Erwin POV
Usia 4 tahun pernikahan kami.
Sachi sekarang umur 1 tahun.
Sudah bisa jalan dan lari sana-sini.
Meski lucu cara jalannya.
Dan itu hadiah yang membuatku senang.
Juga kejutan lainnya.
"Kamu hamil lagi?"
"Hehe, iya nih buktinya"
Kehadiran anak kedua kami.
Pantas saja akhir-akhir ini dia mual dan muntah terus.
Sampai tidak nafsu makan.
"Mama, aku mau unya adik?"
Bicara Sachi lucu sekali.
"Iya sayang, kamu akan jadi kakak"
"Acik!"
Oh, astaga aku terlalu senang sekarang.
"Erwin, kenapankamu geme--wuah!"
Aku mengangkat tubuhnya tinggi dan mencium perutnya yang masih rata.
"Hei, my little baby"
"Erwin turunin geli, dilihat tetangga malu ih"
"Sachi mau ndong!"
Aku terlalu bahagia.
Tidak apa kalau yang lain lihat.
"Erwin! Turunin dilihat orang lewat!"
"Biarin, aku nggak peduli"
"Papa ndong!"
"Sini papa gendong"
"Wuah! Inggi!"
Reader POV
Malunya astaga!
Aku memberitahunya di saat yang kurang tepat ya?
Malu dilihat tetangga dan oreng lewat/(≧ x ≦)\
Sachi akan jadi kakak.
Waktu cepat sekali berlalu ya.
Aku tidak menyangka akan jadi ibu 3 anak.
Ibu muda lagi.
Sering bikin Erwin cemburu kalau aku didekati cowok lain.
Tampang garangnya itu lho lucu sekali.
"Ah, iya aku lupa nanti ada reuni"
"Jam berapa?"
"Sore sih jam 4"
Reuni SMA.
"Sachi ikut!"
Aku mau saja ajak mereka tapi gimana ya?
Aku takut kalau Sachi jadi tidak nyaman.
"Aku temani ya, toh libur juga"
"Turunin aku, please aku malu"
"Oh, ok"
Hah~( ̄~ ̄;)
Dasar dia ini.
Aku malu sekali.
"Kamu juga sayang, my little princess?"
"No, papa"
Ukh, keimutan anak kami bertambah!
Rambutnya ikal bergelombang.
"Tokyo tower!"
"Kyahaha!"