6

1.2K 112 4
                                    

Erwin POV

"Diam sebentar ya, papa potong kukunya"

Merawat bayi memang sedikit merepotkan.

Dan menguras tenaga.

Tapi--

"Mmumu"

Imut sekali anak papa ini!

Mata dan rambutnya dariku sedangkan wajahnya dari mamanya.

"Nah sudah!"

"Kyahaha!"

Ah~ manisnya~

"Hei, my little princess"

"Amumu umu"

Lucunya~

"Hei, papa baru sudah jam berapa ini?"

Oh, astaga! Aku lupa ada jadwal mengajar!

"Ah, tapi aku tidak mau pisah dengan my little princess. Mau ikut papa kerja?"

"Erwin..."

Marah? Apa [Name] marah?

"Aku tahu, perasaanmu Erwin. Oh, putri kecil kita terlalu imut"

"Auuu"

Author POV

"Papa, berangkat ya"

Berat hati meninggalkan si kecil.

Maklum yes papa baru :'v

"Hati-hati di jalan papa"

Usia anak mereka baru 3 bulan.

Mata biru dan rambut blonde persis seperti ayahnya.

Wajah oriental mirip ibunya.

Blasteran :v

"Nah, ikut mama belanja yuk"

"Umu"

"Ah, mecha kawaii! Mama gemas sama kamu!/(≧ x ≦)\"

Ibunya sendiri gemas :v

Bapaknya juga :v//erwin: hahahaci!

Keluarga Smith kini lengkap.

Dengan kehadiran malaikat kecil di rumahnya.

"Yo, cegan!"

"Daiki berhenti panggil aku begitu"

Gelak tawa keluar dari pria berkulit tan tersebut.

"Au!"

"Hah? Oh, Sachi-chan ohayou~"

"Ara, sekarang kau paman Daiki. Sachi, beri salam pada paman Daiki"

"Umu!"

Kawaii!, jiwa Daiki menjerit :v

Reader POV

Belanja sudah, capeknya.

"Tadaima"

"Okaeri, honey"

Eh?

"Pulang cepat?"

Erwin, membantuku meletakkan belanjaan ke dapur.

Aku sangat terbantu.

"Yah, semua kegiatan perkuliahan selesai jam segini karena ada acara besok"

Ah, aku lupa!

Cup.

"Biar aku yang masak ya", Erwin setelah mengecup dahiku dia memakai celemek.

"Aku saja, kamu pasti capek"

"Tidak apa, sayang", dia mencium bibirku singkat. "Kamu duduk saja di sofa, Sachi lapar tuh"

"Eh?"

Aku menunduk melihat Sachi yang mengemut bajuku dan menepuk dadaku.

"Nyaya! Umu!"

"Ah! Sebentar ya nak, mama lepas gendongannya"

"Umuuu!"

"Iya, sebentar ya"

Aku mendengar suara Erwin terkekeh.

Hah~

Memang berat jadi ibu muda.

Tapi lama keelamaan, kalau melihat anakku rasanya hati ini tentram.

Apalagi waktu senyum.

Aku duduk di sofa ruang tengah, membuka gendongan dan sedikit bajuku.

"Kya!"

Aku masih belum terbiasa waktu menyusui (T▽T)

Karena Sachi langsung menempel dan  menghisapnya begitu saja.

"Hihi, lama kelamaan nanti terbiasa kok [Name]"

"I-iya, Sachi kelaparan ya"

Aku juga menggunakan alat untuk menyimpan ASI.

Sachi, terima kasih sudah hadir di keluarga kami.

Oh, aku hampir menangis.

Jadi begini ya rasanya jadi ibu?

Tapi, ini masih awal.

"[Name]"

Aku agak terkejut lengan Erwin memelukku dari belakang.

"Ada apa, Erwin?"

Aku membenarkan bajuku, Sachi tertidur begitu selesai.

Tangan besar Erwin mengusap kepala Sachi.

Lembut dan penuh kasih sayang.

"Terima kasih, sudah hadir di kehidupan kami Sachi. Terima kasih sudah melahirkannya, [Name]"

Kecupan ringan aku rasakan di puncak kepalaku.

"Terima kasih sudah mau menerimaku menjadi istrimu dan ibu bagi anakmu, Erwin"

Aku memberinya kecupan di pipi.

Dia tersenyum.

Senyumnya yang hangat dan membuatku berdebar.

"Ngomong-ngomong, kok bau gosong ya?"

"Astaga! Ikannya gosong!"

Daily Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang