『五十九』Dunia Seketika Berubah

1.4K 192 23
                                    

Selamat membaca, maaf jika banyak typo/kesalahan lainnya❤
Jangan lupa votenya dulu yawww ;D

***

Tuan Han terbaring lemah di ranjangnya. seorang tabib memeriksa denyut nadinya dengan fokus. ia menyadari jika ada sesuatu yang aneh di sistem pencernaan Tuan Han. sekali lagi ia memeriksa denyut nadi Tuan Han untuk memastikan. tiba-tiba pintu kamar terbuka, menampilkan Han Yunxi yang memasuki kamar dengan raut wajah khawatir.

"ayah!"

Han Yunxi berjalan cepat ke arah ranjang. ia memegang tangan ayahnya yang belum sadarkan diri. ketika ia menoleh ke samping, ia melihat seorang tabib sedang memeriksa tas medisnya.

"tabib, ayah saya terkena racun apa?" Han Yunxi bertanya dengan nada terburu-buru.

tabib itu menoleh ke arah Han Yunxi. "Tuan Han terkena racun arsen putih. racun itu sekarang sudah menjalar ke perut, nona."

Han Yunxi terdiam, ia kembali memandangi ayahnya. "tabib, apa yang harus kulakukan? apakah ada penawarnya? aku akan mencarinya ke manapun."

Tabib itu menghela napasnya sebentar. "nona, untuk saat ini masih belum ada penawarnya namun saya akan mengusahakan untuk menekan racun ini agar tidak menyebar dengan cepat."

Han Yunxi menjadi lesu. namun tiba-tiba Wu Hao datang dengan wajah sedikit gembira. ia berlutut di samping Han Yunxi dengan senyuman di wajahnya. "Nona, Tabib Chen memberitahu jika ada sebuah batu yang dapat menangkal segala jenis racun!"

mata Han Yunxi terbuka lebar. gadis itu memegang tangan Wu Hao dengan erat disertai senyuman kecil yang mulai muncul. "benarkah?"

Wu Hao mengangguk. "Tabib Chen berpesan agar kita segera menemuinya di ujung gerbang pasar agar Tabib Chen bisa menuntun kita di mana tempat batu itu bisa dijumpai."

Wu Hao segera menoleh kepada Jisu yang berada di sudut ruangan. "Xiao Su, segera siapkan semua kebutuhan nona, kita akan berangkat sebentar lagi."

Jisu mengangguk kemudian langsung keluar dari kamar dengan segera diikuti Wu Hao yang pergi ke ruang medis untuk menyiapkan hal yang dibutuhkan.

Han Yunxi kembali mendekati ayahnya. ia mengelus beberapa helai rambut ayahnya yang terlihat sedikit tidak rapi. ia tersenyum memandang wajah ayahnya. namun tak berselang lama, mata Tuan Han terlihat bergerak. akhirnya pria paling penting di hidup Han Yunxi itu tersadar.

Han Yunxi terkejut. "ayah, ada yang sakit?" raut wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Xi'er, jangan menangis." jari-jari Tuan Han yang lemah berusaha menyentuh pipi Han Yunxi untuk menghapus jejak air mata putrinya.

Han Yunxi tersenyum, tangannya menggenggam erat lengan ayahnya. "ayah, Yunxi akan membawa penawarnya jadi ayah harus menunggu Yunxi, baik?"

Tuan Han tersenyum kecil. bibirnya sangat pucat sehingga membuat Han Yunxi ingin menangis lebih kencang lagi.

beberapa waktu kemudian, Wu Hao masuk ke kamar dengan tas yang disampirkan di bahunya. "Nona, mari kita pergi."

Han Yunxi berdiri dengan enggan. "ayah, tunggu Yunxi, baik?"

setelah melihat senyum di wajah ayahnya, Han Yunxi langsung berlari keluar dengan tangannya yang menarik lengan Wu Hao agar tidak menyia-nyiakan waktu lagi.

setelah semuanya telah disiapkan, Han Yunxi, Wu Hao, dan Jisu naik ke kereta kuda kemudian kusir kuda tersebut menarik tali kemudi kuda agar berjalan dengan cepat.

***

Tabib Chen telah menunggu kedatangan Han Yunxi di atas kuda cokelatnya. ketika Wu Hao turun dari kereta untuk menyambut Tabib Chen, ia segera mengajak gurunya itu untuk masuk ke dalam kereta sedangkan kuda yang dibawanya langsung dikendarai oleh seorang pengawal dari kediaman Han.

Empress Han Yunxi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang