermain matanya ditutupi oleh slayer atau apapun dan mereka harus menebak makanan yang diberikan oleh lawan.
![](https://img.wattpad.com/cover/174353796-288-k522266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Exie Giovanka
Teen FictionIni cerita tentang gua Exie Giovanka, jadi suka suka gua dong mau bikin deskripsi kek apa. Menurut gua, teenfiction sekarang tuh mulai kea ftv gitu. Garis besarnya gampang ditebak, 2 cowok most wanted rebutan 1 cewek yang biasa aja terus salah satu...