『四十五』

5.9K 477 24
                                    

Pria dengan jubah merah maroon itu berjalan sangat cepat meninggalkan seorang wanita lemah di belakangnya. Warna jubahnya sudah senada dengan bercak di lengan baju wanita itu. Dengan kondisi yang memilukan, dia bersemangat mengikuti pria itu karena tidak ingin kehilangan nyawa yang tidak bersalah. 

Saat wanita itu tiba di dalam kawasan penjara, pelayan pribadinya dan pemuda yang ditolongnya di masa lalu sudah dimasukkan ke dalam satu ruangan. Kedua tangan yang diikat dengan kaki berlutut menghadap pria berjubah merah maroon itu.

Di sisinya, berdiri dua penjaga penjaga dengan dua cambuk khusus. Cambuk itu terlihat sangat berat, membuat siapapun yang terkena cambuk itu akan memuntahkan darah.

Pria itu memberi isyarat untuk memulainya. Dengan patuh, kedua penjaga tersebut berjalan mendekati kedua pidana dan berdiri di masing-masing sisi. Cambukan pertama telah lolos tanpa masalah. Jisu yang terkejut tidak bisa menahannya dan segera memuntahkan darah. Sedangkan pemuda di sampingnya hanya berwajah suram menahan derita itu.

Han Yunxi yang tiba di dalam ruangan itu, sudah terlambat, Jisu sudah terluka. Luka itu bukanlah salah pelayan itu, membuat mata Han Yunxi membulat dan semakin mendekat.

Han Yunxi berdiri dengan jarak dua meter di belakang Jisu dan pemuda itu. Kepalanya kembali sakit saat melihat Jisu yang menderita. Bagaimana bisa perempuan lemah ini menahan sakitnya?

Han Yunxi menunduk dan segera berlutut. Kedua tangannya digenggam dengan erat. Dengan suaranya yang masih agak serak, dia mencoba menarik perhatian sejenak dari Long Feiye. "Yang Mulia, jangan hukum mereka. Yang salah adalah chenqie. Chenqie yang pergi sendiri tanpa memberi kabar."

Long Feiye menatapnya dengan tatapan datar. "Mengapa Putri Han ada di sini?" Dia mengedarkan pandangannya sejenak, "pelayan, bawa Putri Han kembali beristirahat ke kamarnya!"

Pelayan kediaman Han Yunxi memang ditugaskan untuk datang kemari. Kedua pelayan itu segera masuk dan memegang lengan Han Yunxi dengan lembut. "Nona, mari kita kembali. Nona masih butuh istirahat."

Han Yunxi menghentakkan lengannya, menolak dengan keras. Dia kembali menunduk dengan dalam tanpa berani menatap Long Feiye. Pria itu benar-benar dalam kemurkaan. Biasanya, pria itu akan menggodanya dengan menyebut calon permaisuri namun kini pria itu dengan jelas menyebut dirinya Putri Han.

"Yang Mulia, chenqie baik-baik saja! Tolong lepaskan mereka dan silakan hukum diri chenqie yang tidak berbudi luhur ini! Chenqie yang akan menanggung semuanya."

Long Feiye hanya diam. Dia kembali mengisyaratkan penjaga itu untuk mencambuk lagi. Saat suara cambukan itu terdengar di telinga Han Yunxi, dia tidak sadar menaikkan wajahnya untuk melihat Jisu yang berkeringat deras. Berkali-kali cambukan itu membungkam mulut Han Yunxi. Dirinya ingin menghentikan itu tapi dia tidak sanggup.

Namun, tiba-tiba hidungnya terasa menghangat. Rasa hangat itu seakan-akan mendorong dirinya berdiri dan segera berlari ke belakang Jisu.

Long Feiye tidak dapat menghentikan Han Yunxi ketika gadis itu berlari memeluk Jisu dari belakang. Penjaga yang bertugas mencambuk Jisu tidak sadar jika nonanya sudah ada di sana sehingga dia tidak bisa menghentikan cambuk itu ke arah mereka. Tanpa kata-kata, suara mengenaskan cambuk diiringi suara batuk Han Yunxi mengejutkan semua orang yang ada di sana.

Long Feiye bangkit dari duduknya. Dia segera berlari mendekati Han Yunxi dan membawanya ke dalam pelukan. Lengan Han Yunxi yang lemah dengan mudah melepaskan Jisu yang terbaring pingsan. Mulutnya penuh darah, bahkan hidungnya kembali mimisan.

