Berbagai kejadian kehidupan terjafi di keluarga ini selama 10 tahun.
Kehilangan sosok ayah dari suami.
Anak-anak mereka yang tumbuh dan berkembang.
Erwin Smith yang kini hanya memiliki satu tangan mendapat tangan palsu dari sahabatnya.
Karir [Name] Smith yang semakin naik setelah membuat novel tentang kehidupannya.
Didokumentasikan lewat sebuah film.
Kini anak-anak mereka tumbuh menjadi seorang remaja.
"Gohan deki ta yo!"
"Nee-chan matte!"
"Nii-chan, osoi"
"Kalian berdua jangan ribut pagi-pagi"
Keluarga kecil harmonis.
Sang ayah membagi kisahnya dengan mahasiswa yang ia ajar.
Membuat orang lain yang mendengar ceritanya menitikkan air mata.
"Papa, aku boleh ke kampus papa?"
"Tidak boleh, Kei"
"Kenapa, pa?"
"Kamu mau ketemu siapa? Masih kecil kamu"
"Aku sudah SMA!"
"Dih, bocil"
"Diam kau Kai!"
"Kai, berikan selai kacangnya"
"Nggak mau tuh"
"Kai!"
"Habiskan sarapan kalian nanti terlambat"
Aktivitas rutin yang mereka lakukan bersama.
Suka maupun duka.
Senang maupun sedih.
Mereka lalui dan hadapi semua rintangan.
"Mama, ittekimasu!"
"Itterasshai"
Senyum merekah di wajah sang ibu.
Senyum hangat bagai sinar mentari.
"Oh, astaga mereka cepat sekali besarnya"
"[Name], arigatou"
Lengan kekar yang selalu memeluknya lembut.
Punggung lebar yang selalu melindunginya.
"Untuk apa, Erwin?"
"Atas segalanya, semua yang kita lalui hingga sekarang. Aku bersyukur masih bisa melihat anak kita tumbuh. Aku ingin tua bersamamu, sayang"
"Aku juga, Erwin terima kasih saja tidak cukup. Kamu membuayku berubah menjadinyang sekarang, memberiku setitik harapan, membuatku percaya lagi. Aku mencintaimu, Erwin"
"Me too, honey"
Kecupan lembut yang selalu diberikan.
Kehangatan satu sama lain.
"Bagaimana kalau kita punya anak lagi?"
"Erwin, astaga aku yang capek. Kamu mau punya anak sampai berapa?
"Hahaha, ratusan"
"Kamu pikir aku kucing?"
Suara tawa keduanya terlihat menyilaukan orang yang melihatnya.
Kehidupan bersama orang yang dicinta.
Berawal dari pertemuan dengan kondisi yang berbeda.
Pertemuan tidak terduga.
Apa mungkin akan terjadi lagi?
"Sachi Smith, sudah berapa kali kubilang--"
"The fuck! Berapa kali kubilang juga kalau ini rambut dan mata asliku kuso ouji senpai!"