One Day With You (1)

10.7K 545 3
                                    

Efek nonton drama Voice lalu The Guest, yg gak ada romance nya sama sekali, (habis thriller, lanjut horror paranormal) aku jadi ogah nonton yg romantisan gitu. Berimbas juga ke mood nulis. Jadi merasa gak penting sama segala hal berbau couple dan cinta cintaan 😪

Ini pun aku tulis dengan membayangkan Kim Jae Wook sama Lee Ha Na 😂 Dan maaf aja kalau kali ini kurang terasa romance

AWAS! Tingkat khayalku lagi tinggi-tingginya

🔹💠🔹

Pandangan Hana terlihat kosong selama beberapa menit. Lalu, ia tersentak. Matanya menatap nyalang. Mendadak ia cemas bukan main. Ia bangkit berdiri. Kakinya tak berhenti melangkah. Berbolak balik di ruang kerjanya.

"Nggak mungkin," gumamnya sambil terus berjalan. "Itu nggak mungkin terjadi."

Ia terus menyangkal, namun ternyata otaknya justru memutar kembali visual yang tadi tiba-tiba ia dapatkan. Namun terasa sangat nyata. Seolah ia memang mengalaminya.

Dirinya sedang berbaring di kursi panjang. Menikmati mentari pagi yang hangat dengan mata terpejam di dekat kolam renang. Tubuhnya masih basah setelah berenang beberapa putaran, dengan bikini di balik handuk kimononya.

Dia dalam mood yang sangat baik. Merasa begitu tenang. Sesuatu yang sangat langka karena seumur hidupnya ia selalu sibuk dan serius dengan pendidikan kemudian kariernya.

Lalu, telinganya menangkap suara langkah kaki yang terasa familier. Bunyi ketukan suara sepatu itu anehnya terdengar seksi di telinganya. Kemudian, wangi parfum musk yang sangat ia kenal mulai tercium.

"Morning, wifey."

Dan suara itu, juga sangat ia kenal. Hana membuka matanya dan mendapati seorang pria dengan setelan formal duduk menyamping di tepi kursinya.

Pria itu tersenyum. Kepalanya bergerak merendah, lalu bibir tipis merah muda itu mencium bibirnya. Memberi lumatan yang sangat ia damba.

Hana tersenyum. "Morning, beib."

"Udah mau berangkat?" Tanyanya kemudian.

Pria itu tersenyum dan mengangguk. Tangannya bergerak di atas perut Hana. Membuka ikatan handuk kimononya. Menyingkap kain itu hingga terlihat tubuh Hana yang hanya tertutup bikini. Pria itu menatap lembut perut buncit Hana yang telanjang. Telapak tangannya memberikan usapan halus di sana. Disusul sebuah kecupan.

"Ada ngidam sesuatu?" Tanya pria itu selesai dengan ritual paginya tadi.

"Nggak—eh, belum." Hana menyengir.

Pria itu tergelak. Merasa lucu. "Apapun, Sayang. Asal jangan ngerebut es krim anak TK seperti kemarin."

Bibir Hana mengerucut. "Habis es krimnya kelihatan enak banget."

Pria itu kembali tertawa. "Ya sudah. Sekarang kita sarapan dulu. Baby-nya udah laper."

Dengan sigap pria itu menggendong Hana dan membawanya ke meja makan.

"Gila!" Teriak Hana lalu mengusap wajahnya dengan gusar.

"Itu nggak mungkin terjadi." Rapalnya berulang kali seolah itu adalah mantra.

Itu adalah visual tergila yang pernah ia alami. Bukan tentang pernikahannya, tetapi pria yang menjadi suaminya dalam visual itu. Karena pria itu adalah tunangan sepupunya, Fella. Dan kabar buruknya, selama ini visual yang ia dapatkan selalu menjadi kenyataan.

Hana bukan cenayang, indigo, atau semacamnya. Dia hanya-terkadang-mendapat visual tentang masa depan. Entah bagaimana dan apa sebabnya, ia menjadi seperti itu selama hampir dua tahun ini. Biasanya, ia melihat bukan hal buruk yang akan terjadi. Namun kali ini, sangat berbeda. Tentang kehidupan pernikahannya. Bersama pria itu. Hana tidak menyukai pria itu apalagi sampai berpikir untuk merebutnya dari Fella. Bahkan kalau boleh dibilang, Hana menganggap pria itu sebagai rivalnya.

LOVE - Book Of Romance StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang