Prolog

62 0 0
                                    

Nicole, seorang gadis cantik berusia 19 tahun. Cantik, berprestasi, tak banyak bicara, santun dan berasal dari keluarga kaya raya. Rambutnya yang lurus menghiasi wajah mungilnya. Figurnya yang elok membuat tak sedikit lelaki menaksirnya gila-gilaan, mengiriminya surat meletakkan bunga atau coklat di meja kuliahnya. Tak jarang berandal kampus yang bersuit menggoda hingga membuat gadis ini ketakutan.
pagi ini nicole bersiap untuk menuntaskan persiapannya untuk memasuki program magister, kecerdasannya membuatnya wisuda beberapa tahun lebih cepat untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
"Setelah ini aku hanya harus melajutkan pendidikan hingga beberapa tahun hingga lulus dan menggenggam gelar doctor. Aku tidak sabar untuk tidur berhari-hari tanpa bangun pagi" Ucapnya riang.
"Sayang, kau Sudah bangun?" Terdengar suara khas wanita setelah ketukan pintu.
"Sudah, ma. Ada apa?" Jawab nicole dan tak lama kemudian pintunya terbuka.
"Mama bawakan buket ke 6 dari penggemarmu hari ini. Mama tau kau tidak menyukainya tapi bunga ini lumayan juga" Jawab mama sembari menyodorkan buket mawar putih yang segar.
"Untuk mama saja" Jawab nicole dengan senyum manisnya.
"Kau sudah rapi-" Ucap mama setelah mengamati penampilan putrinya beberapa detik.
"Aku harus segera menuntaskan misi, ma. Aku ingin segera belajar dan menaklukkan magister dalam satu tahun"
"Rasanya terlambat jika mama menanyakan apakah itu mungkin, kau menempuh pendidikan 1 tahun lebih cepat di SMA, dan Strata dan kau pasti akan menyelesaikan study magister sesuai keinginan dan kemampuanmu, nak. Mama sangat bangga padamu"
"Ah, semangat pagi dari mamaku yang tteerrbaik sedunia"
"Kita turun, ma. Aku sudah siap"
"Kau ingin berangkat saat ini juga?"
"Tentu, ma."
"Padahal papa sedang membongkar kopernya karena sudah menyiapkan hadiah"
"Papa? Apakah papa berkata akan pulang satu bulan lagi itu kebohongan? Papaaaa" Teriak nicole riang sembari berlari menuju kamar kedua orang tuanya.
"Papa diruang tamu, sayang" Teriak mama.
"Okk maa" Jawab nicole yang segera berlari menuju lift.
Nicole bergegas mendekap manja lelaki kesayangnnya hingga lelaki itu terkejut. Nicole melihat sekilas bikisan-bingkisan kotak hadiah yang mewah dengan pita berbagai warna sejumlah warna pelangi. Papa mendekap erat tubuh putri tersayangnya.
"Lihatlah, putri siapa yang mendapatkan 'maxima cumlaude?' secara tidak mengejutkan lelaki dan wanita yang bahagia itu adalah papa dan mama" Ucap Mr Davidson memuji putri semata wayangnya.
"Lupakan pujiannya jika papa tak lagi terkejut" Jawab nicole yang bosan dengan pujian.
"Tapi tentu kami bangga, nak" Ucap papa dengan tawa bahagianya.
"Tentu, setidaknya masih ada reaksi untuk semua prestasiku. Aku sudah mulai kehilangan alasan untuk terus melakukan segalanya dengan baik. "
"Kau bosan menjadi yang terbaik, sayang?"
"Entahlah, aku hanya benci kekalahan. Aku tidak pernah ingin menjadi nomor 2 untuk kedua kalinya"
"Kau hanya melakukannya di ujian kelas 1 sekolah dasar. Kami bangga, nak. Tapi jangan menjadi begitu ambisius"
"Aku memiliki tujuan yang jelas, ma. Aku bekerja keras untuk itu. Aku tidak suka mengartikannya sebagai ambisi."
"Baiklah, sayang. Kau juga harus beristirahat, jangan melupakanya" Ucap papa sembari membelai rambut hitam dan lurus putri kesayangannya.
"Tentu- uhhmmm, hadiah?"
"Ini untuk putriku" Ayah memberi nicole 3 kotak mewah dengan pita merah kuning emas dan hijau emerald. "Ini untuk, wanita tercantik kedua setelah putrinya" Ucap papa dengan senyum manisnya memberikan 3 kotak dengan pita yang berbeda dengan nicole. Nicole tersenyum lalu memperhatikan sejenak kotak-kotak yang segera berpindah ke tangan ibundanya. Tak lama kemudian keluarga bahagia itu berpelukan.
"Ada seseorang datang" Ucap mama
"Aku akan membukanya" Nicole bergegas membuka pintu.
"Om danny-"
"Selamat pagi, nicole." Ucap mr raines dengan senyum ramah begitu juga seorang lelaki mudah di sampingnya.