Dengan kepalanya yang bersender di lengan Long Feiye, Han Yunxi masih sempat untuk meminta maaf.

"Yang Mulia, chenqie minta maaf tidak pernah patuh. Tapi tolong, jangan hukum Jisu." Han Yunxi berkata dengan sangat pelan.

Mata Long Feiye sangat merah sekarang. Menahan amarah dan ketakutan yang sangat besar. Han Yunxi yang belum sembuh harus terkena luka cambuk lagi, membuat pria itu bergetar karena amarah.

Long Feiye menggendong Han Yunxi yang terasa lebih ringan. Hanya dalam beberapa hari, berat badan gadis itu menurun. Dengan dekapan yang kuat, Long Feiye meninggalkan penjara dengan mata merah menuju kediaman Han Yunxi.

Sebelum meninggalkan pintu sel, Long Feiye memberi perintah kepada Jendral Yu untuk mencambuk penjaga tadi sebanyak dua puluh kali.

***

Dua minggu kemudian setelah kejadian itupun berlalu. Han Yunxi dengan wajahnya yang nampak sehat sedang duduk di kursi rias, membiarkan Chenwei menyisir rambutnya dan membuat sanggul yang sederhana dengan poni jarang di kening.

Kaki Han Yunxi sudah membaik dan bisa berjalan seperti sedia kala. Lebam-lebam di tubuhnya juga sudah menghilangkan tanda. Namun ada satu yang belum membaik, Jisu-pelayan Han Yunxi- belum kembali sejak kejadian dua minggu tersebut.

Han Yunxi menatap kosong cermin yang menampilkan dirinya yang memakai pakaian sutra berwarna putih dengan renda-renda di lengan pakaiannya. Sebuah hiasan rambut bunga ditancapkan di sanggul Han Yunxi yang membuat gadis itu terlihat sangat cantik.

Han Yunxi berjalan keluar dari kediamannya. Kedua tangannya ditautkan dengan anggun bersamaan senyum tipis yang melingkar di bibirnya.

Matahari sudah berada di sudut seratus lima puluh mendekati barat yang menandakan waktu sekarang adalah sore hari. Dengan pemandangan bunga-bunga indah yang disinari dengan cahaya matahari yang indah dengan suhu hangat menandakan musim semi akan segera datang menggantikan musim dingin yang berharga.

Han Yunxi diundang oleh Nenek Kekaisaran untuk minum teh di taman istana barat yang banyak ditanami tumbuhan indah. Tempat di mana taman khusus untuk wanita-wanita berharga bagi Long Feiye. Tidak sopan rasanya jika menolak apalagi Han Yunxi sudah pulih.

Saat melihat Nenek Kekaisaran sedang tersenyum di sana, Han Yunxi diam-diam menyunggingkan senyumannya di balik pagar taman. Ketika dirinya melewati gerbang taman dan segera mendekat ke arah Nenek Kekaisaran.

Melihat ada yang datang dan mendekat, Nenek Kekaisaran menoleh dan mendapati Han Yunxi yang terlihat sangat cantik dan suci bagaikan seorang dewi yang turun ke bumi.

Tak lama senyum itu muncul dari bibirnya.

Long Feiye yang saat itu hendak meneguk tehnya ikut menoleh ke samping dan menatap Han Yunxi tanpa berkata-kata.

Han Yunxi segera membungkuk dan memberi salam dengan sangat sopan. Saat Nenek Kekaisaran menyuruhnya bangkit dan duduk, ia menurut dan segera duduk di samping Nenek Kekaisaran.

Long Feiye meletakkan cangkir tehnya dan menatap Han Yunxi dalam. Mata hitamnya menatap Han Yunxi yang menundukkan pandangannya yang sedang gugup berada di sekitar dua orang hebat di negara ini. Namun saat Han Yunxi mengangkat pandangannya dan tak sadar menatap Long Feiye, entah mengapa pria itu menghindar.

Han Yunxi hanya diam dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Nenek Kekaisaran beri padanya. Dengan senyum tipis dan malu-malu dia habiskan pada penjamuan teh sore itu. Diselingi Long Feiye yang bahkan tidak bersuara sedikitpun.

 Diselingi Long Feiye yang bahkan tidak bersuara sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ini draft, belum sempet diedit.
Btw udah telat seminggu, bagi yang menjalankan, selamat menunaikan ibadah puasa ya😂🙏

Maap jarang update karna nulis pun jarang alias mood2an😂😂😂
Lagi sibuk sama dunia gepeng😔👍

Empress Han Yunxi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang