"Nin, Gara masih pacaran sama Gita?"
Anin menatap penuh curiga, mengapa sahabatnya ini tiba-tiba menanyakan hal ini? Bukannya dia tidak tertarik dengan topik Gara Gita? Atau jangan-jangan bocah ini suka. Anin menyunggingkan senyumnya, matanya menatap intens.
"Apa? Kenapa ngeliat aku kayak gitu?"
"Kamu suka Gara?" Anin menaik turunkan alisnya. Hal ini membuat Zeline makin salah tingkah. Ia merutuki dirinya, harusnya Zeline tidak menanyakan hal itu.
"Aku cuma tanya, Nin. Udah ah, aku mau lanjut nulis aja." Zeline mengalihkan pandangannya. Pipinya memanas, malu sekali rasanya ditodong pertanyaan frontal seperti itu.
"Ayolah cerita, kali aja aku bisa bantu kamu buat nikung. Eh... Tapi, nanti kamu di grepe-grepe."
"Apa sih, Nin, kamu percaya sama gosip itu? Aku sih kurang yakin, soalnya dari wajahnya aja kayak anak baik-baik kok. Nggak ada tampang mesum."
Anin kembali mengembangkan senyumannya. Oke, benar tebakan Anin. Sahabatnya ini mulai menyukai seorang Sagara. Dari caranya salah tingkah dan membela Sagara.
"Cie dibelain, suka ya? Suka kan? Ngaku deh." Anin menoel-noel lengan Zeline.
"Ih, udah deh, Nin."
Kenangan yang sudah lewat beberapa tahun yang lalu, namun masih jelas dalam ingatan Zeline. Bagaimana ia bisa lupa, Anin sahabatnya yang membawanya mengenal sosok Sagara. Tapi, selama itu juga Zeline hanya menganggumi Sagara dari jauh. Zeline ingin bertegur sapa atau mungkin berteman dekat, namun semuanya Zeline kubur dalam-dalam. Zeline tidak ingin berteman, ia ingin cinta pertamanya menjadi cinta sejatinya.
Byurr.
Air dengan rasa manis mengalir di wajah Zeline. Zeline tidak kaget, ia hanya menarik napas panjang. Drama apa lagi ini? Apakah dia tidak bisa hidup dengan tenang tanpa gangguan setan kampus? Zeline merapikan buku catatan kecilnya agar tidak terkena tumpahan air.
Zeline mengusap pelan wajahnya yang sedikit lengket. Matanya menyorot tajam kearah cewek yang berparas cantik serta seksi itu.
"Kenapa? Mau marah? Lo pantes dapetin itu. Gue udah denger dari anak angkatan lo, katanya lo itu cewek yang sok cantik dan selalu nolak semua cowok yang nembak lo. Benar? Termasuk Pandu pacar gue? Nggak normal lo?"
"Terus?" Zeline menantang seniornya satu ini.
"Wow, songong banget lo ya? Cantik juga nggak, tajir juga nggak, belagu."
"Yang mahal harus terjaga, kalau murah sukanya ngaku-ngaku." Zeline menampilkan senyum mengejek. Sontak saja gadis di depannya ini meradang. Semua orang yang berada di kantin hanya menonton drama ini.
"Maksud lo apa? Lo bilang gue murahan? Iya? Mau gue robek tuh mulut."
"Ngerasa ya?"
"Gue peringatin, jangan pernah deketin dan godain Pandu lagi, karena dia milik gue. Ngerti?!"
"Bilang ke Pandu sana, jangan ngejar-ngejar aku. Seenggak laku itu? Sama kayak kamu, ngaku-ngaku."
Setelah melemparkan kalimat pedas yang membuat orang sakit hati, Zeline pergi. Gadis itu hanya meronta-ronta ketika temannya menghalangi agar masalahnya tidak semakin panjang.
Ini yang membuat Zeline tidak suka ketika ada orang yang menyatakan perasaan secara publik. Selalu saja ada masalah setelahnya. Drama-drama yang menjijikan bagi Zeline.Zeline pergi ke kamar mandi, ia membasuh mukanya yang lengket. Zeline sudah terbiasa dengan adegan seperti ini, lagi pula Zeline tidak pernah takut karena dia memang tidak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah Kita? (COMPLETED)
RomanceKisah tentang seorang perempuan bernama Zeline Arundati, ia jatuh cinta kepada seseorang berama Sagara sejak duduk di bangku SMP. Zeline selalu menyakini bahwa cinta pertama adalah cinta sejatinya. Hanya saja, Zeline memilih diam. Dia mencintai dari...