"Selamat pagi, om"
"Kenalkan-Ini putra om satu-satunya, david. David- ini putri kesayangan om fabian" Ucap mr raines. David tersenyum dan segera mengulurkan tangan.
"David" Ucap david saat nicole menjabat tangannya.
"Nicole" Ucap nicole lalu tersenyum ramah. "Silahkan masuk, om. David"
"Terimakasih, maaf harus datang pagi-pagi begini"
"Tidak masalah, om. Kurasa dengan kesibukan papa dan om danny- kalian tidak akan mudah bertemu. "
"Benar sekali"
"Pa, om danny datang" Ucap nicole
"Danny? Danny- ah lama sekali tidak bertemu"
"Benar sekali, maaf harus datang pagi-pagi sekali"
"Aku merasa terhormat- bagaimana jika kita sarapan bersama? Kau tidak boleh menolak! David- wahh lihatlah! Kau tumbuh menjadi lelaki yang tampan dan gagah. Bagaimana kuliahmu? "
"Terimakasih. Aku sudah lulus magister tahun lalu, om. Kulihat om fabian begitu sehat- aku senang melihatnya"
"Tentu saja om selalu sehat, lihatlah kedua wanita cantik disisi om" Ucap mr davidson lalu tertawa begitu juga mr raines dan david.
"Ma, pa. Aku harus pergi. Om danny, david aku harus pergi."
"Baiklah, hati-hati cantik" Ucap mr and mrs davidson saat mencium kedua pipi putrinya.
"Baiklah, lain kali berkunjunglah ke rumah om danny dengan papa dan mama." Ucap mr raines.
"Tentu, om" Jawab nicole ramah
"Hati-hati dijalan" Ucap david disambut anggukan dan senyuman nicole.
"Wah, kau terlihat sangat ramah, nak." Mr raines menepuk pundak david. "Biasanya kau begitu pemalu dan pendiam"
"Tentu aku harus bersikap baik pada keluarga sahabat papa" Jawab david tenang.
"Waahh, tentu. Kita adalah keluarga" Ucap mr davidson ramah.
"Bagaimana jika kita sarapan terlebih dahulu lalu kembali berbincang? " Usul mrs davidson setelah mrmastikan persiapan sarapan sudah pantas.
"Aku sangat lapar, dan. Kumohon jangan mengulur waktu sarapan bersama kita yang pertama ini"
"Sebenarnya mendengarmu datang pagi ini membuatku pergi tanpa sarapan. Aku juga sangat lapar"
"Syukurlah, luangkan waktumu disini lebih lama lagi"
"Kami harus kembali besok untuk peresmian pergantian kepemilikan perusahaan"
"Pergantian kepemilikan perusahaan mu? Bukankah kau bilang bisnis dan sahammu berjalan cukup baik?! "
"Tentu, maksudku- david akan secara resmi menjadi penggantiku. Anak-anak muda butuh praktik untuk merealisasikan teorinya"
"Wahh, selamat untukmu- david. Kau harus mulai belajar. Terjun ke dunia bisnis akan membuatmu matang lebih cepat"
"Terimakasih, om. Aku akan terus belajar dengan kemampuan terbaikku"
"Good luck" Ucap mr davidson senang. "Pasti akan menyenangkan jika putramu satu minat dan bersedia mengelola bisnismu."
"Tentu, ah apakah nicole tidak berminat mengurus hotel dan perusahaanmu?"
"Dia sangat ingin bekerja di tempat lain, di bidang akuntansi, pajak, keuangan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Tentu kami tidak bisa melarangnya. Akan kubiarkan dia melakukan apa yang dia inginkan selama itu tidak bertentangan dengan hukum negara dan agama"
"Padahal dia bisa menjadi CEO sejak dini tapi memilih untuk bekerja keras. Gadis luar biasa- oh bagaimana dengan kuliahnya?"
"Dia barusaja menyelesaikan program sarjana, lihatlah dia begitu bersemangat memulai jenjang berikutnya"
"Bukankah gadis itu baru berusia 19 tahun? Dia sedang mengejar magister? Kau diberkati dengan gadis genius"
"Begitulah- kau tau kecerdasan itu bukan dariku, ibunya yang menurunkannya. Kurasa dia akan kembali padaku jika pekerjaan yang diinginkannya di luar sana telah berhasil dia taklukkan. Aku bahkan terkejut dengan semangatnya- kau tau, anak muda jaman sekarang"
"Anak sekarang akan membayar semuanya tanpa repot-repot berpikir. Kau harus mendukungnya habis-habisan"
"Tentu- lihatlah putramu, dan. Dia begitu kharismatik. Kau menurunkan sifat-sifat baikmu juga padanya"
"Di usia kita yang terus menua, kau masih sangat baik dalam bertutur kata, fabian."

Broken MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang