『二十五』Kunjungan Yang Direncanakan

9.6K 654 12
                                    

Yan Zi melangkahkan kakinya di sepanjang korior istana, ditemani dengan angin malam yang menusuk kulitnya karena tidak lama lagi akan datang musim dingin. Dia berkeliling istana setelah mendapat persetujuan Nenek Kekaisaran yang beberapa waktu lalu mencegahnya keluar, namun dengan rayuan mautnya, dia berhasil membuat wanita tua itu setuju.

Yan Zi duduk di pembatas lorong istana dengan halaman-halaman yang luas. Tangannya menyangga kayu pembatas itu dengan kedua tangannya. Matanya menatap sekeliling, beberapa pelayan dan penjaga melewatinya dan memberikan salam yang dibalasnya dengan ramah. Kemudian dari ujung lorong, dia melihat Han Yunxi yang sedang tertawa bersama seorang pelayan. Tawanya begitu menawan sehingga memengaruhi Yan Zi yang juga ikut tersenyum melihatnya.

Ketika beberapa meter lagi jarak di antara mereka, Han Yunxi menyadari keberadaan Yan Zi di depannya dan segera menghentikan tawanya. Kemudian dia membungkuk memberi penghormatan kepada Yan Zi. “Salam pada Yang Mulia Putra Mahkota Yue.”

Yan Zi tersenyum lalu menyuruh Han Yunxi berdiri. “Kita bertemu lagi.” Sapanya.

Han Yunxi hanya membalas dengan sedikit senyumam lalu kembali membungkuk untuk pamit undur diri. “chenqie pamit undur diri.” Han Yunxi kemudian kembali berjalan diikuti Jisu yang baru saja ikut membungkuk.

Tapi Yan Zi menahan pergelangan tangannya membuat Han Yunxi berhenti. Saat itu juga Han Yunxi menghempaskan tangan Yan Zi yang menempel di lengannya.

Yan Zi kaget dan dengan reflek menyembunyikan tangannya ke belakang. “maaf,” akunya.

Han Yunxi tersenyum lalu berbalik melanjutkan langkahnya namun lagi-lagi Yan Zi menghentikan langkahnya.

"Tunggu!"

Han Yunxi berbalik, "Ada apa, Yang Mulia?" Ucapan Han Yunxi dengan raut wajahnya sangat berbeda. Raut wajah yang kesal itu diselingi dengan nada yang sangat lembut.

Yan Zi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia bingung pada dirinya sendiri, mengapa dia memanggil Han Yunxi tanpa tujuan yang jelas. Kemudian dia terkekeh tidak jelas dan sedikit membungkuk tanda maafnya.

"Maaf. Kamu bisa pergi. Angin malam sangat tidak bagus." Terselip kekehan di perkataan Yan Zi. Han Yunxi hanya sedikit tersenyum lalu pergi menjauhi Yan Zi.

***

Keesokan harinya, Yan Zi sedang duduk di rumput di taman kolam teratai. Di depannya merupakan kolam dengan teratai putih yang sangat indah. Kemudian dia mengambil beberapa batu dan melemparnya asal-asalan ke permukaan air yang tenang itu sebelum bergetar akibat batu tersebut.

Merasa bosan, dia mengeluarkan seruling peraknya dari dalam pakaian. Memutar balikkan seruling itu beberapa kali sebelum mendekatkan lubang tiup itu ke bibirnya.

Perlahan, dia menghembuskan udara dari bibirnya dan segeralah suara dari seruling itu terdengar perlahan. Lama kelamaan menjadi suatu melodi yang indah.

Dengan tenang, Yan Zi memainkan jari-jarinya di lubang seruling itu. Melodi yang dimainkannya terdengar sangat indah dan menenangkan. Sangat pas di waktu sore hari ini.

Perlahan, pikiran tenangnya berubah. Dia membuka matanya dan menghentikan permainan serulingnya. Pikirannya tertuju pada Han Yunxi dan Long Feiye.

Dia bingung mengapa Han Yunxi terlihat tidak bahagia menikah dengan Long Feiye, teman masa kecilnya. Bahkan gadis itu terang-terangan mengorbankan rambutnya hanya untuk membuat Long Feiye marah. Mengapa Han Yunxi terlihat tidak nyaman? Apa yang terjadi di antara mereka?

Pusing dengan pemikirannya, Yan Zi melemparkan serulingnya ke belakang dengan asal. Tidak peduli apakah ada orang yang akan terkena barang miliknya itu atau tidak. Kemudian dia mengacak-acak rambutnya kesal dan mendengus kesal.

Empress Han Yunxi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang