Terhitung sudah hampir dua jam Zeline tertidur. Pandu masih setia duduk di samping tempat tidur Zeline, menggenggam erat tangan Zeline. Cowok itu rela meninggalkan mata kuliahnya demi menemani cewek yang sekarang sedang ia perjuangkan meskipun dia tahu bahwa perjuangannya itu tidak diinginkan oleh Zeline.
Sebelumnya, Pandu sudah memberikan kabar kepada Qiana bahwa sahabatnya dibawa ke klinik dekat kampus.
Pandu kembali mengusap punggung tangan Zeline, sesekali ia memberanikan diri mengecupnya."Zel, gue nggak tau masalah apa yang sedang mengusik pikiran lo. Tapi, sumber semuanya pasti karena seseorang yang bernama Sagara, kan? Gue janji, gue bakal cari yang namanya Sagara untuk lo."
Kalimat yang baru saja Pandu ucapkan sangat menyayat hatinya. Dugaan Pandu pasti tidak meleset, cowok yang bernama Sagara pasti seseorang yang sangat penting untuk Zeline. Apakah Pandu siap menerima semua ini? Dia akan mendatangkan cowok untuk seseorang yang begitu ia cintai, tapi lebih menyakitkan bila melihat Zeline seperti ini.
Sesesaat kemudian Pandu merasakan gerakan tangan dalam genggamannya. Pandu sigap mengelus kepala Zeline, semoga saja Zeline sadar seutuhnya.
"Zel?"
Zeline mengerang. Matanya sayu-sayu membuka secara perlahan. Gadis itu menatap sekeliling.
"Sagara?" Mata Zeline menyapu seluruh ruangan mencari seseorang yang sangat ia rindukan.
"Zeline? Lo nggak apa-apa?" Pandu masih menggenggam tangan Zeline.
"Lepasin." Zeline menghentakan tangan Pandu. Matanya terus mencari di setiap sudut ruangan, tapi tidak ia temukan.
"Sagara, kamu di mana? Jangan pergi lagi, kamu di sini untuk jemput aku, kan?" Zeline berteriak, air matanya mengalir dengan deras.
"Zel, Sagara nggak ada."
Zeline menatap tajam Pandu. "Bohong! Aku tadi meluk dia, pasti kamu yang udah ngusir dia, kan? Kenapa kamu usir dia? Aku mau ketemu dia, dia orang yang aku cintai, Pandu!" Zeline berusaha melepaskan infus yang melekat di tangannya dengan sekuat tenaga. Pikirnya, Sagara pasti masih di sekitar sini.
"Jangan, Zel, lo masih sakit gue mohon."
"Lepasin, aku mau kejar Sagara. Dia pasti belum jauh, aku nggak mau dia pergi lagi."
Zeline turun dari tempat tidurnya dengan tertatih. Langkahnya diseret dengan lemah, nama Sagara terus saja dia sebutkan di setiap langkahnya. Pandu hanya mengikutinya dari belakang, Pandu tidak mencegah apa yang dilakukan Zeline meskipun Pandu merasa teriris melihat kondisi orang yang sangat ia cintai.Di mana Sagara itu? Dan bagaimana wajahnya? Pandu tidak tahu harus mencari sosok yang begitu dicintai oleh perempuan yang ia cintai. Walaupun hatinya berdenyut tapi Pandu rela demi Zeline bahagia.
"Sagara, kamu di mana? Aku tau kamu di sini. Aku nggak mau kehilangan kamu lagi." Langkah Zeline terhenti, tubuhnya mabruk ke lantai. Deraian air matanya menghiasi wajahnya.
"Berapa tahun lagi, Gar? Berapa tahun lagi kamu bakalan jemput aku? Rasanya aku udah nggak kuat, aku pengen nyelesain perjalanan kisah ini." Raungan pilu Zeline mengiris hati setiap orang yang melihatnya termasuk Pandu.
Pandu mendekati Zeline. Bingung, itulah yang saat ini Pandu rasakan. Pandu ingin sekali membawa Zeline ke dalam dekapannya. Pandu ingin Zeline menangis dalam pelukannya. Tapi, dia tahu bahwa Zeline tidak menginginkan hal itu. Zeline pasti akan membencinya.
Pandu memilih duduk di samping Zeline, melihat perempuan yang sangat ia cintai meraung dengan pilu membuat hatinya sangat sakit. Ingin sekali Pandu memberikan pukulan yang kuat di pipi orang yang bernama Sagara, saat semua orang ingin dicintai Zeline, tapi dia? Dia malah pergi meninggalkan Zeline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah Kita? (COMPLETED)
RomanceKisah tentang seorang perempuan bernama Zeline Arundati, ia jatuh cinta kepada seseorang berama Sagara sejak duduk di bangku SMP. Zeline selalu menyakini bahwa cinta pertama adalah cinta sejatinya. Hanya saja, Zeline memilih diam. Dia mencintai dari...