『二十二』

12.1K 844 14
                                    

Udah part 22 aja yak.
Selamat membaca gais!

***

"Nona, luka punggung anda sudah mulai membaik. Mungkin ini akan sembuh total seminggu lagi." Jisu mencelupkan tangannya ke botol tersebut kemudian mengolesnya di punggung Nonanya.

"Baguslah." Han Yunxi memejamkan matanya. Merasakan sensasi dingin dari salep tersebut, sangat nyaman. Dia membiarkan Jisu terus berbicara tanpa menyelanya dan hanya diam mendengarkan.

"Nona, saya sudah selesai." Jisu menutup botol salep tersebut lalu meletakkannya di atas nampan.

"Terima kasih." Ucap Han Yunxi. Kemudian Jisu membantu Han Yunxi berbaring menyamping agar salep itu meresap ke dalam. Tak lupa gadis itu menyelimutkan Nonanya dengan selimut hangat. "Nona, istirahatlah lagi."

Han Yunxi mengangguk sembari melihat Jisu membungkuk kemudian membawa nampan tersebut keluar lalu Han Yunxi mulai memejamkan matanya.

Long Feiye berjalan masuk ketika Jisu berjalan melewatinya setelah memberi penghormatan. Dia melangkah pelan menuju ranjang Han Yunxi kemudian duduk di sana, memandang wajah Han Yunxi yang tertidur untuk memulihkan tenaganya.

Kemudian dia berdiri dan melangkahkan kakinya ke tempat kursi santai di kamar Han Yunxi. Duduk di sana kemudian mengambil buku di rak dan mulai membacanya.

Tak lama, terdengar suara Kasim Chu dari arah luar kamar. Pria tua itu berdiri tepat di depan pintu kamar Han Yunxi, menjemput Tuannya agar beristirahat.

"Yang Mulia, silakan kembali ke kediaman anda untuk beristirahat. Besok ada pertemuan penting."

"Zhen akan menginap di sini dan batalkan semua pertemuan itu." Long Feiye berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tersebut.

Kasim Chu membungkuk hormat, "baik, Yang Mulia." Kemudian dia pergi dari sana dengan langkah pelan yang tidak menimbulkan bunyi.

Han Yunxi mendengar semua itu. Dia belum sepenuhnya tidur namun hanya memejamkan matanya. Perlahan dia membuka matanya sedikit untuk menemukan bahwa Long Feiye masih fokus pada bacaannya.

'Kenapa si gila ini membatalkan pertemuannya? Apa dia bodoh?' Han Yunxi berkata dalam hati. Dia tahu jika semua pertemuan kerajaan itu penting dan tidak bisa sembarangan dibatalkan. Namun pria licik ini dengan mudahnya membatalkan pertemuan itu. Han Yunxi meringis dalam hati.

Perlahan, dia melihat Long Feiye menutup buku bacaannya lalu melangkahkan kaki menuju ranjang tempat dia berbaring. Segera dia menutup matanya lagi. Merasakan ranjang sedikit bergerak yang berarti pria itu duduk di sana kemudian dia mendengar perasaan air. Tak lama, sensasi dingin menjalar di kulit lehernya.

Long Feiye membahasi leher Han Yunxi dengan lembut kemudian diikuti lengannya dan poninya. Membiarkan gadis itu nyaman dalam tidurnya. Dalam kegiatannya, dia tersenyum.

Han Yunxi yang merasakan kenyamanan itu akhirnya tidak bisa menahan kantuknya dan segera terlempar ke alam bawah sadar. Membiarkan Long Feiye membuatnya nyaman.

***

Keesokan paginya, Han Yunxi membuka kedua matanya perlahan. Merasakan udara dingin pagi yang sangat menyegarkan. Dia bangun dari tidurnya kemudian duduk di ranjang. Tangannya terulur ke kening untuk memeriksa suhu tubuhnya, dia sudah mendingan, suhu tubuhnya sudah jauh menurun dibandingkan tadi malam.

"Panasmu sudah turun?"

Seseorang berbicara dari arah pintu. Berjalan dengan pakaian yang lebih sederhana dibanding pakaian-pakaian formal yang dipakainya setiap hari. Berjalan anggun, mengirimkan aroma bunga yang sangat menyegarkan. Kaki indahnya melangkah ke ranjang Han Yunxi.

Empress Han Yunxi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang