Reader POV
Sudah 3 tahun pernikahan kami.
Tapi belum dikaruniai anak.
Aku menyelesaikan kuliahku tepat 3 tahun.
Aku tidak percaya, wow.
Dua bulan lebih seminggu sudah setelah aku wisuda.
Dan selama itu pula Erwin jadi agak aneh?
"Babe, makan sosis lagi ya malam ini"
"Lagi? Erwin, lima hari ini kita makan sosis terus dari pagi hingga malam"
Hah~
Manjanya keterlaluan.
Minta aneh-aneh terus bagiku.
"Tidak boleh?"
"Kau tidak bosan apa?"
"Ini yang terakhir deh"
"Hm, ok"
"Kita buat berbeque saja"
Hah~
Baiklah sesekali.
Pernah sekali seharian makan cuma dengan pancake( ̄~ ̄;)
Dia yang buat.
Dan yah...sekarang Erwin agak chubby.
Bayangkan dia menghabiskan 1 ember es krim ukuran besar dalam semalam.
Ukuran untuk orang jualan bisa buat sebulan dia habiskan dalam satu malam saja( ̄~ ̄;)
Terkadang terbangun di tengah malam.
"Ngh...Erwin, mau ke mana?"
"Beli mochi"
"Apa? Tengah malam begini!?"
Yang benar saja( ̄~ ̄;)
Mana ada toko yang buka!
"Besok pagi saja kan bisa"
"Aku maunya sekarang"
Hah~
Dia ini kenapa sih!?
"Minimarket dekat sini masih buka tidak ya?"
"Aku temani ya"
"Tidak perlu, kamu tidur saja"
"Nggak, aku ikut"
"Hm, baiklah"
Semalaman kami mencari toko yang buka( ̄~ ̄;)
Paginya, agak normal kurasa.
"Mandi bareng yuk~"
"Hoam...ok, terserah"
Berendam di bathtub bersama dengan banyak bebek karet kecil.
Dia membantuku keramas dan mengosok punggungku.
Hanya itu.
Aku juga melakukan hal yang sama.
Baru berendam.
Erwin terus memelukku dari belakang sambil mengelus perutku.
Aku tahu dia ingin punya anak secepatnya setelah menikah.
"Belum ada...maaf"
"Kenapa kamu minta maaf?"
"Kau pasti kecewa kan?"
"Aku akan bersabar menunggunya, kalau kamu mau kita bisa adopsi"
"Ngomong-ngomong, aku tidak ingat kalau kita punya bebek karet"