『九』Hadiah

17.6K 1.2K 10
                                    

HAPPY SUNDAY AND HAPPY READING!
ENJOY THIS CHAPTER <3

***

Han Yunxi kembali ke kediamannya setelah menghabiskan waktunya yang sia-sia untuk belajar menyulam. Selama dua jam tersebut, dia hanya menyulam asal-asalan hingga Qian mama memukul bokongnya berkali-kali.

Qian mama adalah wanita tua yang keras. Jika dia diberi amanat untuk mengajar seseorang, maka dia akan dengan senang hati mengajarkannya. Namun jika sesekali orang tersebut malas, dia tidak akan segan untuk memukul bokong orang itu, tak peduli status mereka sekalipun orang dengan jabatan tinggi. Hal itulah yang membuat Nenek Kekaisaran dan Long Feiye diam-diam sukai.

Han Yunxi membuka ruang belajarnya terlebih dahulu. Bersandar di kursi panjang tempatnya bersantai. Kedua kakinya dinaikkan ke kursi itu. Dia menghela napas. Jisu hanya terkekeh mengingat momen dimana nonanya diajar secara tegas oleh Qian mama. Kemudian dia pergi menyeduh teh lalu memberikannya pada Han Yunxi.

"Terima kasih." Han Yunxi mengambil cangkir itu lalu meneguk isinya sampai habis. "Melelahkan sekali. Aku tidak mau lagi diajar Qian mama!"

Jisu hanya terkekeh pelan namun Han Yunxi menyadarinya lalu berdiri. "Apa yang kau tertawakan?"

Jisu langsung memasang mimik serius dan hanya menggeleng. "Tidak ada, nona."

Han Yunxi tersenyum jahil lalu dengan cepat mengetuk pelan pelipis Jisu kemudian berlalu keluar dari ruang belajar.

"Aku ingin mandi." Ucap Han Yunxi.

"Saya akan menyiapkan terlebih dahulu." Jisu pun berlari menuju ruang pemandian di kediaman Han Yunxi.

Beberapa waktu kemudian, Jisu menemui Han Yunxi. "Nona, saya sudah siapkan semuanya."

Han Yunxi hanya mengangguk lalu membuka jubah luarnya. "Kamu boleh pergi." Titahnya.

Jisu membungkuk lalu pergi menutup pintu dan berdiri di luar.

Setelah melihat Jisu keluar, Han Yunxi kembali membuka pakaian dalamnya yang berwarna putih kemudian berendam di kolam yang sudah diisi Jisu dengan air hangat.

Betapa menyegarkan. Dia menutup matanya. Hari ini benar-benar melelahkan. Saat mengingat momen di mana dia dipukul, diam-diam dia mengelus bokongnya sembari memasang wajah cemberut.

Saat tiba-tiba pikirannya mengarah pada kejadian dengan Long Feiye beberapa waktu lalu, dia langsung membuka matanya dan menampar pipinya guna menyadarkan diri.

"Sialan."

Han Yunxi lalu naik dan memakai kain untuk mengelap badannya. Kemudian dia memakai pakaian dalamnya lalu menyuruh Jisu masuk.

"Nona, anda ingin langsung tidur?" Tanya Jisu yang dibalas anggukan oleh Han Yunxi. Melihat itu, Jisu mengambil pakaian tidur Han Yunxi dan membantunya berpakaian.

"Nona, rambut nona ingin diapakan?" Tanyanya lagi.

"Sisir saja. Tidak usah diapa-apakan."

Jisu pun langsung menuruti dengan menyisir rambut Han Yunxi dengan lembut dan halus.

"Nona, mari pelayan ini antar ke kamar." Jisu memegang lengan kanan Han Yunxi. Saat Han Yunxi sudah berdiri, dia mengapitkan jari-jarinya ke jari-jari Jisu kemudian berjalan memaju-mundurkan pegangan tersebut.

Mereka sampai di kamar Han Yunxi lalu gadis itu melepaskan tangannya. "Kamu boleh istirahat."

Jisu membungkuk lalu menutup pintu kamar Han Yunxi dan segera pergi ke kamar pelayan.

***

Keesokan paginya, Han Yunxi bangun dengan ranjang yang berantakan. Dia membuka matanya saat sinar matahari sudah masuk, dia mengalihkan sedikit pandangannya ke kiri dan mendapati Jisu sedang tersenyum sumringah.

"Nona, mari saya bantu anda membersihkan diri." Jisu kemudian berjalan ke tepi ranjang dan mengambil lengan Han Yunxi dan membawanya ke pemandian.

