Erwin POV
"Ah, rasanya ingin cepat pulang"
Memeluk istriku dan berbicara dengan my little baby.
Meski baru usia kandungannya 2 bulan lebih 2 minggu.
Di mejaku ada foto [Name] dan foto usg.
"Kau baru saja datang, idiot bucin"
"Levi, kalau kau menikah kau akan tahu rasanya"
"Huh"
Levi kini bukan asdosku lagi tapi dosen yang terkenal killer.
Meski begitu dia populer.
"Smith-sensei"
"Oh, Jean bimbingan skripsi ya"
Jadwal hari ini tidak begitu padat.
Aku memeriksa tumpukan kertas yang diberi Jean.
[Name] lulus duluan dari dia.
"Foto usg? Wah, sensei selamat"
"Terima kasih, ini juga sudah lumayan"
"Hehe, saya terus tertinggal oleh [Name]"
"Tidak, kau sudah lumayan"
Daripada saat awal dia buat skripsi.
"Selamat ya, tinggal sidang saja"
"Eh!? Arigatou gozaimasu!"
"Kau sudah bekerja keras, terima kasih juga sudah mau berteman dengan istri saya meski dia sudah lulus duluan"
"Itu tentu saja, sensei! Meski iri juga dia lulus duluan"
Mereka bersahabat meski lulusnya lebih dulu [Name].
Drrt.
Panjang umur [Name] menelpon.
"Yes, honey?"
"Erwin, pulang nanti belikan taiyaki dong. Lagi ingin makan taiyaki"
"Kamu yang mau atau little baby?"
"Keduanya, hahaha. Taiyaki es krim ya, es krim matcha lalu taiyakinya brownies"
Ngidamnya jadi berpindah dariku ke dia.
Bahkan, [Name] membantuku berdiet.
Dia lebih galak dari yang kuduga.
"Bagaimana kalau nanti aku ikut kamu latihan dengan Levi?"
"Boleh, cuma menonton okay?"
"Eh?! Nggak mau! Aku maunya ikut latihan ╥﹏╥"
Aku khawatir dengan little baby kita, sayang.
"Kamu kan tidak boleh capek-capek"
"Tapi, bayinya kuat lho! Sebelum aku tahu sempat kena tebas Levi!"
"Apa katamu tadi?"
"Ke-keceplosan! Nggak itu, nggak sengaja!"
"Levi!"
"Tidak sengaja, gerakannya kurang reflek"
"Tapi setidaknya bersikap lembutlah sedikit!"
"Cih, aku kan tidak tahu kalau [Name] hamil! Dia sendiri di awal bilang, perlakukan dia seperti yang lain!"
What the heck!?
[Name], aku tahu kamu suka beladiri tapi tolong kamu itu perempuan.
"Hanya menonton, mengerti? Kalau kamu tidak mau, tidak ada taiyaki es krim"
