Erwin POV
Berat rasanya meninggalkan anak dan istri.
Aku jadi tahu perasaan ayah sekarang :'
"Sachi, jaga mama ya nak"
"Uhn! Papa pulang bawa oleh-oleh ya!"
Astaga mirip ibunya sekali dia.
Papa ke sana buat tugas nak bukan liburan (T▽T)
Kalau liburan kita ke sana sekeluarga.
"Sudah tidak ada yang tertinggal?"
"Tidak, sudah semua"
Jangan tersenyum seperti itu sayang, aku jadi tidak tega meninggalkanmu.
"You okay without me?"
"If i say yes...i'm the bad liar you know"
Aku memeluk keduanya.
Mencium pipi keduanya yang akan aku rindukan.
"Hubungi aku setiap hari"
"Pasti"
Sudah saatnya aku pergi.
Sachi POV
Papa telbang ke Hokaido.
Padahal aku kan mau ikut!
Tapi papa suluh aku jaga mama.
Jaga adik juga.
Sachi pasti bisa!
Nanti papa bawain cemilan banyak!
"Mama! Mama! Hokaido jauh ya?"
"Jauh sekali, makanya papa terbang naik pesawat"
Jauh ya?
Masa sih!? Di buku Sachi kok deket!?
Yang buat bohong ih!
"Mama?"
"Ya? Sachi lapar kan? Mau makan apa?"
Mama kok murung?
Nanti adik ikut sedih.
"Hoi, [Name]!"
"Paman kuda!"
"Sachi! Jangan lari-lari nak!"
Sachi sama mama diantar paman Almin dan paman kuda naik brom! Brom!
"Paman, ndong!", aku sayang paman Almin!
"[Name], daijoubu?"
Mata mama nggak kayak biasanya.
"Yeah, meski aku tidak baik-baik saja tanpanya"
"Oh, come on! Young mom, he will be okay!"
Reader POV
Yeah, Jean...i hope.
Aku harap dia baik-baik saja.
Entah kenapa perasaanku tidak enak sama sekali.
Aku ingin mencegahnya pergintapi mau bagaimana lagi.
Sachi pasti tahu yang kurasakan.
Aku tidak pandai menyembunyikan perasaan yang aku rasakan sejak dengan Erwin.
Aku memberinya jimat keberuntungan.
"Nenek!"
Aku pulang ke rumah orang tuaku untuk sementara.
"Cucu nenek sudah besar"
"Ibu, biar aku saja yang bawa"
"Tidak, kamu lagi hamil tua sayang biar ibu saja. Ayahmu lagi luar kota katanya pulang besok"
