Zeline masih belum bisa percaya bahwa tahun ini dia akan mendapatkan kejutan seindah dan seromantis ini. Pertanyaanya , bagaimana Pandu bisa tahu bahwa hari ini dia berulang tahun.
"Zel, make a wish." Pandu berdiri di samping Zeline. Mengamati wajah gadis yang kini sedang berdoa.
Satu tiupan mampu memadamkan seluruh api yang menyala di atas lilin-lilin kecil itu.
"Makasih banyak, Ndu."
"Kembali kasih, Zel." Pandu mengelus puncak kepala Zeline.
"Oh, iya, kamu tau dari mana hari ini aku ulang tahun?"
"Cari tau sendiri."
"Kamu bolos kuliah karena buat semua ini?"
Pandu mengangguk. Lalu memberikan boneka yang tadi siang dia beli.
"Ndu, ini untuk aku?"
"Aku nggak tau kamu suka apa, jadi aku beliin ini."
Zeline kembali memeluk Pandu. Lenyap sudah rasa marah kesal semuanya, yang ada kini rasa bahagia.
Saat dalam dekapan, Zeline terbelalak. Ia mendorong tubuh Pandu dengan kuat. Sontak membuat Pandu terkejut.
"Zel, ada apa?"
"Sagara." Zeline belari begitu saja.
Mendengar satu kalimat itu, membuat Pandu mematung di tempatnya. Apakah mungkin waktunya Sagara datang. Pandu mengejar langkah kaki Zeline yang belari menuju parkiran.
"Sagara." Zeline terus berteriak nama itu.
"Zel, ada apa?"
"Ndu, aku tadi liat Sagara. Dia baru aja keluar dari restoran ini. Aku nggak salah liat, meskipun udah bertahun-tahun. Aku yakin itu Sagara, Ndu."
Zeline terduduk lemas. Air matanya mengalir deras. Zeline tidak salah lihat, cowok itu benar Sagara. Tapi, mengapa dia pergi begitu saja. Mengapa dia tidak menyapa Zeline.
"Kamu yakin itu beneran Sagara?"
"Iya, Ndu, aku yakin banget. Tapi, kenapa dia nggak noleh waktu aku panggil dia. Apa dia udah lupain aku? Gimana sama penantian aku selama ini, Ndu?"
"Anggap aja kamu salah liat, Zel. Sekarang ayo kita pulang."
Rasanya begitu sesak. Sesak bagi Zeline dan juga sesak bagi Pandu. Jika memang itu benar Sagara, artinya perjuangannya untuk mendapatkan hati Zeline telah tertutup. Zeline sangat mencintai Sagara, tidak akan mungkin ada celah untuk Pandu menyusup ke dalamnya.
Sepanjang perjalanan, Zeline hanya diam saja. Seketika wajah bahagia yang baru saja Pandu lihat kini menghilang. Kenapa Sagara harus datang di saat yang tidak tepat. Mengapa Zeline mencintai cowok itu, harusnya Zeline memilih Pandu yang selama ini berjuang untuk membahagiakannya.
Mendapatkan peran pendukung memang tidak menyenangkan. Meskipun peran utama menorehkan luka, tetap saja dia yang dicinta.
Mobil berhenti tepat di depan rumah Zeline.
"Zel, udah sampai."
Zeline turun begitu saja dari mobil. Tidak ada raut kebahagiaan yang terpancar, seperti beberapa jam yang lalu.
"Zel, bonekanya."
"Eh, oh, iya. Thanks, Ndu." Zeline memeluk boneka yang ukurannya sangat besar. Lalu berjalan meninggalkan Pandu yang masih setia melihat punggung Zeline menjauh.
"Kenapa harus Sagara, Zel? Aku bisa buat kamu bahagia. Sangat bisa."
___
Pagi-pagi sekali Zeline sudah bergegas meninggalkan rumahnya. Hari libur ini dimanfaatkan Zeline untuk bertemu seseorang. Zeline yakin bahwa semalam adalah Sagara. Zeline yakin Tuhan telah mengabulkan doanya untuk tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah Kita? (COMPLETED)
RomanceKisah tentang seorang perempuan bernama Zeline Arundati, ia jatuh cinta kepada seseorang berama Sagara sejak duduk di bangku SMP. Zeline selalu menyakini bahwa cinta pertama adalah cinta sejatinya. Hanya saja, Zeline memilih diam. Dia mencintai dari...