"Nona, anda ingin memakai baju yang mana?" Tanya Jisu saat melihat Han Yunxi sudah memakai pakaian dalamnya dan dilapisi kain putih. Mengambil lengan Han Yunxi ke tempat pakaian.

Han Yunxi menatap kotak-kotak di depannya tak mengerti. Dia kemudian menatap Jisu yang tersenyum lebar. "Apa ini?"

"Ini semua milik Nona!" Nada Jisu terdengar begitu bersemangat.

"Aku tak pernah membawa barang sebanyak ini. Apa ayahku yang mengirimkannya?" Tanya Han Yunxi pada Jisu. Jisu hanya menggeleng pura-pura tidak tahu.

Han Yunxi kemudian membuka kotak tersebut dan terperangah menatap isinya. Isinya berupa pakaian-pakaian berkualitas tinggi yang dijahit dan ditenun oleh sang ahli.

Dia kembali membuka kotak yang berada di samping kotak pakaian itu. Dan kembali tak bernapas saat matanya melihat begitu banyak perhiasan-perhiasan yang bisa dibilang hanya keluarga kerajaan saja yang bisa memakainya.

"Dari siapa ini?!" Dia marah.

"Itu semua pemberian Yang Mulia Kaisar, Nona." Jawab Jisu sedikit ketakutan.

Han Yunxi membanting tutup dua kotak tersebut lalu melangkah menuju lemari pakaian miliknya sendiri dan mulai memakai pakaian sederhana berwarna putih.

Dia menyisir rambutnya sendiri dengan kasar. Dengan marah kemudian membanting sisir giok itu ke meja rias. Jisu memberanikan diri mendekati nonanya dan mulai menyisir rambut Han Yunxi. "Biar pelayan ini membantu, nona."

Han Yunxi diam menatap cermin. Mengatur napas agar emosinya mereda.

Jisu mengambil kotak kecil di atas meja yang berisikan tusuk rambut milik nonanya lalu bertanya dengan pelan, "Nona, anda ingin memakai yang mana?"

Han Yunxi menatap benda-benda manis tersebut lalu mengambil tusuk rambut yang diujungnya terdapat liontin merah yang sangat manis. Kemudian dia memberinya pada Jisu, gadis itu pun memasangkan di sanggul Han Yunxi.

Salah satu pelayan masuk ke ruang rias lalu membungkuk hormat. "Nona, Yang Mulia Ibu Suri mengajak anda makan pagi di kediamannya."

Han Yunxi mengangguk lalu membiarkan pelayan itu menuntunnya ke kediaman Nenek Kekaisaran.

***

Melihat Han Yunxi berjalan ke kediaman neneknya, Long Feiye diam-diam tersenyum. Sebelumnya dia berencana pergi ke lapangan guna melatih memanah bersama prajurit yang lain. Dia berhenti sebentar menatap Han Yunxi yang berjalan agak cepat dengan wajah tanpa ekspresi.

Dia tersadar bahwa di tubuh Han Yunxi tidak ada satu pun pemberian yang dia berikan. Gadis itu hanya memakai pakaian sederhana berwarna putih dipasangkan dengan tusuk rambut berliontin merah.

Dia berbalik ke hadapan Kasim Chu yang membuat pria tua itu menunduk. "Apa pemberianku sudah sampai di kediaman Han Yunxi?"

Kasim Chu mengangguk takut, matanya masih menatap ke bawah, tak berani menatap Long Feiye. "Sudah, Yang Mulia."

Long Feiye kembali menghadap depan, melangkah mengikuti Han Yunxi ke kediaman Nenek Kekaisaran setelah memberi perintah agar tak satupun orang yang mengikutinya.

Kasim Chu mengerti lalu memerintahkan semua bawahan agar pergi dari sana.

***

Khusus hari minggu, saya update ya wkwkwk. Btw mau nanya dong, menurut kalian ini cerita lambat banget gak sih alurnya? Wkwkwk aku yg nulis aku yg males bacanya😂😅
Btw aku lagi nulis main problemnya nih jadi masih lama buanget. Tetep sabar ya.
I hope you guys still read this absurd work. Keep support Han Yunxi and Long Feiye!! DAN YANG PALING PERTAMA DAN WAJIB AKU INGETIN, KALAU ADA KESALAHAN JANGAN SUNGKAN KOMEN DI MANA SALAHNYA YA!!

Big thanks.<3

Empress Han Yunxi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang