semua bermula

20 1 0
                                    

Sudah tiga hari berlalu. Pandu merasa hubungan dirinya dengan Zeline sangat baik. Bahkan, Pandu merasa Zeline telah membuka hati sepenuhnya untuk dia. Tepat hari ini tanggal 30, Pandu tidak pernah lupa bahwa hari ini adalah hari spesial bagi Zeline.

Demi mengetahui hari ulang tahun Zeline, cowok itu rela menyelinap ke ruang rekap data mahasiswa. Mengapa ia tidak bertanya kepada orang lain, ya, karena Zeline tidak memiliki teman dekat selain Qiana. Gadis polos itu juga tidak tahu kapan tanggal ulang tahun Zeline, mengingat Zeline yang begitu kaku dan dingin.

Pandu menuruni anak tangga, ia bergegas menemui seseorang.

"Mau ke mana lo? Buru-buru banget."

"Ada urusan."

Tiba-tiba kaki Pandu berhenti, lalu membalikan badan menghadap sang kakak yang sedang asik menyantap nasi goreng.

"Kak, cewek suka apa?"

"Suka cowoklah," ucapnya acuh.

"Gue juga tau kali. Maksud gue, hadiah gitu."

Vianka memincingkan matanya. Menatap penuh intimidasi kearah sang adik.

"Lo mau ngebucin sama pacar orang lagi? Tobat, woy, jadi orang jangan bego-bego amat."

"Lo nggak akan paham. Sebutin aja, cewek sukanya apa?"

"Bunga."

"Gebetan gue manusia bukan kuburan. Gue maunya ngasih buku nikah, tapi skripsi gue aja belum kelar."

"Gaya lo mau ngajak orang nikah. Pikirin tuh gimana caranya lo move on kalau nanti dia ninggalin lo."

"Jodoh nggak ada yang tau, kak. Kalau di lauhul mahfuz nama gue yang tertulis, pacarnya bisa apa? Oh iya, bisa datang jadi tamu undangan. Gue siapin tempat paling depan biar jelas liat kebahagiaan gue."

"Doa baek-baek."

Vianka kesal meladeni adik bungsunya yang terlalu percaya diri. Padahal ia juga tahu kalau sebenarnya, adiknya itu tidak mungkin punya pikiran sejahat itu. Tapi tidak tahu juga, bisa jadi cinta mengubahnya menjadi karakter jahat yang seharusnya karakter baik.

Pandu memutuskan untuk pergi saja. Meminta solusi kepada kakaknya tidak akan membuahkan hasil. Mungkin orang yang akan ia temui adalah seseorang yang tepat.

___

"Pandu mana, sih, lama banget." Gerutu cewek tersebut.

Tak lama, mobil Pandu berhenti tepat di depan cewek itu.
Tanpa pikir panjang, cewek itu masuk dengan wajah masam namun tetap sangat imut.

"Lama banget, sih, gue udah lama nungguin."

"Maaf, Qin, tadi ada peperangan sedikit."

Qiana hanya menghela napasnya. Wajahnya sudah kembali normal.

Iya, hari ini mereka akan memberikan kejutan untuk Zeline. Meski mereka tidak tahu apa yang disukai cewek jutek itu, tapi semua orang pasti suka kejutan.

"Qin, kira-kira Zeline bakalan suka nggak? Apa gue cari tau tentang Sagara aja, pasti dia bahagia banget."

"Bego! Lo sadar nggak, sih, lo itu udah nyakitin diri lo sendiri. Wajar aja kakak lo bilang kalau lo itu bego!"

Pandu meringis mendengar ucapan Qiana.

"Selagi Zeline bahagia gue juga bakal bahagia, Qin."

Qiana memukul kepala Pandu.

"Semakin lo nyakitin diri, Zeline bakalan pergi ninggalin lo. Zeline itu mulai suka sama lo, ya, meskipun seujung kuku. Tapi, kan, itu sebuah progres yang baik."

Akankah Kita? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang