Zehn : Oh Sehun

730 105 4
                                    

Hari ini aku sangat merasa kelelahan karena masalah tadi malam. Aku dan abeoji sudah tak akur sejak lama. Tadi malam aku melihatnya sedang bersama seorang wanita, aku benar-benar mengacaukan acaranya dengan wanita tersebut dan membuat diriku dan abeoji semakin tak akur. Aku tahu alasan eomma tak tahan dengannya. Abeoji hanya peduli dan tergila-gila pada dirinya sendiri dan segala sesuatu yang menguntungkan dirinya. Sebenarnya tadi malam aku tak bisa tidur, jadi bisa dianggap aku belum tidur.

Sesampainya di depan kelas, aku melihat YoonA dan Sunbae. Aku rasa YoonA benar-benar sudah kencan dengannya dan aku tak peduli itu. Aku hanya kesal pada diriku sendiri, karena aku bingung. Aku merasa tak suka melihat seseorang yang mulai kupercaya dekat dengan seorang laki-laki yang menurutku tidak baik. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini dan perasaan ini membuatku bingung.

Seharian ini aku malas berbicara toh aku tak pernah banyak bicara. Aku tak peduli jika mereka yang menganggapku teman merasa ada yang aneh di diriku.

_ _ _

Diskusi pun selesai. Buku-buku dan kertas-kertas yang berserakan di atas meja langsung aku masukkan ke dalam tasku. Setelah ku pastikan semua barangku masuk ke dalam tasku, aku meninggalkan mereka teman kelompokku.
Langkah kakiku tiba-tiba berhenti karena teriakkan seorang gadis. Im YoonA. Dia berteriak memanggil namaku.
Saat YoonA sampai di depanku, dia tiba-tiba menanya apa aku baik-baik saja. Aku tak tahu kenapa dia bertanya seperti itu, karena menurutku aku bersikap seperti biasa. Belum selesai berbicara, YoonA sudah dicari oleh kekasih barunya.
Sunbae menyapaku dan aku hanya membalas dengan anggukan. Aku tahu YoonA akan segera meninggalkanku.

Aku terus berjalan sampai halte bus. Aku pun duduk di halte bus. Beberapa bus sudah berhenti di depanku, tetapi aku tetap duduk karena aku hanya duduk saja. Aku merasakan ponselku bergetar, saat kulihat ternyata YoonA. YoonA mengirim pesan dan bertanya kenapa aku terlihat berbeda hari ini.

Ternyata dia bisa peka.

Aku pun membalas pesannya dan mengetik bahwa aku baik-baik saja. Saat aku memandangi layar ponselku, seseorang mengejutkanku.

"Sehun-ah!"

Minho. Dia tiba-tiba saja sudah berada di sampingku.

"Oh? Minho?", ucapku.

Aku sangat tak menyangka kalau aku akan bertemu Minho.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kau mau kemana?", tanyanya.

"Hanya duduk. Tidak kemana mana", balasku.

Minho terlihat sedang dalam mood yang tidak baik. Dia meminta tolong padaku untuk menemaninya makan. Aku menerimanya, karena aku malas jika harus berlama-lama di rumah. Sebenarnya aku tak pernah ke cafe dengan teman. Biasanya aku melakukan hal seperti ini hanya dengan diriku sendiri.

_ _ _

"Aku akan melampiaskan amarahku pada makanan", ucapnya.

Sepertinya dia sedang kesal pada seseorang.

"Kau kenapa?", tanyaku.

Aku merasa diriku sedikit berubah saat bertemu mereka, YoonA, Yuri, Krystal, dan Minho. Aku tak pernah peduli pada siapapun. Maka dari itu, aku sering merasakan hal-hal baru yang ku rasa hal-hal tersebut membuat diriku bingung.

"Kau tahu kalau YoonA dan DongHae Sunbae sudah berkecan?"

"Begitulah", jawabku singkat.

Ternyata Minho kesal karena YoonA dan Sunbae berkencan. Menurutku, Minho lebih cocok menjadi sahabat YoonA karena mereka memang terlihat cocok saat menjadi sahabat. Aku tak bisa membayangkan bagaimana kalau mereka menjadi pasangan.

Astaga, apa aku baru saja memikirkan masalah orang lain. Aku ini kenapa.

Aku tersadar kalau aku sudah jauh mencampuri masalah orang lain.

"Sebenarnya aku senang aku tak menjadi pacar YoonA karena benar saja mungkin aku akan putus dengannya dan hubunganku akan tak baik", ucapnya tersadar.

"Kau benar", aku membenarkan.

Kami pun berbincang-bincang santai. Tak lama kemudian kami dikejutkan oleh seseorang. Im YoonA. YoonA menyapa kami dan kami masih tidak percaya kalau kami akan bertemu dengannya.

"YoonA?", kaget Minho.

"Tumben sekali kalian hanya berdua", ucap YoonA.

"Kami tidak sengaja bertemu", jelas Minho.

Aku masih diam.

"Gabung yuk"

YoonA mengajak kami untuk bergabung dengan seseorang. Kami tidak tahu kalau YoonA datang ke sini bersama seseorang.

"Kau bersama Sunbae?", tanya Minho lagi.

"Tidak. Aku dengan oppaku"

Minho terlihat bersyukur karena dia tidak perlu melihat YoonA dengan sunbae bersama.

"Ah~"

Kami pun akhirnya bergabung dengan YoonA dan oppanya.

"Oppa, ini Sehun", YoonA memperkenalkanku pada oppanya.

"Annyeonghaseyo", sapaku.

Minho dan oppanya YoonA terlihat sudah akrab, mungkin karena Minho adalah teman dekat YoonA.
Aku berbicara hanya saat diberi pertanyaan. Selama duduk dengan mereka, aku tak banyak berbicara.

_ _ _

"Oh Sehun!", bentak abeoji padaku. Aku tak menjawab bentakkannya karena aku malas berdebat dengannya.

"Ya! Apa kau bisa pulang tepat waktu dan belajar dengan serius!? Tak perlu pergi melantur kemana-mana"

"Kau tidak mengenalku. Urusi saja urusanmu dengan wanita-wanitamu!", ucapku.

"Apa kau bilang!? Kau berani melawanku!? Selama di Jerman dan setelah pindah ke Korea kau sangat berbeda!"

"Aku muak dengan semua ini. Kau tahu? Aku diam selama di Jerman karena kupikir kau bisa berubah, ternyata... kau tak pernah bisa"

"Tak mau tahu, kau harus bisa sukses sepertiku!"

"Aku anggap kau sukses jika kau bisa mengenalku!"

Aku langsung masuk ke kamarku. Aku tak suka kalau harus terus berdebat dengan abeoji. Aku ingin memiliki hubungan keluarga yang baik-baik saja. Di saat seperti ini kadang aku merindukan eomma. Seharusnya dia sedang memelukku saat ini.





Votenya please! Thanks:)


New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang